BANDUNGMU.COM, Cianjur — Sebanyak 30 relawan kebencanaan mengikuti Pelatihan Jurnalistik Kebencanaan yang digelar oleh Pusat Studi Media Digital dan Kebijakan Publik Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, Lembaga Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu), dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Para relawan yang mengikuti pelatihan tersebut merupakan perwakilan dari Lazizmu dan Pengurus MDMC dari delapan wilayah di Jawa Barat. Di antaranya Kabupaten Cianjur, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari, Kamis-Jumat (09-10/05/2024), di Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kampung Rawacina dipilih karena lokasi tersebut pada 21 November 2022 terkena gempa bumi yang cukup besar. Selain itu, lokasi tersebut juga memegang peranan sangat penting bagi MDMC.
Pasalnya, selama kurang lebih satu tahun setengah, para relawan MDMC berada di lokasi membantu masyarakat, sehingga antara warga dengan MDMC memiliki kedekatan emosional yang kuat. Penerimaan warga terhadap kehadiran MDMC juga terjalin baik.
Keterampilan baru
Menurut Ketua Pusat Studi Media Digital dan Kebijakan Publik UMBandung, Roni Tabroni, kegiatan pelatihan jurnalistik kebencanaan digelar untuk menyadarkan para relawan bahwasanya informasi itu penting disamping aktivitas kerelawanan dalam penanggulangan bencana.
Maka para relawan perlu memiliki informasi yang masif dan lengkap terkait kondisi bencana di lokasi kejadian, sehingga mereka juga dapat menyebarluaskan informasi tersebut kepada para jurnalis sebagai materi awal.
“Pada penanganan bencana, mereka (relawan) sudah terbiasa. Dengan kegiatan ini mereka menambah satu keterampilan terkait dengan bagaimana cara menginfomasikan persoalan-persoalan kebencanaan ataupun penanganannya itu sendiri. Mereka nanti yang biasanya bekerja secara senyap, kita juga ingin mereka mensyiarkan ke publik apa yang sudah mereka lakukan di lapangan,” ujar Roni.
Guna memberi pemaparan informasi yang tepat, turut hadir beberapa narasumber dalam pelatihan ini. Seperti Hadi Muhammad Rizal, dosen UM Bandung, yang memberikan materi mengenai dasar-dasar jurnalistik.
Kemudian turut hadir wartawan senior Tribun Jabar Arief Permadi yang sekaligus dosen UM Bandung untuk memberikan materi teknik membuat rilis peristiwa dan penanganan kebencanaan.
Narasumber lainnya yakni Resti Ernawati, dosen UM Bandung sekaligus Produser Radio K-Lite 107,1 FM Bandung, dengan materi seputar media relations kebencanaan.
Lalu, Zaiul Khaq, Produser Lapangan CNN Indonesia dan News Anchor Transmedia Jawa Barat, sekaligus dosen UM Bandung. Ia memberikan materi mengenai teknik membuat video jurnalistik penanganan kebencanaan.
Terakhir, ada pula Agung Tirta Wibawa, dosen UM Bandung, dengan materi pembekalan mobile editing dan konten media sosial penanganan kebencanaan.
Langkah maju
Sekretaris MDMC Jawa Barat Ade Irvan Nugraha menuturkan bahwa kegiatan ini menjadi satu langkah maju bagi relawan. Pasalnya, selama ini relawan masih terkendala dari sisi penyebarluasan informasi sehingga aktivitas kebencanaan yang selama ini dilakukan kurang terpublikasikan kepada masyarakat.
“Dengan adanya kegiatan pelatihan jurnalistik kebencanaan ini, harapannya nanti teman-teman relawan di lapangan sudah dibekali ilmu bagaimana membuat konten berita untuk dipublikasikan ke teman-teman yang ada di luar, alhamdulillah ada pelatihan seperti ini,” tutur Ade.
Semangat para relawan dalam mengikuti pelatihan, tumbuh dari masih minimnya pengetahuan tentang mengumpulkan informasi dan dokumentasi, baik dari segi foto maupun video.
Sofiatu Rahmah Hidayah (32), salah satu peserta pelatihan perwakilan dari MDMC Kota Bogor, mengatakan bahwa selama ini dirinya masih sering terkendala dalam mengemas konten yang menarik dan data apa saja yang dibutuhkan. Dengan adanya pelatihan ini, perempuan yang akrab dipanggil Fia ini mendapatkan keterampilan jurnalistik kebencanaan.
“Alhamdulillah materi-materi yang diberikan bagus banget. Untuk aku yang orang lapangan, ternyata dalam pembuatan video dan lain-lainnya itu butuh keterampilan. Selama ini yang menurut aku sudah bagus, tetapi ternyata setelah dicek lagi masih ada kekurangan,” kata Fia.
Hal yang sama juga dirasakan Lui Andrian (32), peserta pelatihan dari perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Sukabumi. Lui mengaku, selama dua hari mengikuti pelatihan, banyak ilmu yang didapatkan. Mulai dari persiapan, perencanaan, proses di lapangan hingga, pasca kejadian dalam mempublikasikan informasi bencana.
“Sangat banyak memberikan ilmu tentang jurnalistik kebencanaan, di mana memang kita kerap salah menafsirkan tentang berita, terus teknik-teknik yang diajarkan sangat bermanfaat,” ujar Lui.
Wakil Ketua III yang membidangi program, penyaluran, dan pendayagunaan Lazismu Jabar, Endang Mahbub, yang turut hadir pada kegiatan ini, mengatakan bahwa Lazismu Jabar menggelontorkan kurang lebih dua miliar rupiah untuk penanganan bencana gempa di Cianjur.
Bantuan tersebut digunakan pada saat tanggap darurat, program-program, pasca bencana, hingga pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, ke depannya kegiatan-kegiatan yang dilakukan, kata Endang, dapat dikemas dengan baik oleh relawan di daerah dari sisi publikasi.
“Saya kira ini sebuah kegiatan yang luar biasa karena memberikan pemahaman dan peningkatan soft skill untuk teman-teman di daerah yang hari ini hadir. Mudah-mudahan mereka memiliki kemampuan untuk mengolah berita, baik tentang penanganan kebencanaan maupun pasca bencana, sehingga ini membantu penyebaran informasi kepada masyarakat,” tutur Endang.
Kegiatan pelatihan jurnalistik kebencanaan bagi relawan Muhammadiyah ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya diadakan. Sebelumnya, pelatihan serupa telah dilaksanakan pada 17-18 Februari 2024 di Villa Lamping Manglayang, Cilengkrang, Kota Bandung.
Pelatihan diperuntukkan bagi relawan yang ada di Bandung Raya. Rencananya, pelatihan serupa akan kembali digelar untuk para relawan di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Indramayu, pada Juli mendatang.
Harapannya agar aktivis MDMC di semua daerah di Jawa Barat terwakili untuk mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik kebencanaan.***(zk/psmdkp)