BANDUNGMU.COM — Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Ziyad, mengajak warga Muhammadiyah harus senantiasa menjaga optimisme menghadapi pandemi covid-19 dan menjadikan Alquran sebagai sandaran dan sumber inspirasi untuk menjaga optimisme tersebut.
Ziyad menegaskan bahwa sebagai mukmin tidak perlu risau dengan kesulitan sebab bersama kesulitan ada kemudahan, sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Insyirah. Oleh karena itu, menjaga optimisme di tengah kesulitan apa pun termasuk akibat pandemi covid-19 mutlak dilakukan oleh warga Muhammadiyah.
“Yang menjadi sumber ini adalah Teologi Al-Insyirah, yaitu surah Al-Insyirah. Surah Al-Insyirah inilah yang menjadi power warga Muhammadiyah,” tutur Ziyad pada (11/12/2021) di acara Resepsi Milad ke-109 Muhammadiyah yang diadakan PWM Kalimantan Timur.
Adanya covid-19 menurutnya merupakan ujian yang dihadirkan oleh Allah SWT untuk mengukur tingkat keimanan, tawakal, dan ikhtiar manusia. Oleh karena itu, muslim taat di saat mengalami ujian kesulitan seharusnya senantiasa tetap berhusnudzan kepada Allah SWT sebab ketika ada kesulitan pasti ada kemudahan.
Sumber lain kekuatan dan inspirasi Muhammadiyah di masa pandemi covid-19 ini adalah surah Al-Ma’un. Melalui sumber inspirasi tersebut, Muhammadiyah menjadi gerakan sosial yang luar biasa. Bahkan beberapa Indonesianis menyebut gerakan sosial Muhammadiyah tidak ada duanya di dunia.
Al-Ma’un turut menginspirasi kemandirian Muhammadiyah. Ziyad menegaskan bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi non-pemerintah yang lebih kuat tradisi memberinya ketimbang memintanya. Oleh karena itu, banyak pejabat bahkan Presiden RI heran dengan pembangunan AUM dengan dana tidak sedikit, tetapi tidak mengajukan “proposal” ke pemerintah.
Maka bagi Muhammadiyah, Tauhid murni itu juga memiliki dimensi sosial atau mengesakan Tuhan itu berdampak kepada sikap welas asih dan kedermawanan kepada sesama. Serta Kitab Suci Alquran bagi Muhammadiyah bukan hanya bacaan kosong tanpa nilai sebab dari Alquran tersebut memberikan inspirasi kepada Warga Muhammadiyah untuk senantiasa bergerak maju.
Maka pandangan muslim kepada Agama Islam tidak boleh sempit. Sebab agama bukan hanya mengurusi hukum benar dan salah, hala – haram, termasuk Sunnah–bid’ah saja. Berkaca dari pengalamannya, Ziyad menuturkan ada kelompok-kelompok yang memandang agama sesempit itu. Padahal agama juga harus operasional untuk merespon perubahan zaman.***(Muhammadiyah.or.id)