BANDUNGMU.COM — UIN Sunan Gunung Djati Bandung akan menerapkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada semester depan, tepatnya pada mahasiswa semester lima.
Rektor UIN SGD Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si. menegaskan hal itu saat membuka acara workshop “Implementasi MBKM pada Prodi-prodi di Fakultas Adab dan Humaniora”, Senin (03/05/2021).
Workshop yang digelar Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) ini menyuguhkan materi “Peluang Magang dan Kerja Berbasis Keahlian Berbahasa Asing, Sastra, Sejarah, dan Budaya”, oleh Ir. Rachmat Taufik Garsadi, M.Si. (Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat), dipandu moderator Dr. H. Dedi Supriadi, M.Hum. (Wakil Dekan II FAH).
Sedangkan materi “Implementasi MBKM, Pengalaman FIB UNPAD” oleh Inu Isnaini Sidiq, Ph.D. (Manajer Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran), dipandu mederator Dr. H. Ading Kusdiana, M.Ag. (Wakil Dekan III FAH).
“MBKM wajib dilaksanakan karena kita sudah melakukan kontrak dengan Kementerian Agama dan Kementerian Keuangan RI,” lanjut Prof. Mahmud, didampingi Dekan FAH Dr. H. Setia Gumilar, M.Si.
Dalam implementasinya di lapangan, UIN Bandung melakukan kerja sama dengan UNPAD dan ITB. Tinggal menentukan mata kuliah apa saja yang tepat dalam konteks MBKM ini. Termasuk soal praktik kerja lapangan, magang, dan penempatan kerja bagi alumni, sudah bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait.
Yang harus diperhatikan, kata rektor, jangan sampai penerapan MBKM merugikan dosen. Masalahnya, mata kuliah yang kurang diminati, akan berdampak pada penghasilan dosennya. “Ini bisa menyebabkan kekisruhan,” jelasnya.
MBKM tetap harus dijalankan, dalam rangka menyahuti kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil.
Dalam menyongsong pemberlakuan MBKM ini, Fakultas Adab dan Humaniora menggelar berbagai workshop, seminar, dan Focus Group Discussion (FGD). Hal itu dilakukan agar dapat menemukan konsep yang tepat dan cermat, sehingga pelaksanaan MBKM berjalan secara lancar dan sukses.