UMBandung
News

UM Kupang, Kampus Muhammadiyah dengan 80 Persen Mahasiswa Kristen

×

UM Kupang, Kampus Muhammadiyah dengan 80 Persen Mahasiswa Kristen

Sebarkan artikel ini

BANDUNGMU.COM, Kudus – Muhammadiyah dijadwalkan menggelar Tanwir di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada 4–6 Desember 2024. Meski mayoritas masyarakat Kupang beragama Kristen, keberadaan Muhammadiyah di wilayah tersebut memberikan manfaat yang dirasakan oleh semua lapisan masyarakat tanpa pengecualian.

Pesan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, saat menghadiri peresmian Kampus 2 SD Aisyiyah Multilingual Darussalam Kudus pada Jumat (29/11/2024).

Haedar menyampaikan bahwa Muhammadiyah menyebarkan kebajikan di seluruh penjuru tanah air dengan penuh keikhlasan sebagai wujud ibadah dan upaya nyata untuk memajukan peradaban anak-anak Indonesia serta seluruh bangsa tanpa diskriminasi.

Baca Juga:  Inilah Lokasi Salat Idul Adha 1444 H di Kota Bandung

Di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Muhammadiyah hadir untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, salah satunya melalui Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), yang berkomitmen menjadi perguruan tinggi inklusif bagi semua kalangan.

“Bahkan di UM Kupang itu, mahasiswanya lebih dari 80 persen merupakan saudara-saudara kita beragama Kristen,” ungkap Haedar.

Tidak hanya di Kupang, Haedar menjelaskan bahwa gerakan kebajikan Muhammadiyah juga menjangkau kawasan-kawasan terpencil yang sulit diakses. Bahkan, dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah sering hadir lebih awal dibandingkan pemerintah.

Baca Juga:  Fakultas Sains dan Teknologi UM Bandung Gelar Yudisium, Ini Pesan Dekan

Haedar berharap institusi pendidikan yang didirikan Muhammadiyah tidak hanya memperluas jangkauan dan bersifat inklusif untuk semua kalangan, tetapi juga mampu mendorong kemajuan melalui peningkatan kualitas pendidikan.

“Muhammadiyah tetap menjaga pandai nilai dalam pendidikan. Dasar segala hal dari eksistensi manusia itu pada akhlak. Akhlak berbasis iman dan takwa,” kata Haedar.

Menurutnya, membangun peradaban bangsa tidak dapat dipisahkan dari iman, takwa, dan akhlak mulia yang selaras dengan amanat konstitusi. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa tidak hanya berfokus pada pengembangan intelektualitas, tetapi juga memperkuat spiritualitas yang berlandaskan nilai-nilai religius.

PMB Uhamka