BANDUNGMU.COM- Wahyudin Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis di UIN Sunan Gunung Djati Bandung menegaskan saat ini era berpikir komputasional. Suatu cara berpikir cepat tetapi benar seperti kerja komputer.
“Kami belum paham benar cara berpikir ini. Masih sedang dipelajari agar segera bisa dipraktikkan. Pastinya berpikir itu berperan untuk penyelesaian masalah. Dan di hadapan manusia pasti terdapat banyak masalah yang menjadi penghambat jalan menuju ke masa depan,” tegasnya, Ahad (28/03/2021).
Berpikir komputasional mengajak umat manusia untuk berpikir dengan cara kerja komputer, terutama berpikir cepat dan benar. Dengan demikian, hambatan akan teratasi dan membuka peluang untuk merebut masa depan.
Yudi, sapaan akrabnya menuturkan “Mula-mula indentifikasi masalah. Atau masalah apa yang hendak dipecahkan. Kemudian dirancang alur proses menurut cara kerja komputer untuk mengatasi masalah itu. Bisa jadi cara kerja budaya terlalu melingkar dalam penyelesaian masalah,” paparnya.
Berbeda dengan cara kerja budya yang lamban, cara kerja komputer pasti berpikir sangat cepat mengikuti alur sistem yang dirancang secara tepat. Sehingga cepat pula masalah diatasi.
“Contoh problem penulisan artikel ilmiah. Agenda ini sering menghadapi hambatan yang kurang menopang percepatan publilasi ilmiah. Akan tetapi, seseorang hanya butuh waktu 2 jam dalam penulisan artikel mini melalui berpikir komputasional. Yakni, tersistem, mengikuti alur, tidak muter-muter, bertahap, jika gagal tahap satu, maka diulang lagi sampai berhasil, dan tuntas,” jelasnya.
Berpikir komputasional bisa diterapkan dalam banyak hal. Sebab, hal ini berlaku bukan saja di kalangan bidang komputer-sains. “Berpikir komputasional barlaku untuk seluruh manusia, dan hal ini tengah menjadi kesadaran abad ini,” pungkasnya.