Oleh: Ace Somantri
BANDUNGMU.COM — Telah menjadi viral dan menjadi perbincangan luas di berbagai jenis media, pembicaraan dan pandangan Rocky Gerung selalu dinantikan oleh para subscriber dan pengikutnya di dunia media sosial.
Di media televisi mainstream, tampilannya semakin jarang terlihat, dan dikabarkan sudah tidak diizinkan lagi untuk tampil. Bahkan acara ILC di TVOne yang sangat menarik perhatian juga telah lama tidak ditayangkan lagi karena katanya mendapat teguran dari pemilik media tersebut.
Meskipun isu-isu politik nasional dicekal dari tayangan media mainstream, tetapi melalui akun-akun media sosial yang dimiliki oleh individu yang mendorong pemikiran yang sehat, berbagai tema terus disajikan.
Bahkan saat ini, Rocky Gerung telah mengunjungi berbagai kampus dalam acara “Road to Campus” atas undangan dari organisasi mahasiswa.
Berbagai acara yang terbuka di kampus selalu ramai dengan peserta yang hadir karena kehadirannya sangat dinantikan. Dari pengamatan yang ada ternyata pengikutnya di media sosial didominasi oleh generasi milenial.
Kehadiran kritikus dengan ciri khas pemikiran yang sehat terus menghiasi layar media sosial. Banyak pihak yang merasa tersinggung, bukan hanya birokrat dan pejabat politik yang merasa terganggu, melainkan berbagai kelompok termasuk lingkungan akademik di dunia kampus.
Rocky Gerung berpendapat bahwa sistem pendidikan di Indonesia cenderung tidak membentuk pemikiran yang sehat. Namun, lebih cenderung menciptakan individu yang mengidolakan materi dan jabatan.
Beberapa kritikus lain juga berpendapat bahwa pendidikan di Indonesia umumnya tidak berfokus pada pembentukan generasi yang memiliki pemikiran kritis.
Dampak dari hal ini terlihat dalam lulusan pendidikan di Indonesia yang cenderung menjadi tenaga kerja atau pencari kerja, melayani sebagai pegawai negeri atau kelas borjuis.
Meskipun ini bukan hal yang salah, tetapi seharusnya gagasan ini lebih diperbarui dengan perkembangan zaman dan direncanakan secara lebih terukur.
Masyarakat sudah mulai bosan dengan dinamika negara dan berbagai masalah yang muncul yang berdampak negatif pada kehidupan masyarakat.
Karakter dan mentalitas masyarakat terbentuk oleh kondisi dan lingkungan yang tidak seimbang antara aspirasi dan implementasi. Kenyataan dari implementasi kebijakan-kebijakan negara menunjukkan bahwa hal ini cenderung tidak adil.
Jika hal ini dibiarkan tanpa ada yang mengingatkan, kebijakan yang tidak menguntungkan rakyat dan tidak adil akan dianggap sebagai sesuatu yang benar.
Ini bisa berbahaya bagi kelangsungan hidup negara. Apa sebab? Karena fondasi demokrasi akan terganggu sehingga membuatnya menjadi kaku dan statis karena lemahnya mekanisme yang memungkinkan tubuh negara untuk bergerak.
Kondisi bangsa semakin memprihatinkan, situasi ekonomi terlihat suram, situasi sosial-politik semakin rumit, dan keamanan serta pertahanan, baik dari dalam maupun luar negeri, menjadi lebih tidak menentu.
Identitas dan posisi negara dalam panggung dunia sering kali tidak diperhitungkan dan sering dianggap lelucon oleh negara-negara lain, bahkan tak dihormati sebagai negara berdaulat.
Oleh karena itu, wajar jika Rocky Gerung terus bersuara. Suaranya mengingatkan dengan berbagai kata dan istilah yang menusuk. Bahkan beberapa kalimatnya mungkin sulit dipahami oleh mereka yang tidak terbiasa dengan bahasa atau ungkapan yang digunakan.
Orang-orang dari daerah Sunda menggambarkan sikap dan gaya Rocky Gerung sebagai seseorang yang blak-blakan, yang lebih lanjut bisa dianggap mengatakan apa saja yang diinginkannya tanpa rasa takut, seperti peribahasa Sunda mengatakan: “abong biwir teu diwengku, letah teu tulangan.”
Meskipun penilaian ini dapat diberikan, narasi kritiknya dianggap sebagai racun berbahaya bagi mereka yang merasa tersinggung oleh perkataan dan ungkapannya. Selain menyentuh pejabat dan birokrat, Rocky Gerung juga mengenalkan istilah-istilah politik nasional yang lebih mendalam.
