UMBandung
Sosok

AF Ghazali: Ulama Tatar Sunda Karismatik Yang Ceramahnya Selalu Menggetarkan Hati Umat

×

AF Ghazali: Ulama Tatar Sunda Karismatik Yang Ceramahnya Selalu Menggetarkan Hati Umat

Sebarkan artikel ini
AF Ghazali (desain: Rio PL)

BANDUNGMU.COM, Bandung — Drs KH Totoh Abdul Fatah Ghazali, seorang kiai karismatik asal Sunda, dikenal luas berkat ceramah-ceramahnya yang tersebar di seluruh Jawa Barat. Ceramahnya, yang menggunakan bahasa Sunda, mudah dipahami, sederhana, lembut, dan penuh wibawa, membuatnya sangat dihormati oleh masyarakat.

Ceramah AF Ghazali selalu menyentuh hati dan dirindukan umat karena tidak pernah merendahkan atau mencaci maki orang lain. Seperti yang dikutip dari moeflich.wordpress.com, Sabtu (25/05/2024), dalam setiap ceramahnya, AF Ghazali selalu memilih bahasa Sunda sebagai medium untuk menyampaikan pesan-pesan agama kepada audiensnya. Ini adalah bagian dari identitasnya sebagai orang Sunda yang tumbuh dalam kebudayaan Sunda.

Para nabi juga menggunakan bahasa lokal dalam menyampaikan risalah kepada umatnya, dan strategi inilah yang menginspirasi Ghazali untuk memilih bahasa Sunda dalam dakwahnya. Hasilnya, ceramah-ceramah Ghazali tidak hanya menjadi tontonan tetapi juga menjadi tuntunan yang meresap ke dalam hati para jemaahnya.

Baca Juga:  PP Muhammadiyah dan UM Bandung Selenggarakan Workshop PUPM

Mendengarkan ceramah-ceramah AF Ghazali, selain belajar agama dan menerima nasihat rohani, jamaah juga seakan-akan belajar bahasa Sunda. Bahasa Sunda yang digunakan oleh AF Ghazali seperti “ngéntép séréh” dan “malapah gedang,” yang artinya rinci, tertib, dan terstruktur.

Latar belakang dan pendidikan

Mengutip ensiklopedia bebas Wikipedia, AF Ghazali lahir di Limbangan, Garut, Jawa Barat, pada 7 Agustus 1937. Ia berasal dari keturunan bangsawan dan ulama yang terkenal karena keilmuan dan kealimannya.

AF Ghazali menimba ilmu di berbagai pesantren, termasuk Pesantren Situgede Monggor dan Pesantren Cikelepu di Limbangan, Garut, serta Pesantren Cikalama di Cicalengka, Kabupaten Bandung pada 1951. Sobat karib Gus Dur ini melanjutkan pendidikannya ke SMP dan SMA Muslimin Bandung dan kemudian ke Fakultas Hukum Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung pada era 1970-an.

Baca Juga:  Mendapatkan Muhammadiyah Awards, Inilah Kisah Pak Mukardi Bangun Puluhan Sekolah di Sumatra Selatan

Karir dan dakwah

AF Ghazali pernah menjalankan bisnis sapi di Bandung dan Tulungagung, Jawa Timur, dan bersama rekan-rekannya mendirikan Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel kelas jauh yang kini menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Dekan I pada periode 1968-1972 sebelum kembali ke Bandung.

Di Bandung, AF Ghazali aktif berdakwah dan menjadi pengurus Majelis Ulama Indonesia di Kota Bandung dan Jawa Barat. Karena kemiripan nama, ia sering dipertukarkan dengan dua tokoh lain yang berkerabat dekat, yaitu almarhum KH Totoh Abdul Fatah Maulany dan almarhum KH Totoh Abdul Fatah Muhyidin.

Baca Juga:  Dedi Mulyadi Ungkap Persamaan Muhammadiyah dan Masyarakat Sunda

Peninggalan dan pengaruh

AF Ghazali lebih dikenal sebagai pendakwah di kalangan masyarakat berbahasa Sunda. Julian Millie, seorang antropolog dari Monash University, menulis buku “The People’s Religion: The Sermons of AF Ghazali” yang merupakan hasil transkripsi dari ceramah-ceramah Ghazali yang terdokumentasikan dalam bentuk rekaman kaset.

Buku ini mencakup empat tema utama: “Ayat-ayat Allah,” “Ngabageakeun Muharam,” “Tobat,” dan “Tugas Risalah,” dan diterbitkan dalam format bilingual: bahasa Sunda dan Inggris.

Wafat

AF Ghazali wafat pada Minggu 6 Mei 2001 atau 1 Ramadan 1422 Hijriah pukul 03.00 WIB di rumahnya. Ia wafat karena sakit dan dimakamkan di pemakaman keluarga Kiai Abdurrahman Alatas di Desa Cikelepu, Limbangan, Garut, Jawa Barat.***

PMB UM Bandung