Oleh: Agung Tirta Wibawa*
BANDUNGMU.COM – Pada era digital ini, mahasiswa menghadapi peluang emas untuk menggali ilmu dan mengembangkan diri sebaik mungkin. Akses mudah ke berbagai sumber informasi telah mengubah cara belajar, akan membuka pintu bagi pengetahuan tanpa batas dan memungkinkan kita untuk mencapai potensi terbaik.
Dulu, para mahasiswa harus bergantung pada buku-buku di perpustakaan, sering kali terbatas oleh jumlah dan jenis sumber yang tersedia. Akses jurnal ilmiah dan sumber referensi lainnya pun masih sangat terbatas dan hanya diakses kalangan akademis tertentu.
Kini, dengan hanya beberapa klik di platform mesin pencarian, mereka dapat mengakses ribuan jurnal, buku, artikel, dan video pembelajaran dari berbagai belahan dunia. Bukan hanya sajian sumber secara utuh, berbagai ringkasannya pun banyak bertebaran.
Hal ini tidak hanya memperkaya pemahaman mahasiswa tentang subjek tertentu. Namun, juga akan memberi mereka wawasan yang lebih luas dari perspektif global. Apa pasal? Sumber informasi dan ilmunya sangat tidak terbatas. Melimpah ruah dan mudah diakses.
Ragam manfaat
Pertama, akses ke berbagai sumber informasi memungkinkan mahasiswa untuk belajar secara mandiri, di mana pun dan kapan pun. Dengan platform pembelajaran online seperti Youtube, Instagram, Facebook, TikTok, atau situs resmi tentang pemabahasan ilmu tertentu, mahasiswa dapat mengambil “kursus” dari universitas terkemuka dunia tanpa meninggalkan rumah.
Seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa Anda gunakan untuk mengubah dunia.” Dengan banyaknya sumber informasi yang tersedia, mahasiswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengubah dunia mereka sendiri dan orang lain.
Kedua, kemudahan akses ini mendorong kolaborasi dan berbagi pengetahuan. Media sosial, forum diskusi, dan grup belajar online memungkinkan mahasiswa untuk berinteraksi dengan rekan-rekan dari seluruh dunia. Tidak ada sekat-sekat lagi.
Mereka dapat bertukar pikiran, mendiskusikan topik yang kompleks, dan saling memberi dukungan dalam belajar. Mahasiswa pada era digita ini, punya kesempatan yang sangat luas dan tidak terbatas untuk saling berinteraksi dengan pelajar mana pun.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Albert Einstein bahwa belajar dari kemarin, hidup untuk hari ini, berharap untuk besok, dan hal yang terpenting adalah tidak berhenti bertanya.
Kolaborasi global ini memperkaya proses belajar mahasiswa dan mendorong inovasi yang sangat baik dan banyak mengandung manfaat. Bahkan, mahasiswa saat ini tidak hanya sebagai konsumen dan pengguna informasi, tetapi bisa menjadi produses informasi. Misalnya, dengan membuat ringkasan-ringkasan informasi penting melalui video pendek.
Steve Jobs pernah berkata, “Tetaplah lapar, tetaplah bodoh.” Kata-kata ini mengingatkan kita untuk selalu haus akan pengetahuan dan terbuka terhadap hal-hal baru. Tidak terbatas hanya belajar dan berdiskusi di dalam ruang perkuliahan yang kadang-kadang sangat membosankan. Bahkan, banyak generasi z yang bosan berlama-lama di ruang seperti itu.
Tetap kritis
Pada era digital ini, di mana informasi berlimpah, semangat untuk terus belajar dan mengeksplorasi menjadi sangat penting. Oleh karena itu, tidak ada alasan tidak semangat belajar karena kekurangan bahan ilmu yang kita butuhkan.
Ada pepatah mengatakan bahwa siapa pun yang berhenti belajar, ia sudah tua, apakah dia berusia dua puluh atau delapan puluh. Siapa pun yang terus belajar, ia tetap muda. Artinya, dengan banyaknya sumber daya yang tersedia, mahasiswa memiliki kesempatan untuk tetap muda secara intelektual, terus berkembang, dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Namun, dengan segala kemudahan ini, ada tantangan yang perlu dihadapi. Informasi yang berlimpah bisa menjadi pedang bermata dua, yakni menyebabkan kebingungan dan informasi yang salah (hoaks) jika tidak dikelola dengan baik. Untuk mengatasinya, mahasiswa harus belajar keterampilan berpikir kritis dan kemampuan untuk memverifikasi sumber informasi.
Bertanya kepada dosen atau ahli secara langsung di kampus, misalnya, juga bagus karena akan menjadi klarifikator. Dosen merupakan pihak yang sangat relevan sebagai tempat bertanya dan sumber penjelasan mengenai satu ilmu.
Jadi, meskipun informasi dan ilmu sangat melimpah di dunia maya, bertanya kepada dosen tetap penting agar mahasiswa punya ragam sudut pandang dan perspektif kritis.
Esensinya, era digital menawarkan kemudahan belajar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan sumber daya yang tidak terbatas dan akses mudah ke informasi, mahasiswa dapat mengembangkan diri mereka secara lebih holistik dan dinamis.
Mereka harus memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin, sambil tetap waspada terhadap tantangan yang ada. Dengan semangat yang tak pernah padam untuk belajar dan berinovasi, mahasiswa dapat meraih kesuksesan dan memberikan kontribusi berarti bagi dunia.
*Dosen UM Bandung dan Ketua MPI Kota Bandung