BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Mufti Negeri Perlis Malaysia Dato MAZA beserta rombongan terpukau dengan Muhammadiyah saat mengunjungi kantor Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah pada Senin (25/09/2023).
Salah satu hal yang paling mencengangkan adalah kemampuan Muhammadiyah dalam mengelola tidak kurang dari 172 perguruan tinggi dengan tata kelola administrasi yang sangat teratur.
Menurut penjelasan dari Wakil Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Mohammad Adam Jerussalem, dari 172 perguruan tinggi tersebut, tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, bahkan satu di negeri tetangga, Malaysia.
Organisasi ini menjalankan misi mulia untuk mencerdaskan bangsa melalui pendidikan tinggi yang berkualitas.
Prestasi impresif lainnya adalah jumlah dosen yang mencapai sekitar 20 ribu orang. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi aktif dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Ini membuktikan komitmen Muhammadiyah dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Perguruan tinggi Muhammadiyah juga mencatatkan prestasi luar biasa dalam hal jumlah mahasiswa aktif yang mencapai angka 650 ribu dengan beragam latar belakang budaya dan agama, termasuk Kristen, Jawa, Sunda, Madura, Melayu, dan banyak lainnya.
Ini juga mencerminkan inklusivitas yang tinggi dalam pendekatan pendidikan yang diterapkan oleh Muhammadiyah.
Salah satu aspek yang membedakan perguruan tinggi Muhammadiyah dari yang lain adalah keberadaan mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa. Bahkan, tersedia mata kuliah AIK khusus bagi mahasiswa non muslim.
Ini adalah upaya Muhammadiyah untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan di kalangan mahasiswa yang merupakan salah satu ciri khas dari pendidikan tinggi yang diselenggarakan Persyarikatan.
“Di Universitas Muhammadiyah Kupang, misalnya, hampir semua mahasiswanya itu berlatar belakang Kristen. Oleh karena itu, kita fasilitasi dengan adanya AIK khusus non muslim. AIK ini merupakan salah satu Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah selain mengajar, pengabdian, dan penelitian,” terang Adam kepada tamu dari Negeri Perlis Malaysia.***