PMB Uhamka
Opini

Menciptakan Generasi Milenial Tangguh dengan Keteladanan

×

Menciptakan Generasi Milenial Tangguh dengan Keteladanan

Sebarkan artikel ini

OLEH: DODI PARTAWIJAYA, M.PD. – Sekbid Kehutanan & Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jabar

BANDUNGMU.COM – Bulan suci Ramadhan adalah bagian dari rukun Islam. Bulan suci Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk-petunjuk ini dan perbedaan (antara yang hak dan yang batil).

Ada korelasi antara bulan Ramadhan dan hakikatnya menjadi pribadi tangguh dalam sebuah khazanah selama berpuasa di bulan suci Ramadhan. Pasalnya, hakikat puasa tak hanya sebatas menahan nafsu.

Puasa yang sah adalah puasa yang diterima. Puasa yang diterima adalah puasa yang maksudnya tercapai. Maksud dari pencapaian puasa adalah dengan berakhlak terbaik, akhlak malaikat, akhlak para nabi, terutama Nabi Muhammad SAW.

Tentunya dalam mencapai ke arah sana pasti ada sebuah perjuangan dan proses yang tidak mudah terutama bagi generasi muda dalam konteks menjadi kawah candradimuka.

Generasi tangguh

Generasi masa kini adalah generasi harapan masa depan yang diharapkan lebih baik dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu, generasi masa kini haruslah menjadi generasi tangguh. Karena di tangan generasi inilah yang dikenal dengan zaman generasi Z bahwa sebuah peradaban dipertaruhkan.

Baca Juga:  Hikmah Al-Quran Turun Secara Berangsur-angsur

Sejatinya semua orang muslim selalu diingatkan oleh Allah agar hendaknya mereka takut manakala melahirkan generasai penerus yang lemah.

Dalam pemaknaan terbalik, maka sebenarnya umat Islam dianjurkan untuk menyiapkan generasi penerus yang tangguh, baik iman dan ketakwaannya, ekonominya, pendidikannya, maupun tangguh secara fisik. Semua itu haruslah berimbang.

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-sanak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS An-Nisa ayat 9).

Secara harfiah, tangguh juga mengandung arti orang yang pantang menyerah, pribadi yang tidak pernah merasa lemah, atas sesuatu yang terjadi pada dirinya. Generasi tangguh itu berarti ia siap menghadapi semuanya dengan berpikir secara positif dan komitmen

Baca Juga:  Semuanya Takdir Allah

Selain itu, tangguh juga berarti kemampuan yang dimiliki seseorang atau sikap untuk berbuat yang terbaik terhadap apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya.

Jadi, generasi tangguh adalah generasi tahan banting. Kalau jatuh, ya bangkit lagi, jatuh bangkit lagi, jatuh bangkit lagi.

Apa yang sudah menjadi tekadnya, sekuat tenaga ia akan meraihnya, dan siap menanggung segala risikonya. Layaknya pepatah, gunung pun akan kudaki, lautan kuseberangi.

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS Ali Imran ayat 159).

Rasulullah telada utama

Lalu, siapakah pemuda yang bisa dijadikan contoh sebagai profil pemuda yang tangguh? Tidak lain: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…” (QS Al-Ahzab ayat 21).

Teladan tersebut adalah Nabi Muhammad SW. Dalam dakwahnya ia sering dihina, dicaci maki, dihalangi, ditolak, diusir, dan sebagainya. Namun beliau tetap tegar dan tetap melanjutkan dakwahnya. Sebab beliau meliki sifat pemuda tangguh sebagaimana disebutkan di atas.

Baca Juga:  Idul Adha, Menebar Kebaikan dan Proses Edukasi pada Generasi

Rasulullah adalah sosok teladan dan panutan umat generasi muda milenial yang sangat cocok menjadi suri teladan yang baik bagi generasi saat ini.

Begitu juga dengan Nabi Ibrahim. Dia jadi tangguh, tahan banting, bukan berarti secara kasatmata pribadi dengak watak yang keras. Namun justru ketangguhan yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim muncul dari kelembutan sikapnya.

Nabi Ibrahim adalah pribadi yang sangat patuh dan taat menjalankan perintah Allah (qânitan lillâhi). Dia mampu mengendalikan hatinya untuk cenderung kepada kebaikan universal (hanîfan).

Sebagai pemuda Islam yang berkemajuan marilah kita sama-sama mewujudkan dan meciptakan generasi muda milenial tangguh dari lingkungan terkecil dahulu.

Tidak bisa mengajak orang lain, minimal timbul dari hati pribadi dahulu untuk kemudian melaksanakan secara pribadi masing-masing.

Dalam ikhtiar menjadi pribadi yang tangguh, tentunya dengan keteladanan-keteladanan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW agar kita senantiasa mendapat petunjuk dan keberkahan.***

PMB Uhamka