BANDUNGMU.COM — Zulhijah adalah bulan suci yang tiba hanya dua bulan setelah Ramadan dan setiap amal kebaikan akan mendapatkan pahala berlipat ganda.
Allah SWT bahkan bersumpah demi sepuluh hari pertama Zulhijah dalam Al-Quran (QS Al-Fajr: 2). Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak bacaan tahlil (la ilaha illaallah), takbir (Allahu akbar), dan tahmid (alhamdulillah), serta lebih sering mengingat Allah.
Zulhijah menjadi penting karena semua amal baik seperti haji, puasa, sedekah, dan salat terkumpul dalam sepuluh hari ini, sesuatu yang tidak terjadi di waktu lain. Seperti halnya Ramadan yang memiliki malam lailatul qadar, Zulhijah memiliki Hari Arafah, yang ditandai dengan pengampunan dan rahmat luar biasa dari Allah kepada hamba-Nya.
Dalam sebuah hadis disebutkan, “Tidak ada hari di mana amal saleh pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Zulhijah.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apa pun.” (HR Bukhari).
Namun, meskipun memiliki banyak keutamaan, banyak dari umat Islam masih belum merasakan keistimewaan Zulhijah seperti saat Ramadan. Mungkin salah satu alasannya adalah selama Ramadan, ibadah kita memiliki banyak aspek komunal, seperti berkumpul untuk membaca Al-Quran, tarawih, dan berbuka puasa bersama. Sebaliknya, ibadah selama Zulhijah lebih banyak dilakukan secara individu, menghabiskan waktu sendiri untuk merenung dan mengingat Allah.
Oleh karena itu, mari kita manfaatkan momen Zulhijah ini secara maksimal meskipun tidak sedang berhaji. Kita dapat melaksanakan puasa sunah pada tanggal 1 hingga 9 Zulhijah. Hal ini ditegaskan dalam hadis, “Rasulullah SAW melakukan puasa pada sembilan hari bulan Zulhijah, hari Asyura, tiga hari setiap bulan, dan hari Senin dan Kamis pertama setiap bulan.” (HR Ahmad dan Abu Daud).
Puasa ini dapat diiringi dengan memperbanyak zikir kepada Allah. Dalam Hadis Maukuf, Ibnu Umar dan Abu Hurairah biasa pergi ke pasar pada sepuluh hari pertama Zulhijah sambil mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil. Orang-orang yang menyaksikan mereka juga ikut melantunkan takbir. Kebiasaan para sahabat ini menjadi bukti dianjurkannya amalan tersebut.
Selain puasa dan zikir, sepuluh hari pertama Zulhijah adalah waktu yang tepat untuk bersedekah. Tujuan sedekah bukan hanya untuk melipatgandakan harta, tetapi sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Setelah bersyukur, kita dianjurkan untuk berdoa. Jika sebelumnya doa kita kurang khusyuk, mari minta apa saja kepada Allah pada sepuluh hari pertama Zulhijah ini.
Sepuluh hari pertama Zulhijah juga merupakan waktu yang tepat untuk merapikan jadwal salat kita. Jika sebelumnya ibadah kita masih berantakan, sering disepelekan, atau bahkan ditinggalkan, maka Zulhijah dapat dijadikan momentum untuk bertobat, meningkatkan ketaatan kepada Allah, dan memperbaiki pelaksanaan salat.
Pada Hari Arafah tanggal 9 Zulhijah, selain melaksanakan puasa sunah, mari kita sisihkan waktu untuk duduk dan berbicara secara intim dengan Allah, dengan penuh keyakinan bahwa Dia adalah As-Sami, Zat yang selalu mendengarkan.
Mari kita manfaatkan puasa Arafah ini, karena Rasulullah SAW memiliki harapan yang sangat mulia bahwa dengan puasa di hari Arafah, dosa-dosa kita setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya dapat dihapuskan.
Rasulullah SAW ditanya tentang puasa Arafah, lalu ia bersabda, “Puasa Arafah itu dapat menghapuskan dosa (selama dua tahun), yakni satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang. Adapun puasa Asyura (10 Muharram) dapat menghapuskan dosa selama setahun yang telah lalu.” (HR Muslim).
Salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah selama hari-hari yang penuh berkah ini adalah dengan berkurban pada 10 Zulhijah. Dengan mengorbankan seekor hewan ternak, kita mengikuti sunnah Nabi Ibrahim AS, memberikan daging sebagai sedekah kepada mereka yang membutuhkan, menegakkan salah satu ritual Islam, dan mendekatkan diri kepada Allah. Kurban sering disebut “qurban”, dari kata “qurb” yang berarti kedekatan, yang merupakan bentuk mendekatkan diri kepada Pencipta kita.
Semoga kita dapat memaksimalkan sepuluh hari pertama Zulhijah dengan baik, mengisinya dengan ibadah dan amal kebaikan untuk meraih rida dan berkah Allah SWT.***
___
Sumber: muhammadiyah.or.id
Editor: FA