PMB Uhamka
Opini

Tajdid Kesehatan: Saatnya Muhammadiyah Mengembangkan Industri Farmasi

×

Tajdid Kesehatan: Saatnya Muhammadiyah Mengembangkan Industri Farmasi

Sebarkan artikel ini

Oleh: Ace Somantri, Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung

BANDUNGMU.COM — Menyinggung soal hal ihwal dunia farmasi yang bergerak pada bidang pembuatan berbagai jenis varian obat-obatan.

Dalam tulisan yang sempat diposting pada media online klikmu.co edisi Kamis 20 Oktober 2022 tertuang isu parasetamol sirup terindikasi berbahaya bagi balita.

Isu tersebut viral sehingga menjadi pemantik bagi siapa pun yang berkepentingan dalam dunia kesehatan, baik atas nama individu perorangan maupun institusi yang bergerak di bidang kesehatan dan kefarmasian.

Bicara kepedulian kepada anak bangsa dan umat manusia, siapa pun mereka memiliki kewajiban moral untuk menyumbang saran dan kontribusi pemikiran demi keberlangsungan kesejahteraan hidup manusia.

Hal itu harus menjadi pengingat bahwa pekerjaan umat Islam masih banyak sekali yang harus diperbuat dan dikerjakan. Termasuk dalam bidang kesehatan.

Muhammadiyah di mana pun berada, eksistensinya tidak pernah luput dari hiruk pikuk kehidupan masyarakat. Banyak masyarakat sulit mengakses pendidikan, Muhamamdiyah memfasilitasinya tanpa basa basi.

Masyarakat sulit mendapatkan pelayanan kesehatan, Muhammadiyah melayaninya dengan banyak mendirikan klinik dan rumah sakit.

Baca Juga:  Kedaulatan Negeri: Terbeli atau Dicuri?

Pun sama ketika banyak anak yatim piatu dan anak tanpa diasuh orang tua karena duafa dan lain hal, Muhammadiyah memfasilitasinya dengan adanya panti asuhan.

Dari pelayanan dan fasilitasi selama ini sudah pasti banyak kelemahan dan kekuarangan. Hal itu wajar saja karena Muhammadiyah bukan entitias negara, melainkan hanya salah satu bagian entitas yang berada dalam sebuah negara.

Terlebih Muhammadiyah selama ini bergerak melayani masyarakat sekuat tenaga menggunakan kekuatan dari masyarakat itu sendiri.

Industri farmasi

Kembali kepada kondisi negeri, permasalahan dunia kesehatan sebenarnya sudah sejak zaman kolonialisme Belanda menjadi salah satu isu strategis Muhammadiyah. Dengan lahirnya PKO bukti nyata peduli pada dunia kesehatan.

Hanya sayang seharusnya abad ini Muhammadiyah bukan hanya melayani diagnosa saja, melainkan melengkapi penguatan penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan lainnya.

Pendekatan ekonomi dan bisnis, Muhammadiyah secara politik ekonomi sudah lebih dari layak untuk memiliki industri farmasi dan alat-alat kesehatan yang terbarukan. Hal itu wajar karena pasarnya sudah sangat jelas, riil, logis, dan realistis.

Baca Juga:  Membaca Pikiran dan Amal Kyai Dahlan

Muhammadiyah daripada terus menggunakan produk orang lain, apalagi banyak tidak memuaskan, lebih baik mulai melangkah lebih yang pasti membuat insdustri farmasi dan alat kesehatan sekala kecil. Terus merangkak naik dikembangkan sesuai kebutuhan pengguna atau user.

Tajdid kesehatan Muhammadiyah yakni memberikan pelayanan kesehatan bersifat medis, Muhammadiyah karena sudah satu abad lebih dan ratusan lembaga layanan kesehatan seharusnya sudah berjalan investasi pengembangan teknologi industri farmasi dan alat kesehatan.

Sudahi diskusi dengan diksi-diksi yang kurang tepat. Momentum muktamar menjadi kesempatan bagi persyarikatan melakukan lompatan tajdid berbagai bidang, termasuk pendirian industri farmasi dan alat kesehatan yang kekinian dan terbarukan.

Muhammadiyah pasti bisa melakukannya karena organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan ini sudah punya fasilitas yang terbilang sangat lengkap dari Sabang sampai Merauke.

Tajdid kesehatan sangat penting dan menjadi kewajiban bagi setiap manusia yang meyakini Al-Quran sebagai sumber keyakinan hidup. Islam menegaskan bahwa jagalah dirimu dan keluargamu (QS At-Tahrim: 6).

Kiranya kewajiban menjaga sudah inhern sekaligus menjaga kesehatan jasmani dan ruhaninya sehingga wajib warga persyarikatan menjalankan kepribadian Muhammadiyah dalam hal ihwal kesehatan.

Baca Juga:  Strategi Smart, Kunci Keberhasilan Gerakan Muhammadiyah ke Depan

Di antaranya untuk memberi solusi terhadap masalah kefarmasian dan alat kesehatan. Ribuan alumni famasi perguruan tinggi Muhammaduyah dan Aisyiyah menjadi bukti bahwa Muhammadiyah siap dan mampu untuk menjadi pemain utama dunia industri farmasi.

Amal saleh

Hal itu bukan semata sesuai dengan hawa nafsu yang tidak terukur, tetapi untuk kepentingan mulia dalam menjaga keberlanjutan umat manusia yang sehat jasad dan ruhani.

Tidak ada yang tidak bisa untuk mewujudkan keinginan keras membantu orang lain. Apalagi dunia kesehatan sangat membantu orang-orang lemah secara fisik.

Kemuliaanya akan lebih terhormat, itu pun dengan syarat orientasinya bukan untuk bisnis semata, melainkan untuk menolong sesama. Kalaupun ada nilai profit, anggap saja itu bagian yang tak terpisahkan dan menjadi bagian dari konsekuensi amal saleh siapa pun yang terlibat di dalamnya.

Pada hakikatnya dalam kegiatan apa pun selama untuk kebaikan yang dibenarkan ajaran agama sudah pasti menjadi amal saleh. Wallahu ‘alam.***

PMB Uhamka