BANDUNGMU.COM-Ini sebutan yang biasanya dialamatkan kepada seorang cerdas yang seolah mengerti dan mengetahui banyak hal. Konon, Hossein Nasr digolongkan ke dalam manusia jenis ini.
Polymath. Dapatkah ia diamsalkan kepada partai? Adakah partai yang memiliki “kecerdasan” dan kapasitas untuk seolah “mengetahui” banyak hal?
Kecerdasan
Kecerdasan partai adalah “kecerdasan” merumuskan strategi dan menangkap peluang untuk kekuasaan. Yang diburu partai adalah elektabilitas dan kemenangan. Partai seumpama organisme yang dilahirkan dengan tabiat dan watak “meraih”, “merebut” dan “mempertahankan” kuasa. Sebuah “kecerdasan” jangka pendek, sesaat dan tentu saja penuh dengan pragmatis-transaksional, begitu kata teman saya.
Dengan “kecerdasan” itu partai seolah “mengetahui” banyak hal. Apa yang diketahui? Mengetahui kapan harus melumpuhkan lawan. Kapan harus membuat siasat menista dan menjatuhkan bahkan jika itu kawan seperjuangan. “Tak ada lawan dan kawan abadi, yang ada adalah kekalnya kepentingan”, begitu nasihat bijaknya.
Di batok kepala partai tak ada ikhwal lain selain siasat, intrik dan muslihat. Ini berlaku untuk partai yang mengaku datang dari pusaran agama, sekular, punya garis ideologi kiri, kanan, serong kanan atau serong kiri.
Polymath. Sekali lagi, dapatkah ia diamsalkan ke partai? Preeet…. !!!
Dr. Radea Juli A. Hambali, M.Hum,. Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Sunan Gunung Djati Bandung.