BANDUNGMU.COM — Wasita Rasulullah SAW berikut diterjemahkan dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA.
Hadis ini juga menjadi salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan dipilih oleh Imam Al-Nawawi dalam kitabnya yang populer sebagai “Arbain Nawawi”.
Pada pembahasan ini, hadis yang cukup panjang ini diterjemahkan setiap kalimat agar lebih mudah dipahami.
Wasiat pertama
Barang siapa yang melepaskan salah satu dari kesulitan-kesulitan (meringankan beban) dunia seorang mukmin lain, maka Allah akan melepaskan salah satu dari kesulitan-kesulitannya di hari kiamat.
Wasiat kedua
Dan barang siapa yang mempermudah urusan orang lain yang sedang kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusanya di dunia dan akhirat.
Wasiat ketiga
Barang siapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.
Wasiat keempat
Dan Allah akan menolong seorang hamba-Nya selama orang itu menolong saudaranya.
Wasiat kelima
Dan barang siapa yang menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.
Wasiat keenam
Dan tidaklah sekelompok orang (kaum) berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) dimana mereka membaca Al-Quran, dan saling mempelajarinya (mendiskusikannya) kecuali turun kepada mereka rasa tenang dan diliputi dengan rahmat dan dinaungi para malaikat dan disebut-sebut oleh Allah di hadapan para makhluk di sisi-Nya.
Wasiat ketujuh
Barang siapa yang lambat dalam beramal, garis nasab (keluarganya) tidak dapat membantunya.
Penjelasan singkat
Wasiat pertama hingga keempat bernilai perbuatan baik yang sifatnya sosial, antara satu orang dengan orang lain. Amalan ini membuat seorang muslim mulia di sisi Allah dan sesama manusia.
Wasiat kelima dan keenam merupakan keutamaan menuntut ilmu, termasuk kegiatan yang berkaitan dengannya: belajar, diskusi, dan berbagi wawasan.
Sekalipun bertujuan mengembangkan keilmuan personal, amalan ini masih berkaitan dengan sosial yang bernilai intelektual.
Menuntut ilmu sekalipun tampaknya amal yang sifatnya personal, pada prakteknya mempelajari ilmu tetap membutuhkan orang lain untuk konsultasi dan diskusi.
Maka dalam mempelajari ilmu tetap ada interaksi sosial dan berbagi ilmu, wawasan, dan menambah pemahaman baru.
Sedangkan wasiat ketujuh atau terakhir adalah perlunya seorang muslim untuk bergegas dalam beramal baik dan tidak bermalas-malasan. Baik amalan itu personal atau sosial seperti wasiat-wasiat sebelumnya.***