Oleh: Imam Sholehudin, Ketua PP IPM Bidang Pengembangan Kreativitas dan Kewirausahaan
Pendahuluan dan tantangan
Hadirnya revolusi industri 5.0 sebuah tanda bahwa era sekarang bergerak secara dinamis yang tentu akan hadir sebuah dampak yang sangat besar. Misalnya angka pengagguran yang meningkat karena beberapa pekerjaan akan hilang dan digantikan perannya oleh teknologi.
Kesenjangan sosial yang semakin besar karena kehadiran teknologi jika tidak ditopang dengan pengetahuan dan infrastruktur yang memadai dari hal itu akan mengakibatkan ekosistem yang memiliki sumber daya besar akan besar dan sebaliknya yang minim dengan sumber daya akan jauh tertinggal. Poin terakhir adalah kecanduan teknologi yang mengakibatkan orang-orang hanya bisa menggunakan teknologi tanpa menimbang efek aktivitas yang produktif dari penggunaan teknologi.
Karakteristik teknologi
Hal di atas jika dilihat bahwa dampak dari hadirnya teknologi sangatlah banyak. Jika dikaji lebih dalam, ada beberapa karakteristik hadirnya teknologi.
Pertama, teknologi hadir untuk mempermudah pengguna sehingga apa pun aktivitas yang dahulunya manual dan kompleks akan terenkapsulasi jadi lebih instan. Kedua, teknologi bisa membaca masa lalu dan masa depan berdasarkan data yang ditemuinya sehingga teknologi bisa memprediksikan ke depannya seperti apa.
Ketiga, teknologi akan menjadi sebuat media untuk melakukan disrupsi. Istilah disrupsi dikenalkan oleh Clayton M Cristensen pada 1997 yang menjelaskan fenomena adanya sejumlah perubahan masif yang mengubah sistem tatanan yang lama menjadi sebuah sistem baru sehingga hal yang bersifat stagnan atau tidak mau berkembang akan dilindas dengan hal-hal yang berbau inovasi dan pembaruan.
Aktivitas solutif untuk generasi muda
Dari karakteristik teknologi di atas perlu direspons oleh generasi muda supaya momentum tersebut dijadikan sebuah peluang, bukan lagi ancaman. Oleh karena itu, generasi muda harus menguatkan keilmuanya sesuai dengan QS Al-Mujadalah ayat 11.
“Hai orang-orang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam majelis,” maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
“Tafsir Al-Azhar” karya Buya Hamka menjelaskan bahwa Allah akan meningkatkan derajat untuk orang yang mencari ilmu. Oleh karena itu, generasi muda harus senantiasa belajar sehingga akan membentuk masyarakat ilmu.
Kedua, orang yang berlapang-lapang di majelis itu bisa diartikan sebagai orang yang sedang melaksanakan sebuah proses pembelajaran. Mau itu berupa forum pembelajaran dari guru ke murid atau majelis yang berbentuk RnD (Research and Development) dengan metode belajar meriset dan menciptakan sesuatu hal yang baru ataupun inovasi.
Ketiga, Allah akan memberikan balasan atas perbuatan seseorang berdasarkan niat dan peruntukan ilmu tersebut. Dari hal ini menjelaskan bahwa selain belajar, perlu adanya hal yang diimplementasikan untuk masyarakat sehingga ilmu yang didapat bisa dirasakan manfaatnya.
Ketiga, aktivitas solutif tersebut jika dilaksanakan secara berkala akan menciptakan ekosistem yang siap dalam menghadapi hadirnya revolusi industri 5.0.***