PMB Uhamka
Opini

Politisi, Apresiasi, dan Bullying

×

Politisi, Apresiasi, dan Bullying

Sebarkan artikel ini

Oleh: Ahmad Ali Nurdin* 

BANDUNGMU.COM – Kehidupan ini penuh dengan pasangan yang saling bertolak belakang. Ada siang dan malam, kebahagiaan dan kesedihan, kekayaan dan kemiskinan, pujian dan cercaan.

Semua itu adalah bagian dari hukum alam yang tak bisa dihindari, seperti roda yang terus berputar. Begitu pula dengan dunia politik, yang sering kali diwarnai dengan perasaan yang kontradiktif.

Para politisi, wakil rakyat, dan pejabat publik di pemerintahan sering kali menerima penghargaan dan kritik. Yang terpenting, mereka harus pintar menempatkan diri, menjaga integritas, dan tidak melawan arus kehendak publik. Seperti yang sering dikatakan, suara rakyat adalah suara Tuhan.

Cercaan dan Apresiasi dalam Politik

Isu tentang cercaan dan apresiasi terhadap politisi belakangan ini tengah ramai diperbincangkan, bukan di sini, tetapi di Amerika Serikat, tepatnya di negara bagian Texas. Texas, yang memiliki hampir 30 juta penduduk dan merupakan negara bagian terbesar kedua di Amerika, tengah dilanda musim dingin ekstrem.

Suhu turun hingga mencapai minus 19 derajat Celsius, menjadikannya musim dingin terburuk dalam 30 tahun terakhir. Akibatnya, Texas menghadapi kekurangan air dan listrik, dan banyak warganya yang meninggal dunia karena kedinginan. Bukan hanya manusia yang menderita, ribuan penyu juga terkena hipotermia di Pulau Padre Selatan.

Baca Juga:  Profesi dan Passion Hidup Bukan Kebetulan

Dalam situasi krisis seperti ini, muncul dua sosok politisi yang mendapatkan perhatian publik. Ada yang mendapat pujian dan ada yang justru dihujat. Alexandria Ocasio-Cortez, seorang anggota parlemen dari New York, menjadi pahlawan bagi banyak warga Texas.

Meskipun bukan wakil Texas, ia berhasil menggalang dana lebih dari lima juta dolar untuk membantu korban musibah. Berkat aksi cepatnya, ia mendapatkan apresiasi tinggi dari banyak pihak, terutama di Texas. Bersama dengan rekan-rekannya, Sylvia Garcia dan Sheila Jackson Lee, ia turut menyumbangkan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh warga Texas.

Ocasio-Cortez, seorang politisi muda dari Partai Demokrat, dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap penderitaan sesama, terutama mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Latar belakangnya yang tumbuh di kawasan Bronx dan Queens, yang penuh dengan ketidakadilan sosial, memotivasinya untuk menggalang kampanye dan memperjuangkan kesetaraan.

Baca Juga:  Peran Anak Muda dalam Moderasi Kebangsaan

Ia bahkan pernah bekerja sebagai waitress dan bartender untuk membantu keluarganya setelah ayahnya meninggal. Oleh karena itu, tak heran jika hatinya tergerak untuk membantu warga Texas yang tengah dilanda musibah.

Di sisi lain, Ted Cruz, anggota parlemen dari Texas yang seharusnya menjadi representasi masyarakat setempat, justru mendapat cemoohan. Cruz, yang merupakan politisi senior dari Partai Republik, memilih untuk pergi berlibur ke Cancun, Meksiko, bersama keluarganya, padahal Texas sedang menghadapi krisis besar.

Tindakan Cruz ini menuai banyak kritik, bahkan dari sesama politisi dan warga Texas. Meskipun akhirnya ia membatalkan liburannya dan kembali ke Texas, kritik terhadapnya tetap bergulir. Ia dianggap tidak sensitif terhadap penderitaan yang dialami oleh warganya.

Pelajaran dari Krisis Texas

Kisah Cortez dan Cruz ini menggambarkan bagaimana politisi harus berhati-hati dalam mengambil langkah, terutama dalam merespons krisis yang terjadi di masyarakat. Salah langkah bisa berakibat fatal.

Rakyat memiliki hak untuk mengkritik wakil mereka jika merasa tidak diperhatikan, bahkan sampai menyindir mereka di media sosial. Itu adalah bagian dari demokrasi, di mana politisi harus mampu menjaga hubungan baik dengan konstituennya.

Baca Juga:  Inilah 6 Poin Pernyataan Muhammadiyah Terkait Perang Rusia-Ukraina

Meskipun Cruz akhirnya kembali ke Texas, kritik terhadapnya tetap mengalir deras. Hal ini menjadi pelajaran bagi politisi lain, baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia.

Tentu saja, tidak ada yang ingin menjadi korban cercaan publik seperti Cruz, atau malah menghancurkan harapan politiknya sendiri. Integritas dan kepedulian terhadap rakyat menjadi kunci utama dalam meraih simpati publik.

Kisah ini menjadi pengingat bagi para politisi di Indonesia. Apa yang terjadi di Texas bisa menjadi pelajaran berharga: politisi yang peduli dan dekat dengan rakyat, seperti Ocasio-Cortez, akan selalu mendapat apresiasi, sedangkan yang kurang peduli, seperti Cruz, bisa kehilangan dukungan rakyat.

Dengan demikian, penting untuk memperhatikan suara rakyat dan memperjuangkan kepentingan mereka, bukan hanya untuk jangka pendek, tetapi sebagai investasi politik jangka panjang.

*Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Bandung

PMB Uhamka