UMBandung
News

Perempuan TOP dan Kearifan Lokal Jadi Kekuatan Pencegahan Radikalisme di Jabar

×

Perempuan TOP dan Kearifan Lokal Jadi Kekuatan Pencegahan Radikalisme di Jabar

Sebarkan artikel ini

BANDUNGMU.COM, Bandung — Untuk meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya perempuan dalam pencegahan paham radikalisme di Tanah Pasundan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Jawa Barat menggelar Perempuan TOP (Teladan Optimis dan Produktif) Viralkan Perdamaian yang berlangsung di Aula Gedung Ormas Islam Kabupaten Bandung, dari 2-3 November 2022.

Kegiatan Perempuan TOP ini menghadirkan tiga narasumber. Prof. Nina Nurmila, Ph.D., Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Nilam Ayuningtyas, S.Psi., M.M., BNPT RI, Mila Viendyasari, M.Si., akademisi Vokasi dari Universitas Indonesia yang dipandu oleh Ketua Bidang Perempuan dan Anak FKPT Jawa Barat Dr. Neng Hannah, M.Ag.

Dalam pemaparannya, Prof Nina menegaskan falsafah Sunda, silih asah silih asih silih asuh merupakan salah satu kearifan lokal Jawa Barat yang bisa dijadikan nilai dalam pencegahan pemikiran radikal dan tindak terorisme.

Baca Juga:  Berikut Susunan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2022-2027

Selain itu, pendekatan perspektif gender dalam pencegahan radikalisme merupakan hal yang penting.

“Mengenali pola relasi gender yang timpang di tengah masyarakat patriarki, namun pada saat yang sama juga memposisikan perempuan sebagai manusia seutuhnya, yaitu sebagai agen perdamaian,” tegasnya.

Menurutnya, perempuan memiliki daya tangkal yang tinggi karena memiliki pengetahuan terkait bahayanya radikalisme, terutama dari serangan media sosial dan digital.

Nilam Ayuningtyas, S.Psi., M.M. menjelaskan bagaimana perempuan menjadi agen perdamaian. Dengan potensi keperempuanannya seorang ibu cukup berperan penting menjadikan keluarga memiliki daya tangkal terhadap paham radikalisme.

“Hal ini perlu dilakukan mengingat keterlibatan perempuan dalam radikalisme semakin meningkat,” tandasnya.

Baginya, keterlibatan perempuan dalam radikalisme paling tidak terpola menjadi tiga bentuk peran.Pertama, sebagai pendamping setia dengan peran domestik, yaitu sebagai istri, pengikut setia, dan ibu dari calon-calon teroris.

Kedua, ahli propaganda dan agen perekrutan. Para perempuan dilarang bertempur secara langsung, tetapi diberikan peran di dunia maya sebagai ahli propaganda, pendakwah, dan perekrut bagi kelompok radikal.

Baca Juga:  Resmi! Warek 1 UM Bandung Lantik Kepengurusan Baru UKM Paduan Suara

Ketiga, direkrut sebagai fighter/bombers karena perempuan dianggap bisa mengelabui petugas dibandingkan dengan laki-laki yang mudah dicurigai.

“Dalam perkembangannya peran perempuan semakin bergeser dan memainkan peran penting dalam kelompok pengusung kekerasan ekstrem,” jelasnya.

Berbagai upaya perlu diusahakan bersama untuk mencegah bagaimana paham radikalisme kekerasan yang mengarah pada tindak terorisme ini tidak semakin berkembang.

Perpres nomor 7 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstrimisme Kekerasan (RAN PE) memiliki pendekatan whole of government and society approach.

“Di mana semua pihak apakah pemerintah maupun masyarakat wajib terlibat di dalamnya untuk bekerjasama,” paparnya.

Dalam pemaparannya, Mila Viendyasari, M.Si. semakin menguatkan peserta seminar dengan menjelaskan bagaimana perempuan bisa memiliki ketahanan ekonomi digital.

“Yang mampu menjadikannya sosok yang mandiri dan tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh negatif, termasuk radikalisme kekerasan,” ujarnya.

Baca Juga:  Hima Persis dan IMM Jawa Barat Desak Polda Jabar Transparan Dalam Menangani Kasus Vina Cerebon

Acara yang ini dihadiri 100 undangan yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari unsur pemerintah yaitu DP2AKB Kabupaten Bandung, Kesbangpol Kabupaten Bandung, Kepala Desa, Petugas Kecamatan, utusan dari unsur sekolah, baik dari Guru TK, Guru Diniyah dan Guru Madrasah di Pesantren.

Juga dihadiri unsur ormas perempuan yaitu Muslimat NU, Fatayat NU, Harokah Majlis Taklim (HMT), BKPRMI, Aktivis Posyandu, Sapa Institute, Bale Istri, PKK, IPPNU, KOPRI.

Dr Neng Hannah menyampaikan, “Alhamdulillah acara berjalan lancar. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan BNPT dan FKPT Jawa Barat ini semakin membekali dan memotivasi perempuan Jabar menjadi perempuan yang mampu memviralkan perdamaian di komunitas masing-masing. Sinergitas pemerintah daerah dan masyarakat baik secara individu maupun lembaga. Semoga semakin terjalin dengan baik,” pungkasnya.***

PMB UM Bandung