BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Umat Islam di seluruh dunia telah lama merindukan kehadiran kalender Islam pemersatu yang dapat dijadikan sebagai rujukan dalam bidang muamalah (urusan dunia) dan ibadah.
Imam Besar Masjid Hagia Sophia, Ferruh Mustuer Kimdir, mengungkapkan bahwa kehadiran kalender Islam global adalah keniscayaan yang brilian untuk menyatukan umat Islam se-dunia.
“Kini, perlahan tapi pasti, kalender Islam global Turki 1427/2016 mulai menarik perhatian untuk diimplementasikan. Bahkan, menurut Ahmed Jaballah, mayoritas masyarakat muslim di Eropa telah mengadopsi kalender Islam global,” ucap Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Susiknan Azhari seperti dikutip dari muhammadiyah.or.id pada Jumat (01/09/2023).
Menurut Susiknan, Muhammadiyah juga berencana meluncurkan penggunaan kalender Islam global. Melalui Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Persyarikatan telah menyiapkan perhitungan 100 tahun untuk dijadikan sebagai rujukan.
Langkah ini mendapat apresiasi dari Ahmed Jaballah, Wakil Ketua Majelis Fatwa dan Riset Eropa, yang diungkapkannya dalam Diskusi Ketarjihan pada Senin (21/08/2023) dengan tema “Kalender Hijriah Global Terpadu dan Pengalaman Muslim di Eropa.”
Selanjutnya, implementasi dan sosialisasi kalender Islam global perlu dilakukan secara berkelanjutan. Diyanet Turki dapat melanjutkan rencana yang telah disusun dalam konteks global.
Sementara itu, anggota MABIMS (Majelis Agama-Agama dan Kepercayaan-Kepercayaan Borneo, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) terus berusaha mencari jalan tengah dengan memadukan hasil Turki 1437/2016 dan rekomendasi Jakarta 1438/2017. Mereka mengacu pada konsep dasar Kalender Islam Global dari Turki dan kriteria dari hasil Rekomendasi Jakarta.
Menurut Susiknan, konsep kalender Islam global Turki 1437/2016 adalah jalan tengah yang paling tepat saat ini, tetapi tetap terbuka untuk penyempurnaan.
Kriteria tinggi 3 derajat dan elongasi 6 derajat juga dapat diadopsi dalam pembuatan kalender Islam pemersatu di masa depan, dengan penekanan bahwa perubahan harus melalui mekanisme yang telah disepakati.
Dalam menunggu proses perubahan dan perbaikan, implementasi hasil Konferensi Turki harus dilakukan bersama-sama. Hal ini akan membantu mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan konsep kalender Islam yang dikembangkan.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan, sehingga dapat menganalisis negara-negara yang siap mengimplementasikan kalender Islam global dan negara-negara yang masih menghadapi kendala.
Kendala tersebut dapat bersifat pola pikir keagamaan atau penerimaan terhadap sains dan teknologi. Pemetaan ini akan menjadi langkah penting dalam mengajarkan dan memahami kalender Islam global sebagai acuan bersama dengan masyarakat Muslim di Eropa dan seluruh dunia.***