BANDUNGMU.COM — Akun Facebook UM Bandung (umbandoeng) tak hanya mengunggah berbagai kegiatan kampus, tapi juga sisi lain dari kampus, yang barangkali jarang dieksplor.
Sang admin, yang biasa menyebut diri sebagai ‘Mimin’, pada 20 Juli 2022, misalnya mengunggah foto dua mahasiswi berjilbab, yang wajah dan kostum yang mereka kenakan sama alias mirip.
Apakah mereka kembar? Ya, betul! Ternyata memang keduanya kembar identik. Nah, siapa mereka? Inilah unggahan sang Mimin, pengelola akun Facebook UM Bandung:
Saat Mimin tahu ada kabar ‘si kembar’ akan melakukan pemotretan untuk kebutuhan promosi kampus, maka Mimin pun penasaran, siapa mereka?
Mimin pun meminta izin kepada juru potret untuk mengobrol sebentar dengan Zahra dan Zalfa, nama kedua mahasiswi Teknik Elektro UM Bandung asal Majalaya, Kabupaten Bandung itu.
Tahu UM Bandung dari google
Saat ditanya dari mana mereka tahu UM Bandung, Zahra, yang memiliki tahi lalat di pipi kiri bilang,”Saya sercing di internet,” katanya.
Saat menelusuri kampus-kampus di Google, sambung Zahra semua sudah menutup pendaftaran, kecuali UM Bandung.
“Waktu saya baca, UM Bandung termasuk kampus baru. Ibu saya pun nyaranin pilih kampus ini karena jaraknya tak jauh dari rumah,” terang Zahra.
Maklum, sambung keduanya, bahwa selama mereka bersekolah di pesantren, akses untuk memperoleh informasi tentang kampus minim.
“Selama di pesantren para santri dilarang bawa hp. Jadi kami enggak tahu soal dunia luar,” tutur Zalfa, yang kalau berangkat dan pulang kuliah lewat jalan Cimencrang-Sapan dengan menggunakan motor bersama kembarannya.
Alasan memilih prodi Teknik Elektro
Lalu, kenapa mereka memilih program studi Teknik Elektro? “Kami pas di pesantren masuk kelas IPA. Aku sendiri suka banget dengan Matematika,” papar Zahra yang diamini Zalfa.
Bagi mereka, kuliah di Teknik Elektro tidak mudah. Selain harus memiliki dasar hitung-hitungan yang kuat, juga mampu mengikuti perkuliah secara intens.
“Dua tahun kami kuliah online. Itu membuat kami kurang fokus saat nge-Zoom,” kata kedua alumni pesantren Cipasung, Tasikmalaya itu.
Mereka berharap, perkuliahan secara offline yang berlangsung semester depan benar-benar terwujud. “Kami menunggu momen belajar lagi di kelas,” kata Zahra.
Uniknya, sebagaimana lazimnya anak kembar, dalam keseharian Zahra dan Zalfa pun selalu memakai kostum yang sama. “Mungkin sudah jadi kebiasaan sejak kecil,” ungkap mereka.
Bahkan, saat mereka bersekolah, sejak TK hingga Perguruan Tinggi selalu sekelas dan duduknya pun selalu bareng. “Kecuali pas SMP, kami tidak satu kelas, tapi satu sekolah,” aku Zalfa.
Terima kasih atas waktunya Zahra dan Zalfa. Pun terima kasih sudah memilih UM Bandung sebagai tempat belajar. ***