Oleh: Dr. Wildan Taufiq, M.Hum, Dosen Bahasa dan Sastra Arab serta Ilmu Al Quran dan Tafsir Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung
BANDUNGMU.COM — Dalam Al Quran banyak ayat yang memiliki redaksi yang mirip satu sama lain.
Khatib Iskafi mengatakan hanya 28 surat yang tidak memiliki kemiripan, atau 25% dari 114 surat dalam Kitab Suci tersebut.
Di antara ayat-ayat yang memiliki kemiripan adalah ayat 71 dan 73 pada surat Al Zumar.
وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًاۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمۡ خَزَنَتُهَآ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ رُسُلٞ مِّنكُمۡ يَتۡلُونَ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِ رَبِّكُمۡ وَيُنذِرُونَكُمۡ لِقَآءَ يَوۡمِكُمۡ هَٰذَاۚ…(الزمر:71)
وَسِيقَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ رَبَّهُمۡ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ زُمَرًاۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمۡ خَزَنَتُهَا سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡ طِبۡتُمۡ فَٱدۡخُلُوهَا خَٰلِدِينَ (الزمر:73)
Pada kedua ayat tersebut terdapat kemiripan dari awal وَسِيقَ hingga أَبۡوَٰبُهَا.
Secara struktur (Nahwu) sama di mana jumlah pada awal ayat jumlah fi’liyyah dengan fi’il mabni majhul dan naib failnya.
Perbedaan implikasi
Yang berbeda dari keduanya hanya naib failnya, yaitu ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ pada ayat 71 dan ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ pada ayat 73.
Perbedaan lainnya adalah tujuan penggiringan kedua kelompok tersebut adalah neraka jahanam bagi kelompok orang kafir dan surga (jannah) bagi kelompok orang yang bertakwa.
Perbedaan lainnya adalah pada ayat 73 ditambah wawu antara جَآءُوهَا dan فُتِحَتۡ yang tidak ada pada ayat 71.
Kendati hanya penambahan huruf wawu, secara struktur (nahwu) hal ini berimplikasi pada perbedaan struktur kalimat (jumlah) antar kedua ayat tersebut.
Jika pada ayat 71 yang tanpa wawu, jumlah فُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا berkedudukan sebagai jumlah jawab atas jumlah syarat إِذَا جَآءُوهَا .
Sedangkan pada ayat 73 yang ditambahkan wawu, jumlah وَفُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا kedudukannya bukanlah menjadi jumlah jawab bagi إِذَا جَآءُوهَا , melainkan menjadi jumlah haliyah, yang jumlah jawabnya dibuang, yaitu سَعِدُوْا (mereka berbahagia).
Struktur nahwu yang berbeda
Kedua struktur nahwu yang berbeda pada kedua ayat itu ternyata berimplikasi pada perbedaan makna antara keduanya.
Pada ayat 71 redaksi إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا maksudnya adalah jika orang-orang kafir digiring ke neraka jahanam, maka pintunya baru dibukakan.
Dengan kata lain, pintu jahanam tidak selalu dibuka, kecuali ada orang yang akan masuk.
Adapun pada ayat 73 redaksi إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا maksudnya jika orang-orang yang bertakwa digiring masuk surga, maka mereka merasa berbahagia.
Lalu mereka masuk ke surga dengan pintu yang sudah terbuka. Atau, dengan perkataan lain pintu surga selalu terbuka kendati tidak ada orang yang akan masuk ke sana.
Jika dimaknai lebih jauh, pada ayat 71 redaksi orang-orang kafir dengan tarkib maushuli ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ (isim maushul+fi’il sebagai shillah maushul) menunjukan orang kafir tersebut masih dalam proses, belum menjelma sebagai orang kafir secara penuh yang biasa diredaksikan dengan bentuk isim fail كافرون.
Hal ini mengindikasikan bahwa masih ada peluang bagi orang-orang kafir di dunia ini untuk berubah menjadi muttaqin (orang-orang yang bertakwa).
Hal tersebut sebagaimana Allah tegaskan bahwa rahmat-Nya maha luas dari pada kemarahan-Nya.
Dan karena itulah pintu surga-Nya selalu terbuka sebagai simbol rahmat-Nya bagi orang-orang yang selalu berusaha bertakwa, baik yang baru bertakwa setelah kafir maupun yang sudah bertakwa dengan terus meningkatkan ketakwaannya.
Wallahu a’lam bishawab. ***