UMBandung
Opini

Pimpinan Cabang Istimewa: Duta Besar Muhammadiyah

×

Pimpinan Cabang Istimewa: Duta Besar Muhammadiyah

Sebarkan artikel ini

Oleh: Ace Somantri, Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung

BANDUNGMU.COM — Gerakan Islam di Muhammadiyah sudah on going di abad kedua. Pesan dan amanah yang disampaikan pada berbagai forum pengajian bahwa di era abad kedua Muhammadiyah yang sudah melintasi zaman, diharapakan benar-benar mencerahkan semesta.

Pemaknaan mecerahkan semesta bukan sekedar ada dalam peta, melainkan membawa dan membangun gerakan dakwah amar makruf nahi munkar berskala Internasional.

“Bertebaranlah kamu sekalian di muka bumi!” begitulah pesan dalam ajaran Islam. Konsekuensinya penyiapan kader-kader militan beskala internasional harus sungguh-sungguh direncanakan dengan matang.

Mencerahkan semesta, membumikan gerakan Islam berkemajuan dalam kancah internasional, tampaknya menjadi sebuah keniscayaan. Isu-isu strategis keumatan masyarakat global tanpa sekat batas negara menjadi tema wacana dan diskursus lebih terarah.

Gerakan dakwah

Masyarakat global tidak bisa dibendung, lalu lintas komunikasi dan interaksi sudah menjadi tradisi. Modal sosial sudah dimiliki, dengan banyak berdirinya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di berbagai negara harus didesain dengan kerangka gerakan dakwah yang lebih akseleratif.

Kekuatan dan potensi warga persyarikatan yang terkumpul dan terdiaspora di berbagai negara jangan dibiarkan asal ada hanya cukup dengan struktur organisasi.

Baca Juga:  Menyoal Tren Sekolah Asrama

PCIM di berbagai negara selain menjadi kepentingan jaringan internal organisasi seharusnya menjadi agen penebar dan penyebar paham gerakan Islam Muhammadiyah di negara di mana PCIM berada. Kantor atau sekretariatnya dapat dijadikan kantor duta besar Muhammadiyah di berbagai negara.

Tantangan gerakan Islam di Muhammadiyah selama ini di dalam negeri mengalami kejemuan dan kejenuhan. Selain ritme gerakan yang dipola terkesan tidak ada perubahan dinamika dan kurang menarik.

Akhirnya banyak warga dan simpatisan Muhammadiyah dalam memperkuat ideologinya tidak maksimal. Program kegiatan strategis yang dirancang, indikator ketercapaiannya hingga saat ini masih memperlihatkan jumlah amal usaha yang berdiri tanpa dibarengi peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia.

Tingkat kekeroposan militansi kader-kader sangat memungkinkan meruntuhkan wibawa Muhammadiyah di internal maupun eksternal organisasi.

Isu-isu dunia internasional bidang pendidikan yang menyangkut kerja sama peningkatan mutu base on learning out come lebih difokuskan, melalui penguatan laboratorium, beasiswa, double degree, dan standarisasi internasional lainnya.

Baca Juga:  Ibadah yang Estetik

Bidang kesehatan yakni dengan memperkuat peningkatan kerja sama kualitas mutu industri alkes dan farmasi. Bidang ekonomi yakni dengan membangun kerja sama investasi jangka pendek, menengah, dan panjang.

Penguatan market share produk maupun warga Muhammadiyah yang layak ekspor. Yang harus menjadi catatan, setiap MoU dan MoA wajib ada proses transfer konwledge teknologi dan sumber daya manusia.

Sistem pertahanan?

Termasuk diaspora pakar di berbagai bidang dengan saling tukar keahlian yang terkoneksi dengan berbagai entitas negara maupun entitas masyarakat langsung.

Selain isu-isu di atas, Muhammadiyah sudah saatnya membuat wacanan isu strategis penguatan keamanan dan pertahanan berskala global. Walaupun urusan pertahanan dan keamanan kewajiban negara, tidak ada salahnya Muhammamdiyah menggagas sistem pertahanan global berbasis kekuatan social engginering.

Diplomat warga Muhammadiyah tersebar di berbagai PCIM yang sudah terbentuk, mereka wajib mendapatakan wawasan kebangsaan dengan diperkuat skill diplomasi, baik hard maupun soft.

Kekuatan warga Muhammadiyah yang berada di PCIM sudah dipastikan mereka memiliki dasar-dasar keilmuan yang tidak diragukan lagi.

Baca Juga:  Krisis Pangan di Depan Mata, Ini Yang Harus Dilakukan Muhammadiyah Kata Prof Dadang Kahmad

Pasalnya Lebih dari 90 persen pengurus PCIM adalah orang-orang terpelajar, mulai mahasiswa bachelor, magister, dan doktoral. Bahkan tidak menutup kemungkinan ada pengurus sebagai anggota diplomat resmi dari negara.

Pada momentum muktamar ini para delegasi PCIM di berikan space untuk membuat rancangan strategis untuk dibawa kembali ke kantor sekretariat diplomat PCIM masing-masing.

Bukan sekedar ada

Keberadaan PCIM ini benar-benar sangat strategis untuk networking Muhammadiyah go to international yang bukan hanya sekedar ada.

Bila perlu setiap PCIM diberikan kesempatan memberikan laporan singkat gerakan dakwah di masing-masing negara di mana PCIM menjadi duta besar Muhamamdiyah.

Selain ada rasa bangga bagi para diplomat duta besar Muhammadiyah, pun menjadi spirit dan motivasi bagi warga persyarikatan yang berada di luar negeri semakin percaya diri dan terus meningkatkan kuantitas dan kualitas diplomasi gerakan dakwah di luar negeri.

Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah SWT selama hamba-Nya berikrar menegakkan ajaran Islam sebenar-benarnya. Yakinlah Allah SWT memberikan jalan kemenangan. Wallahu ‘alam.***

Seedbacklink