BANDUNGMU.COM — Dunia sedang gonjang-ganjing gegara perang antara Rusia dan Ukraina. Masyarakat internasional pun saat ini harap-harap cemas terhadap perang tersebut.
Bahkan ada yang menyebut bahwa perang kedua negara tersebut sebagai percikan untuk menyulut terjadinya perang dunia ketiga. Anggapan tersebut sangat wajar kalau melihat situasi saat ini.
Menarik diulas sejarah dan bagaimana kondisi umat Islam yang di salah satu negara yang sedang berkonflik, yakni Ukraina. Mengutip laman bebas wikipedia, orang Islam di Ukraina berjumlah sekitar 4% dari keseluruhan jumlah penduduknya.
Kebanyakan mereka adalah kaum Tatar Krimea dan tinggal di semenanjung Krimea. Di Kota Kiev sendiri ada sekitar 50 ribu warga muslim termasuk dari mereka merupakan warga yang berasal dari luar negara.
Sejarah Islam di Ukraina memiliki akar yang teramat dalam. Masyarakat setempat pertama kali mendengar tentang Islam melalui kunjungan bisnis para saudagar dari tanah Arab dan negara-negara timur di selatan wilayah Ukraina.
Seiring dengan berjalannya waktu antara dua negara mulai menjalin hubungan dagang yang erat dan ikatan diplomatik. Menurut sejarah resmi, permukiman muslim pertama di Kota Kiev sudah eksis sejak abad ke-18. Pada dua abad terahir komunitas muslim di tanah Ukraina terus membengkak dan diperkirakan saat ini ada sekitar dua juta muslim di Ukraina.
Hingga 1917 perkembangan Islam di Ukraina cukup stabil. Namun seiring dengan berkuasanya rezim Uni Soviet (1922-1991) di Ukraina, terjadi kesulitan yang luar biasa bagi penyelenggaraan peribadatan publik.
Meskipun begitu muslim Ukraina tetap menjalankan ibadah dan mempertahankan agama yang diwariskan secara turun-temurun dari para pendahulu mereka. Mereka juga menjaga segala warisan keislamannya.
Perubahan dramatis terjadi pada awal 1990-an dalam komunitas muslim Ukraina. Terkait dengan permulaan transformasi demokrasi di Uni Soviet, diikuti dengan perubahan fundamental dalam hal kaitannya dengan pengakuan negara terhadap hak hak publik.
Umat Islam dapat dengan terbuka membicarakan dan menjalankan ajarannya dengan bebas. Ketika Ukraina memperoleh kemerdekaannya, kesempatan untuk membentuk lembaga komunitas pusat muslim pun terbuka lebar untuk dapat merancang sebuah koordinasi proses-proses kebangkitan kembali kehidupan beragama Islam di negeri itu.
Pada 9 September 1992, Dewan Urusan Agama di bawah kabinet kementerian Ukraina telah menerima pendaftaran Badan Urusan Agama Islam Ukraina (DUMA) yang menyatukan seluruh komunitas muslim di Ukraina. Pemimpin DUMA yang mengorganisasi di antara komunitas muslim Ukraina dan luar negeri di bawah pimpinan Tamin Achmed Mohammed Mutach.
Tujuan utama DUMA adalah memberikan dukungan dan tuntunan bagi kondisi yang memungkinkan umat Islam menjalankan syariat sesuai dengan petunjuk Al-Quran dan Sunnah.
Salah satu penekanan upaya DUMA adalah mempererat tali silaturahmi di antara masyarakat muslim Ukraina yang berasal dari beragam bangsa berdasarkan pemahaman agama yang bersih dari pemahaman yang salah termasuk tindakan ekstrimis dan tindakan negatif lainnya.
DUMA berupaya menyebarkan ajaran Islam yang benar guna melawan ideologi ektrimis yang saat ini oleh sebagian orang disematkan kepada Islam. DUMA merupakan anggota tetap dari Dewan Keagamaan dan Tempat Ibadah Seluruh Ukraina. DUMA melibatkan diri dalam berbagai komfrensi, simposium termasuk berpartisipasi dalam pembentukan dialog lintas agama.