UMBandung
Edukasi

Tantangan dan Solusi Ketahanan Pangan di Indonesia, Begini Tanggapan Dosen UM Bandung

×

Tantangan dan Solusi Ketahanan Pangan di Indonesia, Begini Tanggapan Dosen UM Bandung

Sebarkan artikel ini
ketahanan

BANDUNGMU.COM, Bandung — Dosen Agribisnis Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Dr Widhi Netraning Pertiwi SPd MSc CRP menyampaikan perlu adanya diversifikasi pangan dalam penguatan ketahanan pangan keluarga

Adapun perbedaan antara konsep kemandirian pangan dan ketahanan pangan, yang masing-masing memiliki peran penting dalam sistem pangan nasional.

Begitulah yang ia sampaikan pada program Gerakan Subuh Mengaji di Channel Youtube tvMu Channel beberapa hari yang lalu.

Menurut Widhi, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi seluruh masyarakat, baik dari segi jumlah, mutu, keragaman, maupun keamanan pangan.

Baca Juga:  RendangMu dari Lazismu Jabar, Kurban Praktis untuk Daerah Kekurangan Pangan

Widhi juga menjelaskan bahwa ada empat aspek utama dari ketahanan pangan yang meliputi ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan stabilitas pangan.

”Ketahanan pangan tidak hanya berkaitan dengan kecukupan pangan, tetapi juga terkait dengan kemampuan masyarakat untuk mengakses dan memanfaatkan pangan secara adil dan merata,” ucap Widhi.

Ia menjelaskan bahwa sistem ketahanan pangan nasional ini sejalan dengan tujuan kebijakan dari pemerintah,

”Hal ini tentunya mencakup peningkatan produksi pangan lokal, penguatan sistem distribusi, dan peningkatan akses pangan untuk masyarakat rentan,” jelasnya.

Baca Juga:  Prodi Teknologi Pangan UM Bandung Gelar Seminar Internasional Kupas Makanan Fungsional

Tantangan

Di sisi lain, dirinya menyoroti beberapa tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan dan gizi di Indonesia.

”Ada tantangan yang dihadapi itu yakni perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, serta pola konsumsi masyarakat yang cenderung bergantung pada beras sebagai bahan pangan utama,” ungkap Widhi

Ia menekankan bahwa diversifikasi pangan menjadi langkah penting dalam mengatasi tantangan tersebut.

”Diversifikasi pangan di tingkat rumah tangga, dapat terwujud melalui pengolahan produk pangan non-beras, seperti umbi-umbian, jagung, dan kacang-kacangan,

Baca Juga:  IPM Ranting SMP Muhammadiyah 8 Antapani Gelar Pengkaderan "Taruna Melati" Online

Produk pangan non beras itu menurutnya memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

Dirinya mendorong setiap rumah tangga di berbagai daerah untuk melakukan diversifikasi pangan non-pangan.

”Nantinya di setiap rumah tangga bisa melakukan budidaya sayuran dan tanaman herbal di pekarangan rumah,” terangnya.

Selain peningkatan asupan gizi, kegiatan tersebut menurutnya menjadi suatu ajaran bagi setiap keluarga tentang pentingnya pemanfaatan lahan secara produktif.

”Semoga melalui diversifikasi pangan, masyarakat dapat memperkuat ketahanan pangan secara berkelanjutan. tandasnya.***(FK)

PMB UM Bandung