BANDUNGMU.COM, Bandung — Di tengah rutinitas yang padat, banyak orang terus mengejar pencapaian besar hingga melupakan nikmat-nikmat kecil yang hadir setiap hari. Kita bangun pagi dengan tubuh yang masih bisa bergerak, menikmati makanan sederhana, dan dikelilingi orang-orang yang mendoakan kita. Namun, sering kali kita menganggap semua itu hal biasa. Padahal, dalam pandangan Islam, setiap nikmat (sekecil apa pun) memiliki nilai besar di sisi Allah SWT.
Kesibukan kerap mengarahkan perhatian kita pada target yang belum tercapai. Deadline, tugas, pekerjaan, dan tuntutan hidup membuat banyak orang merasa kurang tanpa henti. Akibatnya, kita hanya mengingat syukur saat menerima rezeki besar atau kabar baik. Padahal, ketika seseorang berhenti sejenak dan menghargai apa yang sudah ia miliki, ketenangan justru muncul dari sana.
Melalui ajaran Islam, Allah mengajarkan syukur sebagai cara menjaga hati tetap lembut dan tenang. Dengan bersyukur, kita melatih diri untuk melihat hidup dari sudut pandang yang lebih jernih. Kita tidak lagi terpaku pada kekurangan, melainkan fokus pada keberkahan yang Allah titipkan setiap hari. Rasulullah SAW pun menunjukkan teladan nyata. Meski Allah telah menjamin surga baginya, beliau tetap memperbanyak sujud syukur. Teladan ini menegaskan bahwa syukur tidak bergantung pada seberapa banyak yang kita miliki, melainkan pada cara hati merespons pemberian Allah.
Mulai sekarang, kita tidak perlu menunggu momen besar untuk bersyukur. Kita bisa memulainya dengan menyadari hal-hal sederhana, seperti napas yang masih teratur, waktu luang meski singkat, atau kesempatan untuk memperbaiki diri hari ini. Ketika kesibukan membuat hidup terasa berat, rasa syukurlah yang membantu kita kembali merasa cukup. ***(IK22/Raina)

