UMBandung
Islampedia

Kenapa Allah SWT Menurunkan Al-Quran Secara Bertahap? Ini Tujuh Alasannya

×

Kenapa Allah SWT Menurunkan Al-Quran Secara Bertahap? Ini Tujuh Alasannya

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi (Istockphoto)

BANDUNGMU.COM — Turunnya kitab suci Al-Quran dihitung berdasarkan masa hidup Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW menerima wahyu pada usia 40 tahun dan meninggal pada usia 63 tahun. Dalam periode 23 tahun inilah, umat manusia diberkati dengan wahyu Al-Quran dari Allah SWT.

Namun, mengapa Al-Quran diturunkan secara bertahap dan tidak sekaligus? Pertanyaan ini juga diajukan oleh para penentang dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Al-Quran diturunkan secara bertahap:

Respons terhadap Situasi Tertentu

Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya menghadapi berbagai kesulitan dan ketidakpastian dalam perjuangan dakwah Islam. Dari penganiayaan di Makkah hingga pendirian komunitas muslim di Madinah, mereka menghadapi berbagai masalah agama, sosial, politik, ekonomi, dan militer. Bimbingan Ilahi diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah khusus yang dihadapi umat Islam awal.

Jawaban atas Pertanyaan dan Keraguan

Ketika Nabi Muhammad SAW berdakwah, banyak orang yang mengajukan berbagai pertanyaan, argumen, dan tantangan yang perlu dijawab. Orang-orang terpelajar bertanya tentang peristiwa sejarah dan tokoh-tokoh yang tidak mungkin diketahui olehnya. Bimbingan Ilahi diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Al-Quran menyatakan, “Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik.” (QS Al-Furqan: 33).

Baca Juga:  Langkah Strategis Muhammadiyah dalam Penyelesaian Tafsir Al-Quran

Bertahap dalam Menegakkan Hukum Allah SWT

Beberapa prinsip dan hukum yang diturunkan Allah SWT dilaksanakan secara bertahap untuk memudahkan masyarakat. Sebagai contoh, alkohol yang sangat populer di masyarakat Arab pra-Islam dilarang dalam tiga tahap untuk membantu masyarakat menerimanya. Ayat pertama melarang salat dalam keadaan mabuk (QS Al-Nisa: 43), ayat kedua menunjuk pada bahaya minuman keras (QS Al-Baqarah: 219), dan ayat ketiga melarang minuman beralkohol sepenuhnya (QS Al-Ma’idah: 90).

Menguatkan Mental Rasulullah SAW

Jeda antar wahyu yang turun memastikan bahwa Nabi Muhammad SAW dan para sahabat siap menerima, menyebarkan, dan bertindak berdasarkan setiap rangkaian ayat. Turunnya Al-Quran secara bertahap juga memperkuat tekad Nabi untuk menghadapi segala kesulitan. Al-Quran menyebutkan, “Dan orang-orang kafir berkata, ‘Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?’ Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan, dan benar).” (QS. Al Furqan: 32).

Baca Juga:  Seputar Boleh atau Tidaknya Mengucapkan Selamat Natal kepada Umat Kristen

Memperkuat Pesan Al-Quran

Pesan yang diperkuat selama bertahun-tahun melalui pengingat yang terus-menerus kemungkinan besar akan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan pesan yang disampaikan satu kali saja. Turunnya Al-Quran dalam porsi tertentu menghidupkan kembali keimanan umat Islam awal yang menghadapi tekanan besar dari masyarakat untuk kembali ke jalan musyrik. Perintah yang diulang-ulang dalam Al-Quran untuk tidak mempersekutukan Allah SWT memungkinkan umat Islam untuk lebih kuat menegakkan tauhid.

Memudahkan Belajar Al-Quran

Turunnya Al-Quran secara bertahap memungkinkan Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya lebih mudah menyampaikannya kepada orang lain. Beberapa umat Islam awal mampu menghafal seluruh Al-Quran, yang sangat membantu pada saat kompilasi resminya dalam bentuk kitab utuh setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Al-Quran menyatakan, “Dan Al-Quran (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap.” (QS Al-Isra: 106).

Baca Juga:  Tiga Benih Penyebab Retaknya Persatuan Umat Menurut Haedar Nashir

Bukti Al-Quran adalah Wahyu Allah

Salah satu bukti Al-Quran adalah meskipun diturunkan dalam kurun waktu 23 tahun, tidak ada inkonsistensi di dalamnya. Jika Al-Qur’an adalah hasil karya manusia, pasti ada kontradiksi dalam isinya. Allah berfirman, “Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Quran? Sekiranya (Al-Quran) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.” (QS Al-Nisa: 82). Keajaiban Al-Quran ini tidak akan terwujud jika diturunkan sekaligus.

___

Sumber: muhammadiyah.or.id

Editor: FA

PMB UM Bandung