BANDUNGMU.COM, Bandung — Siapakah Fifit Nurmalasari, sang qariah pada Milad Muhammadiyah ke-113 yang raih beasiswa S2 dari gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi?
Pada resepsi Milad Muhammadiyah ke-113, 18 November 2025, mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UM Bandung tersebut didaulat menjadi pembaca Al-Quran (qariah).
Para tamu penting dalam perhelatan akbar nasional itu hadir, yakni menteri, wakil menteri, lembaga negara, duta besar, Kapolri, tokoh agama, dan pimpinan ormas Islam.
Tak hanya itu, karena Milad Muhammadiyah ke-133 berpusat di Kota Bandung, tepatnya di UM Bandung, maka Wali Kota dan Gubernur Jawa Barat pun turut hadir.
Kang Dedi Mulyadi beri beasiswa
Nah, di sela-sela sambutan, Kang Dedi Mulyadi ingin sekali memberikan apresiasi berupa beasiswa kepada warga persyarikatan pada resepsi milad tersebut.
Dengan gayanya yang spontan, Sang Gubernur yang kontennya sering viral itu pun menyebutkan mereka yang mendapatkan beasiswa.
Salah satunya, yakni kepada sang qariah Fifit Nurmalasari. “Kepada pembaca Al-Quran, saya berikan beasiswa hingga S2,” begitu kata KDM, sapaan akrab Gubernur Jawa Barat dua hari lalu.
Untuk mengetahui lebih jauh sosok Fifit Nurmalasari, tim redaksi bandungmu.com mewawancarainya, di tengah-tengah kesibukannya mempersiapkan Ujian Tengah Semester (UTS) minggu depan.
Sejak kapan mulai tertarik membaca Al-Quran secara tartil/tilawah?
Tertarik membaca Al-Quran dengan mujawad atau tilawah itu sejak kecil, tepatnya waktu SD kelas 3.
Apa yang mendorong atau menginspirasi Fifit menjadi seorang qariah?
Ketika membaca Al-Quran itu rasanya tenang dan indah. Qori/ah yang sudah nasional dan internasional itu menjadi inspirasi saya untuk menjadi qariah.
Ketika saya melihat mereka melantunkan ayat suci Al-Quran, rasanya saya ingin menjadi seperti mereka.
Pertama kali mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran dengan tilawah atau mujawad adalah KH Muammar ZA pada saat saya masih kelas 1 SD.
Dari situlah saya tertarik untuk belajar melatih suara.
Siapa yang pertama kali mengajarkan atau membimbing Fifit membaca Al-Quran?
Yang pertama kali mengajarkan tilawah atau membaca Al-Quran adalah uwa saya (kakak mamah).
Seperti apa latihan rutin Fifit untuk menjaga kualitas suara dan bacaan?
Kalau dulu sering latihan dibimbing bersama guru tilawah saya. Sehari latihan 3 kali: setiap bada asar, bada magrib, dan bada subuh. Sekarang, saya latihan sendiri minimal sehari sekali, karena kebetulan saya tinggal di pesantren mahasiswa, tidak ada pembelajaran khusus tilawah. Namun, alhamdulillah, setiap hari saya menyempatkan membaca Al-Quran.
Tantangan apa yang pernah dihadapi selama menjadi qariah?
Kurangnya fasilitas latihan, karena tidak adanya pelatihan di tempat saya tinggal. Selain itu, sering juga merasa minder terhadap orang lain.
Apa perasaan Fifit ketika ditunjuk menjadi qariah di puncak resepsi milad Muhammadiyah ke-113 di UM Bandung?
Saya senang karena dipercayai untuk menjadi pembaca Al-Quran di acara tersebut, tapi saya khawatir pada saat itu saya tampil tidak sempurna. Tapi alhamdulillah Allah memberi kelancaran pada saat saya tampil.
Persiapan apa yang dilakukan sebelum tampil di acara besar tersebut?
