BANDUNGMU.COM – Setiap Idulfitri tiba, umat Islam di Indonesia memiliki tradisi mudik, yakni berbondong-bondong pulang ke kampung halamannya masing-masing.
Di samping tradisi mudik, umat Islam Indonesia juga memiliki tradisi lain seperti ketupat, sayur khusus selama lebaran, ziarah kubur, hingga tunjangan hari raya (THR).
Kemeriahan ini menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad merupakan kegiatan khas Indonesia. Kata Dadang, hal serupa tidak ada ditemukan di negara-negara Islam di jazirah Arab.
“Jadi, ini betul-betul mencampur agama Islam dan ajaran budaya lokal. Itu dari sudut pandang agama baik karena menjadikan orang lebih bergairah dalam beragama,” ujar Dadang seperti dikutip dari “Catatan Akhir Pekan” di kanal youtube Tvmu, Senin (09/05/2022).
Untuk mudik sendiri menurut Dadang terinspirasi dari ajaran Islam terkait silaturahmi.
Dia lantas mengutip sebuah hadis riwayat Muslim yang memuat perintah Rasulullah SAW untuk menebar salam (afsyus salaam), memberikan makan fakir miskin (ath’imu tha’am), dan menyambung tali silaturahim (wasilul arham).
“Maka silaturahmi ini direfleksikan oleh orang-orang kita dengan mengunjungi sanak saudara di kampung halaman,” terangnya.
Pada sisi lain, tradisi mudik menurut Dadang juga merupakan pengejawantahan dari inti ayat ke-83 surah Al-Baqarah yang berisikan tentang perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin.
Kemeriahan budaya Idulfitri di Indonesia, kata Dadang, merupakan hal positif baik dari segi sosial ataupun ekonomi.
Pasalnya di momen ini banyak orang memberikan hadiah dalam bentuk parsel, uang jajan, hingga THR yang tujuannya satu, yakni menebar kebahagiaan bersama-sama.
“Kalau hanya saling memberi di antara kita tidak ada batasan dan hadiah itu tanda kecintaan seseorang pada yang lainnya,” pungkas Dadang.***