BANDUNGMU.COM – Siang yang terik tak membuat lengang Masjid Raya Bandung. Saat suara azan memanggil, ratusan orang segera bergegas masuk ke dalam masjid. Sementara di luar masjid tersisa beberapa orang yang masih duduk melepas lelah sembari mengobrol.
Terletak di dekat alun-alun Kota Bandung, masjid ini bisa dibilang cukup riuh. Tak hanya oleh banyaknya jamaah yang datang, keriuhan juga disumbang oleh kehadiran para pedagang yang menggelar lapak di sekitar masjid.
Ada penjual makanan, busana muslim, hingga beragam pernik khas Kota Kembang. Semuanya membaur dalam suasana yang hidup pada siang hari yang terik.
Sebagai masjid utama di Kota Bandung, Masjid Raya Bandung membuka diri kepada umat Islam yang kebetulan singgah di Ibu Kota Jawa Barat ini. Buat mereka yang ingin beribadah, masjid ini selalu membuka pintunya lebar-lebar. Sementara bagi mereka yang ingin sekadar melancong, masjid ini pun tak pernah sungkan untuk menjamu.
Dari sudut jalan Asia Afrika, masjid ini sangat jelas terlihat. Penandanya adalah dua menara yang menjulang tinggi. Ketika melihatnya lebih dekat, akan tampak tiga kubah berbentuk setengah lingkaran. Kubah utama berdiameter 30 meter, sedangkan dua kubah yang berada di kiri dan kanan kubah utama berdiameter 25 meter.
”Kubah dan menara yang tinggi ini memang menjadi salah satu ikon dari Masjid Raya Bandung,” kata Gilang Nugraha dari Badan Pengelola Masjid Raya Bandung.
Awalnya, menara masjid ini menjulang setinggi 99 meter. Angka tersebut merujuk pada Asmaulhusna. Namun, ketinggian menara tersebut terpaksa dipangkas.
Perubahan dilakukan karena adanya masukan dari pengelola Bandara Husein Sastranegara. Pihak bandara menilai, ketinggian menara hingga 99 meter berpotensi mengganggu lalu lintas penerbangan.
”Akhirnya, sekarang tinggi menara itu hanya 81 meter. Tetapi, kalau diukur dari kedalaman fondasi yang mencapai 18 meter, ketinggian menara masjid raya ini tetap 99 meter,” jelas Gilang yang turut membidani proyek renovasi masjid pada 2001.
Daya pikat masjid ini tak hanya tersaji dari sisi luar. Saat kaki melangkah masuk masjid, akan terlihat betapa luasnya masjid ini. Dengan luas bangunan 8.575 meter persegi, masjid ini mampu menampung hingga 13 ribu jamaah.
Saat berada di ruang shalat utama, tatapan mata akan langsung tersedot ke arah cekungan kubah yang tampil cantik dengan sejumlah ornamen dekorasi. Sisi-sisi yang mengitari kubah dihiasi paduan warna abu-abu dan biru pastel. Jika di banyak masjid cekungan kubah biasanya dilengkapi dengan lampu gantung, tak demikian halnya dengan Masjid Raya Bandung.
Luas dan tinggi
Posisi kubah yang berada di tengah juga menumbuhkan kesan ruangan terlihat luas dan tinggi. ”Ketinggiannya dari bagian atas kubah hingga ke lantai mencapai 25 meter,” kata Gilang yang juga seorang arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Posisi yang tinggi itu juga berdampak positif bagi sirkulasi udara di dalam masjid. Udara menjadi lebih leluasa bergerak. Untuk pencahayaan, masjid ini memiliki 22 jendela kaca yang ditempatkan di bawah kubah. Cahaya matahari juga leluasa masuk melalui kaca yang terpasang di bagian langit-langit, khususnya langit-langit di sisi pinggir ruangan.
Diolah dari Republika Online
Bersambung ke bagian 2