UMBandung
Edukasi

Keterlibatan Ayah dalam Pendidikan Anak Usia Dini

×

Keterlibatan Ayah dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Sebarkan artikel ini

BANDUNGMU.COM – Madrasah pertama dan utama bagi anak-anak ialah ibu. Namun, harus diingat bahwa di madrasah itu ada kepala madrasahnya, yakni ayah atau suami.

Jadi, bagaimana pun para ayah, suami, atau siapa pun laki-laki di dalam keluarga, tidak bisa lepas dari tanggung jawab mendidik anak usia dini.

Bukan sekadar mendidik sebagai seorang guru, melainkan mendidikan secara lebih luas. Oleh karena itu, keterlibatan laki-laki di dunia pendidikan anak usia dini sangat penting.

Itulah salah satu bahasan penting yang dikatakan Pendiri dan Direktur Indonesia Creative Education Institute (ICEI) Irwan Gunawan dalam sharing session virtual Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) PIAUD UMBandung bertema ”Reach Your Goals, Achieve Your Dreams in Early Childhood Education”, Minggu (12/09/2021).

Irwan mengatakan, pendidikan anak usia dini (PAUD) sendiri muncul pada awal tahun 2000-an. Namun, sampai saat ini masih tertinggal secara anggaran dari pemerintah dibandingkan dengan pendidikan lainnya. PAUD seakan-akan belum terlalu penting.

Baca Juga:  Inilah Pesan Penting Muhadjir Effendy untuk Para Rektor Muhammadiyah

Ia mengatakan melalui beberapa penelitian bahwa dasar pendidikan itu adanya di pendidikan anak usia dini atau yang biasa disebut dengan golden periode.

”Perkembangan anak yang paling cepat  dan terjadi sangat pesat itu ya di masa anak usia dini. Selanjutnya tinggal bagaimana kita memberikan stigmasi sesuai dengan tahapan perkembangan (anak),” ucap Irwan.

Meskipun angka partisipasi kasar (apk) PAUD cukup baik, tetapi masih perlu disosialisaikan kepada masyarakat luas bahwa PAUD itu penting untuk anak.

”Penyampaiannya sendiri tidak mungkin hanya satu dua orang saja. Namun, bagaimana kita memastikan dan menyampaikan kepada masyarakat bahwa PIAUD sendiri ialah pendidikan yang dibutuhkan oleh anak,” lanjut pria yang juga Senior Principal Kidsvilleschool tersebut.

Baca Juga:  Ini 7 Tips Membuat Konten Dakwah di Media Sosial

Kalau ada anak-anak berusia rata-rata enam tahun belum mau belajar di PAUD, ini menjadi tugas yang harus dipikirkan oleh sarjana PAUD. Merek harus memberitahu masyarakat betapa pentingnya pendidikan untuk anak di usia dini.

Ditegaskan Irwan, masih banyak anak-anak usia enam di Indonesua tahun belum belajar di PAUD. Hal ini menurut Irwan menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan.

”Barangkali dengan teman-teman masuk PIAUD UMBandung ini bisa semakin mengembangkan lembaga-lembaga PAUD lain yang dikelola sehingga pada akhirnya masyarakat bisa merasakan manfaatnya,” tuturnya.

”Kalau manfaatnya sudah terasa, kalau anak sudah dimasukan ke PAUD, baru ‘oh iya anak saya bisa ini’ sehingga nantinya bisa merasakan bahwa ada sesuatu hal yang bermanfaat yang bisa diambil dari pendidikan anak di usia dini,” terangnya.

Irwan mengatakan bahwa PAUD memiliki dampak yang besar untuk anak-anak. Lembaga pendidikan paling dasar ini memiliki tugas membangun pondasi yang kuat untuk perkembangan anak-anak.

Baca Juga:  Polrestabes Bandung dan UIN SGD Gelar Vaksinasi Covid-19 untuk Mahasiswa, Keluarga Dosen, dan Tendik

Ia juga menyampaikan bahwa minimal harus punya tiga bekal untuk mengambil bidang PAUD. Pertama, membekali diri untuk modal ke depan. Kedua, fokus terhadap hal yang sedang dijalani. Ketiga, menyertakan hati atau meyakini bahwa hal itu merupakan hal yang terbaik.

Sejatinya kita perlu membuat agenda besar apa yang kita lakukan itu punya dampak untuk anak-anak. Dampak itu, kata Irwan, tidak hanya saat ini, tetapi untuk tahun-tahun selanjutnya karena kita meletakan pondasi yang sangat kuat demi perkembangan anak.

”Kita berharap punya generasi-generasi yang bermanfaat bagi keluarga, agama, bangsa, dan semua pihak. Harus dipahami bahwa semua itu itu bisa dimulai dari pondasi yang kuat, yakni dari pendidikan anak usia dini,” pungkas Irwan.*** (Firman Katon).

PMB UM Bandung