BANDUNGMU.COM — Seorang pedagang dari suku Zabidi menjual untanya di pasar Hazwarah. Untanya begitu sehat dan menarik. Meski dibanderol dengan harga tinggi, banyak penduduk Mekah tertarik untuk membeli.
Namun semua calon pembeli mundur saat Abu Jahal menawar unta itu dengan sepertiga harga yang ditetapkan.
Pedagang Zabidi tadi tentu saja tidak mau melepas untanya kepada Abu Jahal dengan harga yang sangat rendah.
Abu Jahal adalah pemimpin Mekah yang ditakuti. Tak ada seorang pun yang berani membeli sesuatu di atas penawaran Abu Jahal. Akibatnya, hingga berhari-hari, unta pedagang Zabidi tak kunjung ada yang membeli.
Dengan perasaan kecewa, pedagang Zabidi itu datang mengadu pada Nabi Muhammad Saw. Dia mendengar reputasi Muhammad yang selalu bersikap adil dan bijak. Kepada Nabi Muhammad Saw., yang sedang berada di Masjidil Haram bersama Umar bin Khathab dan Sa’ad bin Abi Waqqash, pedagang Zabidi itu berseru,
“Wahai orang Quraysh, bagaimana cara kalian berdagang? Sungguh kalian itu zhalim!”
Mendengar itu Nabi Muhammad Saw menanggapi,
“Siapa yang menzhalimimu?”
Lalu pedagang Zabidi itu menceritakan apa yang dia alami.
Setelah mendengar cerita itu nabi bersepakat memborong tiga unta sesuai harga yang ditawarkan.
Lalu nabi menjualnya. Hanya dalam hitungan jam, dua unta terjual. Dari penjualan dua unta itu Rasulullah bisa membayar harga tiga unta yang dia beli dari pedagang Zabidi. Satu unta sisanya akhirnya terjual juga dan menjadi keuntungan dagang Nabi.
Pedagang Zabadi itu puas urusan dagangnya selesai. Tapi urusan dengan Abu Jahal belum tuntas.
Nabi muhammad Saw. bersama Pedagang Zabadi mendatangi Abu Jahal yang sedang duduk di sudut pasar.
“Wahai Abu Jahal, jika sekali lagi kamu melakukan apa yang engkau lakukan pada pedagang Zabadi ini atau pada pedagang lainnya, engkau akan dapat pelajaran dariku.”
Dengan wajah pucat dan gemetar, Abu Jahal menjawab, “Wahai Muhammad, aku tidak akan mengulanginya lagi”.
Saat Nabi Muhammad meninggalkan Abu Jahal yang ketakutan, Umayyah bin Khalaf dan orang-orang Qurays yang ada di sana begitu keheranan,
“Abul Hakam, apa yang terjadi padamu? Mengapa kamu begitu takut pada Muhammad? Sampai-sampai kamu pucat pasi seperti mayat.”
Lalu Abu Jahal menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan mengikuti Muhammad. Tapi tadi aku begitu takut melihat dua makhluk di sisi kiri dan kanan Muhammad. Makhluk itu memegang tombak dan mengarahkannya kepadaku, seolah mereka akan membinasakanku!”
Sumber:
Golden Moral: a collection of stories from seerah, Abdul Malik Mujahid, Riyadh, 2014.
Anshab Al-Ashraf: (1/146,147); Subul al-Huda War-Rashad (2/429).