PMB Uhamka
Islampedia

Mendalami Zuhud dan Tazkiyatun Nafs di Kajian Rutin Masjid Baitul Qowwam

×

Mendalami Zuhud dan Tazkiyatun Nafs di Kajian Rutin Masjid Baitul Qowwam

Sebarkan artikel ini
Mendalami Zuhud dan Tazkiyatun Nafs di Kajian Rutin Masjid Baitul Qowwam.

BANDUNGMU.COM, Tempel – Di tengah sejuknya embun pagi dan matahari yang mulai menyinari ufuk timur, Masjid Baitul Qowwam di Plumbon Mororejo, Tempel, Yogyakarta, Sabtu (25/01/2025), dipenuhi oleh jamaah yang berduyun-duyun menuju lokasi. Masjid yang terletak di kompleks Panti Asuhan Baitul Qowwam ini menjadi pusat kajian rutin Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.

Kajian yang berlangsung setiap Sabtu pagi pukul 06.00 hingga 07.00 WIB ini dipimpin oleh Agus Triyanta, pimpinan Panti Asuhan Baitul Qowwam. Acara ini terbuka untuk umum, menarik perhatian masyarakat sekitar yang ingin memperdalam pemahaman agama.

Aris Eko, salah satu pengurus kajian, menjelaskan bahwa kajian ini merupakan kelanjutan dari tradisi yang telah berlangsung selama lebih dari 12 tahun sejak berdirinya Baitul Qowwam. Setelah mengadakan acara syawalan dan halal bihalal pada akhir Syawal 1445 H lalu, kajian ini kembali digulirkan secara terbuka bagi masyarakat sekitar.

Kajian perdana dengan tema Kitab Ihya Ulumuddin digelar pada 11 Mei 2024 di aula Panti Asuhan Baitul Qowwam. Kitab ini membahas prinsip-prinsip tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), termasuk penyakit hati, cara pengobatannya, serta pendidikan hati. Sebagai salah satu karya monumental Imam Al-Ghazali, kitab ini menjadi pedoman dalam mendalami akhlak dan nilai-nilai keislaman.

Baca Juga:  Dakwah yang Mencerahkan

Hingga kini, kajian telah memasuki serial ke-34 dengan tema “Kriteria Ulama yang Zuhud.” Dalam kajian ini, Agus Triyanta menjelaskan bahwa konsep zuhud tidak berarti meninggalkan dunia sepenuhnya, melainkan menjadikan dunia sebagai sarana untuk mencapai tujuan akhirat.

Seperti riwayat Nabi Musa yang menyampaikan bahwa hendaknya badan berada di dunia, tetapi hati tertuju ke akhirat. “Seorang muslim harus cerdas, kuat, dan maju, namun tetap menjaga hatinya agar tidak terjerumus pada kesombongan duniawi,” ungkap Agus Triyanta.

Baca Juga:  Perbedaan Zakat, Infak, dan Sedekah Menurut Penjelasan Tarjih Muhammadiyah

Harapan besar diusung oleh pengurus Panti Asuhan Baitul Qowwam agar kajian ini tetap istiqamah dan menjadi ladang keberkahan. “Semoga seruan kebaikan ini semakin luas jangkauannya, memberikan manfaat bagi santri, alumni, pengurus, dan masyarakat sekitar,” tutup Aris Eko.

Kajian di Masjid Baitul Qowwam ini menjadi bukti bahwa upaya mendalami ilmu agama dapat terus dijaga sebagai bagian dari upaya mendidik generasi yang berakhlak mulia.***

PMB Uhamka