BANDUNGMU.COM, Bandung — UIN Sunan Gunung Djati Bandung menduduki peringkat pertama di antara perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia versi Kubuku eResources dengan total pembaca terbanyak periode 2024-10.
Kepala Perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung Agus Abdul Rahman membenarkan tentang pemeringkatan pembaca terbanyak ini.
“Alhamdulillah UIN Bandung menjadi pertama berdasarkan Kubuku eResources. Terima kasih kepada pimpinan Pak Rektor, Pak Wakil Rektor, dan Pak Biro atas dukungan selama ini. Juga para dosen, tendik, dan mahasiswa atas segala kepercayaan untuk selalu mengunjungi, membaca, dan menjadikan perpustakaan sebagai jantungnya ilmu pengetahuan,” tegasnya pada Jumat (22/11/2024).
Sebagai informasi, sejak 2016 Kubuku eResources telah tumbuh menjadi perusahaan yang mempunyai bisnis inti penyediaan buku digital di Indonesia. Mereka senantiasa melakukan penyesuaian terhadap produk produknya sesuai kebutuhan dan perkembangan teknologi yang ada.
Kubuku menyediakan ekosistem industri buku digital dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan potensi kegemaran masyarakat dalam membaca. Saat ini Kubuku eResources yang berkantor pusat di Yogyakarta memiliki berbagai produk seperti perpustakaan digital, titikbaca, bookubuku, software presentasi, dan diskusi yang dapat menunjang kegiatan pendidikan dalam sebuah instansi.
Atas capaian prestasi yang membanggakan kampus ini, Wakil Rektor I UIN Bandung Dadan Rusmana menegaskan bahwa tingkat jumlah pembaca ke perpustakaan UIN Bandung menduduki peringkat pertama di antara perpustakaan perguruan tinggi.
“Akselerasi literasi. Selamat untuk para pengelola perpustakaan UIN Bandung dan sivitas akademika UIN Bandung. Berkah untuk semuanya. Data ini penting bagi kita, yakni sebagai salah satu alat ukur dari kinerja layanan perpustakaan UIN Bandung terhadap para pemustaka,” jelasnya.
Kampus mengapresiasi capaian ini sebagai pijakan untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan terkait dengan tata kelola dan layanan perpustakaan agar mampu menjadi salah satu “titik tolak” peningkatan literasi bagi sivitas akademika UIN Bandung.
“Hal ini karena perpustakaan sebagai salah satu jantungnya aktivitas tridharma perguruan tinggi di UIN Bandung. Sebagai salah tempat strategis, perpustakaan perlu menunjukkan kinerja dan performa yang excelent,” bebernya.
Pada sisi lain, data ini juga penting untuk melihat tingkat aksesibilitas dan ketertarikan terhadap buku dan referensi lainnya dari sivitas akademika UIN Bandung, khususnya mahasiswa.
“Kebahagiaan mahasiswa yang tergolong gen-z dan generasi milenial masih mau mengakses buku dan referensi printed (fisik) selain sumber-sumber digital. Semoga capaian ini tegak lurus dengan capaian kenaikan tingkat literasi (pemahaman) terhadap sumber yang diakses dan dimanfaatkannya,” tegasnya.
Capaian ini bukan lahir dari ruang hampa, melainkan hasil dari kerja keras para pengelola perpustakaan UIN Bandung. Pada satu sisi, perpustakaan UIN Bandung sudah terakreditasi “A” yang menunjukkan kualitas terbaik dari tata kelola dan layanan. Pada sisi lain berbagai program peningkatan kapasitas infra struktur memberika dampak pada kemudahan akses dan layanan bagi para pemustaka.
“Perlu diperhatikan juga beberapa program inovatif dari perpustakaan UIN yang perlu diapresiasi dalam upaya meraih hati para mahasiswa agar mau berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu tempat mencari sumber dan media pengetahuan. Misalnya, program duta perpustakaan, kesempatan magang, destinasi rihlah literasi, dan lain-lain perlu dipertahankan dan ditingkatkan,” pungkasnya.
Berikut adalah 10 perpustakaan perguruan tinggi dengan total pembaca terbanyak periode 2024-10 versi Kubuku eResources. Di urutan pertama terdapat Perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, diikuti oleh Perpustakaan UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, dan UPT Perpustakaan UNESA.
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang juga masuk dalam daftar, bersama dengan Perpustakaan UIN Mahmud Yunus Batusangkar dan Universitas Islam Negeri Salatiga. Tak ketinggalan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan, Perpustakaan UIN Walisongo, serta Perpustakaan UPN Veteran Jakarta turut tercatat dalam daftar ini, diakhiri oleh Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.***