BANDUNGMU.COM, Bandung — Ramadan 1444 Hijriah telah berakhir. Banyak kenangan indah dan mengesankan selama bulan suci ini.
Kaum muslim di berbagai tempat dengan penuh semangat beribadah puasa, salat tarawih, membaca Al-Quran, sedekah semakin semarak, dan amalan-amalan lainnya. Banyak berharap semoga amalan baik selama Ramadan ini diterima Allah.
Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat 2015-2022 Jamjam Erawan mengatakan bahwa bulan Ramadan seperti wisudawan di suatu kampus.
Segenap kaum beriman ditempa dengan ujian yang nyaris sama. Setelah melewati fase wisuda, ujian sesungguhnya berlangsung.
Apakah selama di kampus Ramadan, umat Islam dapat meneruskan amalan-amalan terbaik atau malah meninggalkannya.
“Tidak semua wisudawan setelah selesai diwisuda itu sukses di dalam kehidupannya, di tengah-tengah masyarakatnya, dipastikan hanya wisudawan yang bisa menjaga, memelihara dan mengembangkan ilmunya saja yang akan sukses itu,” ucap Jamjam dalam Gerakan Subuh Mengaji belum lama ini.
“Begitu juga kita di bulan Ramadan itu telah didik, dilatih, dan diberikan contoh oleh Nabi SAW untuk mengikuti mata kuliah puasa, tarawih, tadarus Al-Quran, zakat, infak, dan sedekah. Apakah akan menjadi lulusan terbaik atau tidak? Maka akan sangat bergantung pada bagaimana kita mampu menjaga, memelihara, mengembangkan amalan Ramadan itu di sebelas bulan yang akan datang,” tambah Jamjam.
Dalam rangka memelihara semangat Ramadan, menurut Jamjam, umat Islam dapat melakukan puasa sunah seperti puasa Syawal, puasa Dawud, puasa Senin dan Kamis, dan lain-lain.
Amalan sunah ini agar mampu mengontrol jiwa seorang hamba agar tidak terjebak pada laku aktivitas yang merugikan orang lain seperti berbohong, menghina, memfitnah, gibah, dan lain-lain.
Dalam hadis disebutkan, “Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja, melainkan puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan kotor.” (HR Ibnu Majah).
Selain itu, jika selama Ramadan telah terbiasa salat tarawih, dapat dilanjutkan dengan sembahyang tahajud.
Dalam Al-Quran disebutkan, “Dan pada sebahagian malam ari salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Allah mengangkat kamu ke tempat terpuji.” (QS Al-Isra: 79).
Aktivitas tadarus Al-Quran yang selama Ramadan rutin dilakukan dapat diteruskan karena memiliki segudang keutamaan.
Selain membaca, umat Islam juga diperkenankan untuk mempelajari tafsir Al-Quran yang telah ditulis para ulama seperti Tafsir At-Tanwir, Tafsir Al-Azhar, dan Tafsir Al-Misbah.
Pembacaan Al-Quran melalui kitab-kitab tafsir agar lebih dalam memahami kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini dan mengetahui perihal sebab turunnya ayat beserta nasikh dan mansukh.
Saat Ramadan umat Islam diwajibkan menunaikan zakat. Amalan ini dapat diteruskan dengan infak dan sedekah.
Menurut Jamjam, dengan menyerahkan infak dan sedekah, orang beriman akan selalu bersih jiwa dan raganya, dan membantu mereka yang kesulitan. Lebih dari itu, pahala sedekah akan terus mengalir walau ajal telah menjemput.
“Jika seluruh warga Muhammadiyah mampu melanjutkan tradisi amalan terbaik saat Ramadan, kita bukan hanya akan farhatun inda liqai Rabbihi (bahagia di samping Allah), melainkan akan farhatun inda dunyaihi (bahagia di dunia),” tandas Jamjam.***