Ungkapan keras Rocky Gerung kepada presiden beberapa waktu lalu sebenarnya ini adalah bentuk pernyataan bahwa presiden mendengarkan tetapi tidak mau mendengar.
Sebagai pembuat kebijakan, presiden tampaknya terus melahirkan keputusan tanpa memperhatikan masukan atau saran dari rakyat. Dengan kata lain, dia tampak mendengar tetapi tidak “mendengarkan” atau merespons dengan tepat.
Rocky Gerung menyampaikan hal ini dengan ungkapan tersebut. Ini sebenarnya adalah bentuk kritik terhadap kebijakan yang tidak selalu jujur, bukan sekadar pujian.
Hal ini berlawanan dengan laporan yang lebih positif tentang presiden yang tidak merespons serius pada masalah tertentu. Kalimat-kalimat ini bisa dianggap sebagai pujian kepada penguasa yang takut kepada tuannya yang melindunginya. Tindakan ini bisa dimaklumi karena mereka adalah bagian dari sistem yang sama.
Media sosial terus menayangkan berbagai pandangan yang menjelaskan situasi dan Rocky Gerung telah menjadi tokoh yang banyak diikuti karena dianggap menggantikan peran anggota parlemen dalam gedung DPR yang megah.
Namun, ada orang-orang yang mendatangi dan menyerbu rumah Rocky Gerung dalam upaya mempengaruhi opini publik dan pihak berwenang bahwa apa yang dilakukan Rocky Gerung melanggar hukum dan norma.
Di sisi lain, banyak kelompok masyarakat juga membicarakan mengenai pemakzulan Presiden Jokowi karena dianggap melanggar konstitusi. Namun, anehnya, anggota parlemen tampak kurang responsif terhadap kebijakan pemerintah.
Apa yang disuarakan oleh Rocky Gerung seharusnya menjadi peran para anggota parlemen yang hadir di gedung DPR yang mewah dan ramai. Mereka mendapatkan bayaran yang besar bersama dengan tunjangan yang berasal dari pajak yang dibayarkan oleh rakyat.
Apakah ini mengindikasikan bahwa bangsa dan negara kita berada dalam ikatan kebijakan yang mengeksploitasi, di mana birokrat eksekutif dan legislatif menikmati efek dari keputusan pemerintah?
Meskipun berbagai tuduhan telah dilayangkan kepada Rocky Gerung, dia tetap tegar dalam pandangan dan pendiriannya. Malah, dia menyatakan bahwa dia tidak akan berhenti mendidik generasi tentang demokrasi.
Pendekatan yang diambil olehnya mendapat dukungan penuh dari para pengikutnya yang merasa bahwa suaranya mewakili mereka.
Terutama saat demonstrasi oleh buruh dan mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2023, Rocky Gerung menjadi pusat perhatian dalam aksi yang berlangsung di depan gedung parlemen di Jakarta dan sekitarnya.
Dukungan kepada Rocky Gerung terus mengalir dan dia telah mengambil peran tokoh pergerakan dan akademisi yang semakin langka. Para advokat keadilan tampak menghilang dan kematian demokrasi terasa semakin dekat atau bahkan sudah terjadi.
Napas demokrasi terasa sesak, suara demokrasi hampir tidak terdengar, dan mekanisme demokrasi telah menjadi lemah dan lumpuh seperti kapas yang terkena air.
Demokrasi tidak boleh mati karena suara rakyat adalah suara Tuhan. Bukan sekadar slogan. Kedaulatan rakyat harus tercermin dalam tindakan dan kebijakan negara yang mendukung rakyat.
Jumlah besar uang yang menguap tanpa jejak, digunakan untuk kepentingan kelompok-kelompok tertentu. Tidak heran bahwa Rocky Gerung berbicara keras karena kebanyakan kebijakan strategis belum menunjukkan pembangunan yang nyata bagi rakyat.
Kesenjangan antara negara dan rakyat semakin besar, dipisahkan oleh kebijakan yang mungkin tidak cerdas, seperti yang dikatakan oleh Rocky Gerung.
Banyak perusahaan milik negara telah gulung tikar mungkin karena paksaan atau mungkin karena korupsi. Meskipun secara substansial dimiliki oleh rakyat, tetapi rakyat jarang mengetahui apa yang terjadi dengan perusahaan yang sahamnya seharusnya milik mereka.
Sementara itu, harga listrik, BBM, dan tarif jalan tol terus naik. Semua ini membuat rakyat merasa diperdaya; sumber daya alam negara dieksploitasi dan hasilnya dibawa keluar negeri. Kami terus menantikan kritikan-kritikan Anda, Rocky Gerung. Wallahu’alam.***