PMB Uhamka
News

Ciri dan Prinsip Jurnalis yang Menganut Prinsip Jurnalisme Profetik, Begini Kata Praktisi Media

×

Ciri dan Prinsip Jurnalis yang Menganut Prinsip Jurnalisme Profetik, Begini Kata Praktisi Media

Sebarkan artikel ini
Wakil Pemimpin Redaksi Harian Republika, Heri Ruslan, saat menyampaikan materi dalam "Seminar Jurnalisme Profetik" yang digelar UMBandung di Auditorium K.H. Ahmad Dahlan UMBandung, Senin (14/02/2022) pagi.***

BANDUNGMU.COM – Seperti apa jurnalis yang profesional itu? Mereka adalah orang yang menjalankan tugas jurnalistiknya dengan memegang teguh ciri dan prinsip jurnalisme profetik.

Apa itu jurnalisme profetik? Menurut Wakil Pemimpin Redaksi Harian Republika, Heri Ruslan, jurnalisme profetik bukanlah teori.

“Jurnalisme profetik itu karakter dalam diri seorang jurnalis. Ia harus memegang teguh empat sifat nabi dalam kesehariannya,” papar Heri.

Apa saja empat sifat nabi itu? “Misalnya sidiq, amanah, tablig, dan fatanah,” kata Heri Ruslan ketika menjadi pembicara dalam “Seminar Jurnalisme Profetik”, Senin 14 Februari 2022.

Baca Juga:  UM Bandung Gelar Webinar Bedah Proposal Penelitian Bidang Eksakta dan Sosial

Adapun yang menggelar kegiatan tersbeut adalah Prodi Ilmu Komunikasi UM Bandung yang bertempat di Auditorium KH Ahmad Dahlan UM Bandung.

Seorang jurnalis, sambung Heri Ruslan, mestilah sidik. Ia harus benar dalam memberitakan peristiwa.

Lalu Amanah. Bila jurnalis tidak amanah, bukan saja merusak reputasi profesi, melainkan dirinya sendiri.

“Kemudian tablig, menyampaikan yang benar dan tepat. Selanjutnya, fatanah, yakni dapat mendayagunakan akalnya agar berita tersebut mencerahkan manusia,” jelasnya.

Selain itu, ungkap Heri Ruslan, jurnalis juga hendaknya memiliki prinsip ethos, pathos, dan logos.

“Ethos itu punya kredibilitas, lalu pathos emosi, punya kepekaan terhadap kemanusiaan, dan logos, yakni logika,” papar Heri Ruslan, pria asal Sukabumi itu.

Baca Juga:  UAD Jadi Kampus Muhammadiyah Dengan Jumlah Guru Besar Terbanyak di Yogyakarta

Optimisme pembaca

Arief Permadi, wartawan Tribun Jabar pun menyampaikan bahwa jurnalis yang memiliki prinsip profetik ialah jurnalis yang membangkitkan optimisme pembaca.

“Mereka (jurnalis) bukan hanya memunculkan angka, melainkan tulisannya mampu menggugah kesadaran publik di tengah masyarakat,” ungkap Arief, yang juga dosen Ilmu Komunikasi UM Bandung.

Tak hanya itu, kata Arief, jurnalis juga hendaknya memiliki sifat santun, baik dalam sikap maupun tulisan.

“Walau jurnalis punya kebebasan dalam menulis, tetapi ia harus menjaga martabat kemanusiaan. Misalnya tidak mengeksploitasi korban kekerasan seksual,” ujarnya.

Baca Juga:  Asah Kemandirian, KB TK ABA 3 Kota Madiun Gelar Kemah Ceria di UMMAD

Jesika Sheril Alimansyah, mahasiswa Ilmu komunikasi angkatan 2020 UM Bandung, mengaku seminar ini membuka wawasan baru bagi dirinya.

Apalagi sebelumnya, Kaprodi Ilmu Komunikasi UM Bandung, Dra Euis Evi Puspitasari MSi menyampaikan bahwa jurnalisme profetik akan menjadi mata kuliah.

”Semoga hal itu bisa terwujud dengan lancar karena ini sangat bagus,” ungkapnya.

“Seminar Jurnalisme Profetik” berlangsung terbatas karena sedang dalam kondisi pandemi covid-19.

Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena menghadirkan para pembicara praktisi media yang sudah kaya pengalaman.***(Cecep Hasanuddin)

PMB Uhamka