BANDUNGMU.COM, Bandung — Mahasiswa semester 6 jurusan Tasawuf dan Psikoterapi (TP) Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung Nita Sopianti berhasil lolos menjadi delegasi Special Funded International Youth Exchange & Conference (IYEC) chapter 3 ke Turkey yang rencananya akan dilaksanakan di Kota Istanbul dari 12–20 Mei 2023.
Program International Youth Exchange and Conference (IYEC) diselenggarakan oleh Indonesian Youth Action (IYA). Program IYEC tahun 2023 memasuki chapter 3 dengan negara tujuan Turki.
Tema Program IYEC Chapter Turkey tahun 2023 ialah Contribution Youth for SDGs (17 Point of Sustainable Development Goals).
Dekan Fakultas Ushuluddin Dr Wahyudin Darmalaksana MAg memberikan apresiasi atas capaian prestasi mahasiswa TP yang membanggakan kampus tercinta.
“Kami sangat mendukung berbagai aktivitas akdemik mahasiswa khusus yang bersifat kompetisi terutama di tingkat internasional minimal level Asia. Hasil kejuaraan kompetisi akademik mahasiswa berdampak besar bagi performa akreditasi program studi. Selain itu, bagi mahasiswa sendiri bermanfaat sebagai pemenuhuan surat keterangan pendamping ijazah untuk persaingan dunia kerja di masa depan,” tegasnya pada Rabu (03/05/2023).
Nita–sapaan akrabnya–menyampaikan program yang diselenggarakan oleh Indonesia Youth Action (IYA) ini bertujuan untuk membawa para kandidat yang berhasil lolos ke Turkey.
“Dulu pengumuman kelulusan tanggal 25 Januari 2023. Bagi yang dinyatakan lolos harus mengikuti rangkaian kegiatan Conference, Visit Embassy, Campus Visit, Student Forum Discussion, dan Cross Cultural Exploration,” tutur Nita.
Perempuan kelahiran Tasikmalaya 17 September 2003 ini menjelakan perjalanan meraih prestasi ke Turkey. Dirinya ternyata baru pertama kali mengikuti kegiatan seperti ini yang akan berkegiatan di luar negeri.
“Walaupun awalnya hanya sekedar mencoba. Namun, tanpa disangka-sangka pada saat pengumuman saya dinyatakan lolos sebagai delegasi untuk dapat berkegiatan di Turkey,” jelas Nita.
Nita akan bersaing dengan mahasiswa dari empat belas universitas lain. Namun, dengan tekad yang kuat, dukungan dari pihak kampus, “tidak goyah dan tetap teguh dengan jalan yang dipilihnya. Sehingga, setelah melewati berbagai seleksi akhirnya terpilihlah para perwakilan yang akan mewakili nama baik universitasnya masing-masing,” papar Nita.
Kampus mana saja? Empat belas kampus itu adalah UIN SGD Bandung, Universitas Brawijaya, Universitas Andalas, Universitas Airlangga, IPB University, Universitas Islam Indonesia, University Teknologi Mara Malaysia, Universitas Indrapasta PGRI, Universitas Islam Negeri Walisongo Cianjur, RS PKU Muhammadiyah Sekapuk, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Indonesia.
“Sekitar 14 universitas yang di mana para mahasiswanya dinyatakan lolos sebagai delegasi untuk ke Turkey. Data yang kami dapatkan itu kalau dijumlahkan ada sekitar 305 orang yang berhasil mendaftarkan diri, tetapi yang keterima hanya 20 orang saja,” tutur Nita.
Ke depannya bagi para delegasi yang berhasil lolos ini, khususnya Nita pribadi, akan mengembangkan beberapa ide yang sudah terkonsepkan ke dalam sebuah project.
“Kegiatan ini akan menambahkan beberapa project yang baru lagi yang sesuai dengan hasil conference nanti. Seperti halnya membangun sebuah komunitas ataupun hal lainnya yang bisa lebih bermanfaat dan dijangkau oleh semua lapisan masyarakat,” ungkap Nita.
Selama di Turkey akan mengikuti rangkaian kegiatan. Di antaranya International Conference SDGs, The Orientation of Universities, kunjungan Kedutaan Indonesia di Turkey, Awarding Best Delegate, dan Explore City.
Volunteer Senyum Anak Nusantara (SAN)-Indonesia ini menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan program yang berskala internasional dalam mendukung pembangunan berkelanjutan guna untuk mewjudkan Sustainable Development Goals di tahun 2030.
Tujuannya untuk meningkatkan pemikiran kritis pemuda-pemudi Indonesia terkhusus dalam mengasah learning skill dan life skills.
Program ini digagas untuk mengajak pemuda-pemudi Indonesia untuk bisa berkontribusi dan menambah pengalaman internasionalisasi untuk bekal di masa mendatang demi terwujudnya generasi “Indonesia Emas 2045”.
Perempuan yang aktif di Gerakan Mengajar Desa Indonesia (GMI) Provinsi Jawa Barat menambahkan, program ini sudah seperti wadah yang strategis bagi para calon pemimpin masa depan.
Yakni guna meraih pemahaman tentang ide dan tindakan nyata yang diperlukan untuk menjadi agen perubahan di masa depan kelak.
Bagi pegiat di Komunitas Penghafal Quran (KPQ)-Indonesia ini memberikan pesan kepada para mahasiswa khususnya yang di UIN Sunan Gunung Djati Bandung bahwa kehidupan nyata yang akan benar-benar hidup adalah saat ini atau sekarang.
“Jangan fokus kepada masa lalu yang sudah terjadi atau bahkan takut pada masa depan yang belum tentu ketakutan itu terjadi. Maka fokuslah pada apa yang digenggam saat ini. Jangan fokus pada kejauhan yang samar-samar. Jangan takut kalau proses lebih lama dari orang lain, tetapi takutlah untuk tidak berani memulai dan bertindak. Bandingkanlah kita hari ini dengan kita yang lalu. Jangan pernah bandingkan dengan orang lain karena itu tidak akan pernah ada habisnya dan diri kita tidak akan pernah menjadi diri kita,” pungkas Nita.***