Persiapannya sangat singkat. Saya hanya berlatih beberapa kali untuk membacakan ayat tersebut.
Seberapa besar dukungan yang dirasakan dari kampus atau teman-teman?
Alhamdulillah sangat besar, banyak orang-orang yang mendoakan saya.
Bagaimana perasaan Fifit saat Kang Dedi Mulyadi tiba-tiba mengumumkan kamu dapat beasiswa S2?
Alhamdulillah, saya sangat senang karena mendapat perhatian dari Pak Gubernur Jawa Barat dan diberi hadiah beasiswa oleh beliau. Jujur, saya pun tidak menyangka akan mendapatkan hadiah tersebut.
Apakah sebelumnya ada firasat atau sama sekali tidak menyangka?
Firasat akan mendapatkan hadiah tidak ada, tapi sehari sebelum acara saya membayangkan kalau ada Pak Dedi biasanya suka kasih hadiah kalau ada acara-acara tertentu.
Dengan adanya beasiswa sampai S2, apa rencana atau cita-cita Fifit ke depan?
Dengan adanya beasiswa sampai S2, saya merencanakan untuk mengambil jurusan PIAUD lagi atau psikologi anak. Jika Allah menghendaki, setelah lulus S1 saya mau menikah dulu. Setelah itu insyaallah saya lanjut S2 dengan beasiswa tersebut.
Menurut Fifit, apa makna menjadi qariah bagi anak muda zaman sekarang?
Dakwah. Sekarang zamannya teknologi. Kita bisa berdakwah di mana saja, contohnya melalui media sosial (online). Ketika kita meng-upload video qariah membaca Al-Quran, itu membuat orang yang melihat akan tertarik dengan Al-Quran dan mempelajarinya.
Pesan apa yang ingin Fifit sampaikan kepada mahasiswa lain yang ingin belajar tilawah?
Tetap latihan jika kalian ingin menjadi seorang qari atau qariah. Dekatlah dengan orang-orang yang ahli Al-Quran atau qari, insyaallah kalian akan mendapat keberkahan.
Harapan Fifit untuk pribadi, keluarga, dan UM Bandung?
Harapan saya setelah momen ini, semoga lebih giat lagi dalam belajar, baik dalam mengaji ataupun kuliah. Dan semoga bisa membanggakan orang tua, kampus UM Bandung, dan orang di sekitar saya. Tambah sukses dunia akhirat dan yang lebih utama direndahkan hatinya. Untuk UM Bandung, semoga tambah sukses, banyak mahasiswanya, lebih melesat lagi, dan selalu diberi keberkahan.*
Biodata diri
Nama: Fifit Nurmalasari
Tempat tanggal lahir: Tasikmalaya, 11 Februari 2025
Prodi: Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UM Bandung
Semester: 3
Cita-cita: Guru
SD: SDN Parakankawung, Tasikmalaya
SMP/MTS: Sabilul Huda, Tasikmalaya
SMA/MA: Sabilul Huda, Tasikmalaya
Makanan favorit: Yang pedas-pedas, misalnya seblak
Minuman kesukaan: Jus alpukat
Tempat tinggal: Ponpes pesantren Salafiyah ArRaaid.
Prestasi
Juara 1 Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kota Bandung 2024
Juara 2 Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kota Bandung 2025
Juara 2 Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ) 1 juz tingkat Kabupaten Tasikmalaya
Juara 1 Musabaqah Syarhil Quran (MSQ) tingkat Kabupaten Tasikmalaya
Juara 3 Musabaqah Syarhil Quran (MSQ) tingkat Provinsi Jawa Barat
Juara 1 dan 2 Musabaqah Syarhil Quran (MSQ) tingkat Kabupaten Bekasi
Juara 1 Musabaqah Syarhil Quran (MSQ) tingkat nasional di Ponorogo
Lolos Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVIII di Kalimantan Selatan 2025**















