PMB Uhamka
News

Mewujudkan Lulusan Unggul, UM Bandung Gelar Workshop Pengembangan Kurikulum OBE

×

Mewujudkan Lulusan Unggul, UM Bandung Gelar Workshop Pengembangan Kurikulum OBE

Sebarkan artikel ini
Foto: Firman/UM Bandung.

BANDUNGMU.COM, Bandung – Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung mengadakan workshop bertajuk “Pengembangan Kurikulum Berorientasi Outcome Based Education (OBE)” pada Selasa (23/07/2024). Workshop ini berlangsung di Ruang Dosen, lantai dua Gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752. Acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor I UM Bandung Hendar Riyadi dan Kepala Bagian P2AI Universitas Islam Bandung (Unisba) Helmi Aziz.

Hendar Riyadi menegaskan bahwa mutu perguruan tinggi sering kali dinilai dari kualitas dan kompetensi lulusannya. Kompetensi ini sangat penting karena dunia industri dan dunia kerja membutuhkan lulusan yang berkompeten. Hendar mengingatkan agar para lulusan perguruan tinggi tidak hanya memiliki daftar nilai atau transkrip saja.

“Seorang lulusan tidak hanya membutuhkan ijazah dan transkrip mata kuliah, tetapi juga kompetensi yang terukur. Untuk menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang baik, diperlukan proses pendidikan yang berkualitas. Hal ini sangat berkaitan dengan proses pembelajaran yang diterapkan. Inilah salah satu alasan dikembangkannya kurikulum Outcome-Based Education,” kata Hendar.

Baca Juga:  Seminar Teknologi Pangan UM Bandung Kupas Pentingnya Air dalam Kehidupan dan Produksi Pangan

Menurut Hendar, pendidikan seharusnya tidak hanya berfokus pada egosentrisme, tetapi juga pada etnosentrisme, worldsentrisme, dan pada tingkatan terakhir, kosmosentrisme. Pada beberapa negara di dunia juga sudah ada kesadaran bahwa alam memiliki subjek hukum yang harus dilindungi.

Pendidikan juga berperan penting dalam menghadapi resesi di berbagai bidang kehidupan. Perancangan kurikulum adalah alat yang merencanakan tujuan dari program studi, bahkan universitas itu sendiri. Dengan demikian, pendidikan dapat melahirkan program studi yang unggul dan berkemajuan, karena pendidikan adalah investasi peradaban di masa depan.

“Kurikulum OBE berprinsip pada pengetahuan yang tidak hanya berorientasi pada kemampuan yang dapat dikuasai mahasiswa. Namun, juga pada bagaimana mahasiswa mampu memiliki kepedulian terhadap masalah sosial, lingkungan, dan nasionalisme,” tegas Hendar.

Baca Juga:  Hadirnya Sekolah Muhammadiyah di Australia Jadi Kebanggaan Bangsa Indonesia

Sementara itu, Helmi menyampaikan bahwa Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) harus melahirkan sesuatu yang sangat berarti. Universitas dan program studi harus berintegritas untuk melahirkan CPL yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap ketakwaan. Untuk mencapai hal ini, diperlukan fokus pada pengembangan mata kuliah dan penghapusan mata kuliah yang tidak relevan.

“Setiap mata kuliah harus menggunakan pendekatan historis, hukum, politik, ekonomi, dan studi teologi Islam kontemporer. Penerapan OBE di kampus UMB dengan basis Islamic Technopreneur diharapkan dapat melahirkan mahasiswa yang kritis, mandiri, memiliki kemampuan riset mendalam, berinovasi, dan memiliki kedalaman spiritual yang mampu berintegrasi dengan kemajuan zaman,” kata Helmi.

Hal yang menjadi fokus dalam kurikulum OBE, kata Helmi, adalah menjawab pertanyaan mengenai kemampuan apa yang dapat dikuasai oleh siswa atau mahasiswa dan apa yang bisa mereka lakukan. Bagaimana cara terbaik untuk membantu siswa mencapai kemampuan yang menjadi konsentrasinya? Bagaimana kita bisa mengetahui apakah siswa telah mencapai keilmuannya? Dan bagaimana kita melakukan perbaikan yang berkelanjutan (continuous quality improvement)?

Baca Juga:  Penjelasan Muhammadiyah Soal Hukum Baiat Kepada Kelompok Tertentu

“Kurikulum OBE memiliki berbagai kriteria, yaitu pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill). Dosen dan mahasiswa perlu memahami bahwa penilaian bukan hanya berdasarkan penguasaan pengetahuan, tetapi juga keahlian. Cara mengajar dosen seharusnya tidak hanya berfokus pada penyampaian pengetahuan, melainkan juga pada pengembangan keahlian setiap siswa atau mahasiswa. Selanjutnya, sistem penilaian harus didasarkan pada penguasaan pengetahuan dan keahlian,” tandas Helmi.

Peserta workshop kurikulum OBE ini adalah dekan dan wakil dekan, kaprodi dan sekretaris, kepala dans sekretaris lembaga, dan Unit Penjaminan Mutu Program Studi. Direncanakan workshop ini akan berlangsung hingga Kamis (25/07/2024).***(WZ)

PMB Uhamka