BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005 – 2010 Sudibyo Markus dianugerahi gelar Doktor Kehormatan dari UIN Sunan Kalijaga pada Senin (13/02/2023). Sudibyo menerima anugerah itu atas dedikasinya terhadap perdamaian dan moderasi agama yang digelutinya selama ini.
Dalam orasi ilmiah yang disampaikan, Sudibyo Markus menyebutkan bahwa keberadaan Muhammadiyah dengan Katolik di Indonesia bagaikan warna pelangi yang indah dan menarik.
“Demikian juga posisi Muhammadiyah dengan Nadhlatul Ulama yang berperan sebagai organisasi tengahan, sekaligus dua organisasi besar Islam yang menjaga moderasi agama di Indonesia,” tutur Sudibyo seperti bandungmu.com kutip dari laman resmi Muhammadiyah.
Sebagai organisasi moderat atau tengahan yang mengedepankan gerakan amal nyata, Muhammadiyah menjaga perdamaian dan moderasi agama. Hal itu dibuktikan melalui pembangunan amal usaha seperti di bidang kesehatan yang bisa dinikmati pelayanannya oleh siapa saja, termasuk yang dari eksternal Muhammadiyah tanpa terkecuali.
Menurut tokoh Muhammadiyah yang aktif pada kegiatan perdamaian dunia ini, pandangan wasathiyah Islam yang dimiliki dan dikembangkan oleh Muhammadiyah dan NU berguna dalam menjaga kedamaian di Indonesia. Pandangan tengahan tersebut juga direpresentasikan dalam amal usaha Muhammadiyah (AUM) dan lembaga-lembaga pesantren yang didirikan oleh para Kiai NU.
Pilar demokrasi
Mengutip penelitian yang dilakukan para Indonesianis, Sudibyo Markus menyebut bahwa Muhammadiyah dan NU dengan pandangan moderat yang dimilikinya menjadikan dua organisasi ini sebagai pilar demokrasi yang berjalan di Indonesia. “Muhammadiyah dan NU merupakan pilar proses demokrasi di Indonesia, saya pikir itu pendapat yang benar,” imbuh Sudibyo.
Meski tidak bisa menampik adanya perbedaan di antara dua organisasi Islam ini, tetapi keduanya saling mengisi dan menjalin kuat persaudaraan. Sebagaimana saudara, tentu tidak harus sama semua. Muhammadiyah dengan gerakan berkemajuan dan NU menjadi organisasi yang merawat tradisi Islam Nusantara yang didasari pada penguasaan kitab-kitab lama ataupun kitab kuning.
Sudibyo Markus memperoleh penghargaan doktor kehormatan (honoris causa) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta bersama dua tokoh lainnya, yaitu Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci di Vatikan Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot M.C.C.J.***
___
Sumber: muhamamdiyah.or.id
Editor: FA