BANDUNGMU.COM, Bandung — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir resmi membuka Muktamar ke-14 Nasyiatul Aisyiyah (NA) di Gedong Budaya Sabilulungan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 03 Desember 2022.
Dalam amanatnya, Haedar Nashir menyampaikan bahwa dirinya yakin muktamar NA akan menjadi muktamar yang sesuai dengan tema “Memajukan Perempuan dan Menguatkan Peradaban”.
“Saya percaya bahwa muktamar ini akan mengikuti muktamar induknya di Surakarta. Yakni muktamar yang bermarwah, uswah hasanah, dan berkemajuan. Itu adalah cermin dari Muhammadiyah, Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, dan seluruh keluarga besar persyarikatan, yang insyaallah juga tentu akan menjadi contoh bagi bangsa Indonesia, dan tentu nanti semangatnya yang harus ditingkatkan,” tuturnya.
Semangat kepemimpinan yang dihasilkan maupun yang sudah bangun di persyarikatan, kata Haedar, merupakan semangat yang menghadirkan nilai-nilai Islam untuk pengkhidmatan.
Pengkhidmatan itu, ungkap Haedar, memadukan antara nilai-nilai agama yang membawa peradaban bangsa dan juga agama yang membangun peradaaban itu sendiri.
“Kita itu harus menjadi role model dari kepemimpinan yang memadukan agama yang mencerahkan dan memajukan kehidupan. Agama yang memajukan perempuan dan menguatkan peradaban,” katanya.
Pesan dalam tema muktamar sejatinya menjadi komitmen bersama, yakni menguatkan perempuan, memajukan perempuan, dan menguatkan peradaban, tidak lain, menurut Haedar, untuk menghadirkan gerakan perempuan memajukkan umat, memajukkan bangsa, dan memajukan semesta.
Dakwah milenial
Haedar juga menyinggung soal dakwah kekinian di kalangan milenial. Haedar menuturkan bahwa dakwah NA harus kompatibel dengan generasi milenial.
Hal ini perlu menjadi pemikiran yang mendalam di Muktamar NA, yakni bagaimana menggarap generasi milenial untuk menjadi bagian dari Islam Indonesia.
“Dasar nilainya jelas yakni agama, Pancasila sebagai dasar negara, dan kebudayan luhur bangsa yang hidup di setiap daerah. Saya yakin dengan tiga nilai dasar itu, Indonesia bisa membangun peradaban dunia,” tandasnya.
“Karena seluruh perangkat peradaban kita miliki. Kita hanya tinggal how to manage it, bagaimana mengatur negara ini, agar menuju pada peradaban. Di situlah seluruh komponen persyarikatan hadir memajukan Indonesia termasuk perempuan Indonesia,” tegas Haedar.
Muktamar ini juga dihadiri para pejabat dan tokoh. Di antaranya Ketua Umum PP Aisyiyah, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ketua PWM Jabar, Kapolda Jabar, Bupati Bandung, Menteri Agama, Kemenag Wilayah Jabar, para ketua Ortom Muhammadiyah, dan tamu undangan lainnya.***(FA/MPAF)