Oleh: Dadang Kahmad, Ketua PP Muhammadiyah
BANDUNGMU.COM – Manusia adalah zoon politicon kata Aristoteles, yang berarti manusia adalah hewan bermasyarakat.
Di antara makhluk yang diciptakan Allah SWT hanya manusia yang bermasyarakat. Memang ada beberapa hewan yang berkelompok, tetapi sangat terbatas dan tidak melahirkan kebudayaan.
Dalam hidup bermasyarakat tersebut berdasarkan kesepakatan melahirkan pola-pola interaksi yang menjadi aturan dan hukum yang mengatur ketertiban hidup di antara mereka yang kemudian menjadi kebudayaan.
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia untuk mempertahankan hidup dari tantangan yang dihadapinya.
Kalau binatang melindungi dirinya dengan kekuatan fisiknya, baik kekuatan otot ataupun kemampuan mengubah diri.
Maka manusia secara fisik sangat lemah, tetapi Allah memberi peralatan pertahanan dengan kekuatan akalnya.
Oleh karena itu, dengan akal lalu menciptakan peralatan dan sarana untuk melindungi dirinya.
Ketika cuaca dingin manusia menciptakan baju tebal dan alat pemanas ruangan. Ketika cuaca panas dia menciptakan pakaian tipis dan pendingin ruangan.
Begitu pula menciptakan berbagai senjata untuk melindungi dirinya dan warga masyarakatnya dari serangan musuh yang membahayakan. Termasuk bahaya dari binatang buas dan dari sesama manusia.
Dengan akalnya manusia belajar sesuatu sehingga ia memperoleh pengetahuan.
Bermacam macam pengetahuan untuk menciptakan dan mengembangkan produk untuk pemenuhan kebutuhan jasmani ataupun ruhani.
Kemudian untuk menciptakan kesenangan dan ketenangan hidup dirinya dan masyarakatnya.
Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 30, Allah SWT mengajar manusia pertama, Adam AS, dengan mengenalkan berbagai ilmu pengetahuan untuk bekal dia dalam mengarungi kehidupan.
Pelajaran yang dapat diambil dari ayat 30 surah kedua ini ialah bahwa pengetahuan sangat penting untuk kehidupan.
Dengan pengetahuan kehidupan akan mudah. Sehingga posisi ilmu pengetahuan bagi manusia sangat penting dan berguna.
Pengetahuan juga berfungsi supaya manusia punya kemampuan memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik. Mana yang hak dan mana yang batil.
Agama Islam memberikan penghargaan yang tinggi bagi manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan (Al-Mujadalah ayat 11).
Allah SWT memberikan perintah supaya dalam bermasyarakat, manusia mampu menyelaraskan antara iman dan ilmu pengetahuan.
Menggunakan hati untuk memperoleh iman yang dalam dan menggunakan akal untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang tinggi.
Perpaduan akal dan hati inilah yang melahirkan kemampuan berzikir tentang Allah SWT dan berkemampuan berpikir tentang alam semesta.
Manusia yang seperti ini yang disebut ulul albab yang dapat hidup beragama dengan baik serta bisa hidup bermasyarakat dengan beradab (QS Ali Imran ayat 191).
Atau dengan bahasa lain yang populer ialah manusia yang bisa mencintai Tuhan dan juga bisa mencintai sesama manusia. Love of God and love of human.
Pantas para sosiolog mengatakan bahwa manusia yang bermasyarakat lebih sehat daripada orang yang menyendiri atau asosial karena pergaulan akan memberikan efek positif pada kesehatan fisik seseorang.
Sebuah studi menemukan bahwa indeks massa tubuh, tekanan darah, dan indikator buruk lainnya juga dipicu dari rasa kesepian.
Oleh karena itu, orang-orang yang mudah bergaul dan bermasyarakat atau memiliki teman baik berisiko lebih rendah mengalami gangguan kesehatan.***
___
Sumber: Majalah SM edisi 16-31 Juli 2023
Editor: FA