PMB Uhamka
Islampedia

Tujuh Wasiat Rasulullah SAW Kepada Umatnya

×

Tujuh Wasiat Rasulullah SAW Kepada Umatnya

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi (Istockphoto)

BANDUNGMU.COM — Wasita Rasulullah SAW berikut diterjemahkan dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA.

Hadis ini juga menjadi salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan dipilih oleh Imam Al-Nawawi dalam kitabnya yang populer sebagai “Arbain Nawawi”.

Pada pembahasan ini, hadis yang cukup panjang ini diterjemahkan setiap kalimat agar lebih mudah dipahami.

Wasiat pertama

Barang siapa yang melepaskan salah satu dari kesulitan-kesulitan (meringankan beban) dunia seorang mukmin lain, maka Allah akan melepaskan salah satu dari kesulitan-kesulitannya di hari kiamat.

Baca Juga:  Beginilah Proses Belajar Ahmad Hasan Sang Tokoh Persatuan Islam

Wasiat kedua

Dan barang siapa yang mempermudah urusan orang lain yang sedang kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusanya di dunia dan akhirat.

Wasiat ketiga

Barang siapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.

Wasiat keempat

Dan Allah akan menolong seorang hamba-Nya selama orang itu menolong saudaranya.

Wasiat kelima

Dan barang siapa yang menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.

Wasiat keenam

Dan tidaklah sekelompok orang (kaum) berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) dimana mereka membaca Al-Quran, dan saling mempelajarinya (mendiskusikannya) kecuali turun kepada mereka rasa tenang dan diliputi dengan rahmat dan dinaungi para malaikat dan disebut-sebut oleh Allah di hadapan para makhluk di sisi-Nya.

Baca Juga:  Al-Quran Jadi Kitab Istimewa Bagi Umat Manusia

Wasiat ketujuh

Barang siapa yang lambat dalam beramal, garis nasab (keluarganya) tidak dapat membantunya.

Penjelasan singkat

Wasiat pertama hingga keempat bernilai perbuatan baik yang sifatnya sosial, antara satu orang dengan orang lain. Amalan ini membuat seorang muslim mulia di sisi Allah dan sesama manusia.

Wasiat kelima dan keenam merupakan keutamaan menuntut ilmu, termasuk kegiatan yang berkaitan dengannya: belajar, diskusi, dan berbagi wawasan.

Sekalipun bertujuan mengembangkan keilmuan personal, amalan ini masih berkaitan dengan sosial yang bernilai intelektual.

Baca Juga:  Ribuan Jemaah Sholat Idul Adha Padati Halaman UM Bandung, Begini Komentar Netizen

Menuntut ilmu sekalipun tampaknya amal yang sifatnya personal, pada prakteknya mempelajari ilmu tetap membutuhkan orang lain untuk konsultasi dan diskusi.

Maka dalam mempelajari ilmu tetap ada interaksi sosial dan berbagi ilmu, wawasan, dan menambah pemahaman baru.

Sedangkan wasiat ketujuh atau terakhir adalah perlunya seorang muslim untuk bergegas dalam beramal baik dan tidak bermalas-malasan. Baik amalan itu personal atau sosial seperti wasiat-wasiat sebelumnya.***

PMB Uhamka