PMB Uhamka
Opini

Mengelola dan Memberdayakan Masjid sebagai Kekuatan Umat

×

Mengelola dan Memberdayakan Masjid sebagai Kekuatan Umat

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi (Unsplash)

Oleh: Ace Somantri – Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung

BANDUNGMU.COM – Sejak Nabi Muhammad SAW, masjid bukan hanya tempat salat secara formal, melainkan menjadi pusat gerakan pembaruan beragama berbagai bidang hidup dan kehidupan.

Catatan tegas dan jelas, wahyu pertama memberikan isyarat kepada umat Islam, yaitu sebuah perintah belajar dan pembelajaran menjadi gerakan pertama dan utama.

Al-Quran sejak 1.400  tahun yang lalu menjelaskan berbagai cara dan strategi umat Islam agar bisa menang melawan hawa nafsu diri dan para pengikutnya.

Dengan diketahui dan dipahami cara tersebut, hingga akhirnya mampu membangun peradaban dunia dengan penuh gemilang dengan hanya butuh waktu cukup 23 tahun.

Ada catatan bagi pengurus takmir masjid di mana pun, warga jemaah yang ada di sekitarnya dan telah menjadi umat Nabi Muhammad SAW, senantiasa wajib menjaga peradaban yang sudah terbangun.

Berbagi varian gerakan pembangunan dan pengembangan masyarakat Islam dari sejak awal selalu dengan pendekatan komunikasi dan silaturahmi, peduli berbagi, memahami dan mengerti, sehati dan mengikuti, tidak menyakiti dan membenci, serta tetap saling menasehati.

Baca Juga:  Hukum Salat Tarawih Dengan Cepat

Nabi wajib diteladani sebagai suatu konsekuensi beriman kepadanya. Tugas nabi dari ilahi yakni membenahi sikap dan perilaku umat yang banyak mengingkari ajaran-Nya.

Fakta dan realitas dalam kehidupan nyatanya banyak rupa, warna, dan ragam perilaku manusia dalam mendekati Sang Ilahi. Banyak cara, tetapi satu tujuan, yakni kepada Tuhan yang kuasa.

Namun, pada saat yang sama, umat Islam kebanyakan menerima ajaran lebih dominan diwarisi dari generasi ke generasi tanpa mempelajari lebih kritis dan konstruktif. Bahkan lebih prihatin kadang-kadang berhenti ketika tidak mengerti, bukannya belajar kembali menjadi santri ber-thalabul ilmi.

Masjid bukan milik warga apalagi seseorang diri hanya karena dia berinfak dan sedekah harta. Zakat, infak, sedekah ataupun jariah yang dikeluarkan hakikatnya bukan milik kita, melainkan milik Allah.

Baca Juga:  Harokatul Amal dan Minimnya Keteladanan di Muhammadiyah

Apa pun yang dikeluarkan, sekali lagi bukan milik kita. Bahkan bisa jadi ada harta yang bukan milik kita masih ada di saku dan dompet kita.

Dengan logic thingking tersebut, dapat dipahami bahwa masjid adalah milik Allah SWT. Apabila ada yang mengaku dan mengklaim masjid milik seseorang, itu tidak tepat.

Umat Islam hanya diberi amanah untuk metakmirkan masjid yang bedampak pada kualitas berislam umat. Itulah tugas yang sebenarnya yang harus dipahami dan dipraktikkan.

Kemudian, ada beberapa kegiatan takmir masjid yang sejatinya difokuskan di era digital saat ini.

Pertama, menjalankan pembelajaran anak-anak usia belia dengan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Ali Bin Abi Thalib, ”Didiklah anak sesuai dengan zamannya.”

Kedua, menjalankan pemberdayaan kesejahteraan umat. Fakir dan miskin secara hartawi diberdayakan hingga menjadi dermawan.

Ketiga, pengelolaan dana masjid menggunakan sistem aplikasi keuangan. Hal ini penting karena selain pemeliharaan fisik, difokuskan juga pada pendidikan dan pemberdayaan ekonomi umat.

Baca Juga:  Menemukan Konsep Masyarakat Islam Yang Sebenar-benarnya

Program masjid berkaitan peribadatan sudah berjalan seperti biasanya. Tata dan cara sudah disampaikan 14 abad yang lalu oleh Nabi Muhammad SAW.

Apabila masih ada yang belum tahu dan belum paham, malu untuk bertanya, banyak media yang dapat diakses di berbagi link yang tersedia.

Kemampuan memobilisasi potensi, kekuatan, dan keahlian jemaah saat ini lebih penting. Masjid bukan sekadar tempat ibadah mahdah semata, melainkan harus menjadi tempat lahirnya peradaban.

Semua itu bisa terwujud kalau masjid dikelola diberdayakan dengan memanfaatkan berbagai potensi yang ada di dalam diri jemaah. Masjid harus aktif menjadi motor penggerak.

Semoga Allah SWT dengan Rahman dan Rahim-Nya memberikan inspirasi serta motivasi kepada kita untuk menjadi khairu ummah.

Tentu dengan menjadikan masjid sebagai basis dan tempat karena masjid adalah kekuatan umat dari zaman nabi hingga hari ini.***

PMB Uhamka