BANDUNGMU.COM, Jakarta – Harga koin emas dinar produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. jeblok pada perdagangan Rabu (17/2/2021). Aset-aset emas saat ini sedang kurang menarik bagi para investor, membuat harga emas dunia merosot dan turut menyeret koin dinar.
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, koin 1 dinar dengan kemurnian 99,99% dibanderol Rp 3.757.000, ambrol 2% dibandingkan harga kemarin. Sementara itu koin 1 dinar dengan kemurnian 91,7% dibanderol Rp 3.457.268, juga meroost 1,99%. PT Antam juga menjual koin dirham yang berbahan dasar perak, dibanderol Rp 94.378 turun 0,94%.
Emas Mulai Merosot
PT Antam menjual koin dinar dengan kemurnian 91,7% mulai dari pecahan 1/4 dinar hingga 4 dinar, sementara kemurnian 99,99% mulai pecahan 1/4 dinar hingga 2 dinar. Sementara koin dirham yang berbahan dasar perak dengan kemurnian 99,95% dijual dengan pecahan 1 dan 2 dirham.
Koin dinar dan dirham dapat digunakan sebagai alat investasi atau simpanan, serta menjadi mahar.
Harga emas dunia kemarin merosot 1,35% ke US$ 1.794,31/troy ons, padahal stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan cair dalam waktu dekat.
Stimulus fiskal merupakan salah satu bahan bakar emas untuk menguat. Pada tahun lalu, saat pemerintah AS menggelontorkan stimulus senilai US$ 2 triliun, emas terus melesat naik hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah US$ 2.072,49/troy ons.
Namun, kali ini emas masih melempem meski kemungkinan stimulus fiskal cair lagi. Hal tersebut menunjukkan emas kini mulai tak menarik bagi investor.
Saingan Emas Digital
Persaingan dengan bitcoin yang dianggap sebagai emas digital juga semakin ketat, dan membuat emas menjadi kurang menarik lagi. Apalagi bitcoin di tahun ini sudah meroket lebih dari 67% dan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah di atas US$ 50.000/BTC.
Aliran modal terus dilaporkan keluar dari emas, yang membuat harganya terus tertekan.
Baru-baru ini, BlackRock sebuah perusahaan investasi terbesar di dunia dengan total aset kelolaan mencapai US$ 8,67 triliun dilaporkan menjual kepemilikan emasnya. Perusahaan pengelola dana tersebut menjual aset emas miliknya berupa exchange traded fund (ETF) sebesar US$ 471 juta.
Sebelumnya, per 31 Desember 2020, BlackRock masih memegang aset ETF emas senilai US$ 835 juta.
Sumber: CNBC Indonesia