Traveliana

Curug Citambur, Surga Tersembunyi di Dekat Perbatasan Bandung dan Cianjur

×

Curug Citambur, Surga Tersembunyi di Dekat Perbatasan Bandung dan Cianjur

Sebarkan artikel ini
Tangkapan layar Youtube Cianjur Turunan Kidul.

BANDUNGMU.COM, Cianjur – Curug Citambur adalah sebuah curug atau air terjun yang ketinggiannya kira-kira 130 meter di Kabupaten Cianjur bagian Selatan, Jawa Barat.

Curug Citambur memiliki tiga tingkatan air terjun. Tingkat pertama berketinggian 12 meter, tingkat kedua berketinggian 116 meter, dan yang paling atas adalah 2 meter.

Air curug yang berada di ketinggian kurang lebih 1.400 Mdpl ini terkenal sangat dingin dan memiliki debit air yang besar terlebih saat musim penghujan.

Kondisi tersebut membuat Curug Citambur selalu diliputi kabut tipis dan suara air jatuhannya yang begitu keras bergemuruh.

Curug Citambur yang dibatasai tebing curam dan debit air yang besar akan sangat berbahaya jika berada di bawah guyuran airnya.

Kondisi bebatuan yang banyak diselimuti lumut licin juga harus diwaspadai karena bisa menyebabkan pengunjung terjatuh kalau tidak hati-hati.

Mitos Curug Citambur

Ada dua versi kenapa curug itu bernama Curug Citambur. Versi pertama karena pada zaman dahulu suara setiap air yang jatuh dari atas curug ke kolam berbunyi “bergedebum” seperti suara tambur, sebuah alat musik tabuh yang dipukul.

Baca Juga:  Ini 7 Komunitas Unik di Bandung yang Kamu Harus Tahu, Ada tentang Kecantikan!

Namun seiring dengan menyusutnya volume air Curug Citambur, bunyi itu tidak terdengar lagi.

Ada juga versi lain yang tidak kalah menarik. Curug Citambuh dahulunya termasuk wilayah Kerajaan Tanjung Anginan yang dipimpin oleh seorang raja yang bergelar Prabu Tanjung Anginan.

Pusat kerajaannya berada di Pasirkuda yang kini termasuk Desa Simpang dan Desa Karangjaya.

Dugaan pusat kekuasaan di sana karena ada batu yang berbentuk kursi yang diyakini warga sebagai tempat duduk raja.

Sementara itu, nama Pasirkuda sendiri dipakai karena ada sebuah batu di bukit (pasir dalam bahasa Sunda) yang berbentuk kuda.

Pada saat kerajaan berdiri, setiap raja mau mandi ke curug selalu ditengarai dengan suara tambur yang ditabuh para pengawal.

Baca Juga:  Mau Wisata Memetik Jeruk Jepang? Yuk ke Mupu Jeruk

Suara berdebumnya alat musik tabuh itu terdengar cukup jauh sehingga warga Pasirkuda menyebutnya Curug Citambur.

Meskipun demikian, sampai hari ini masih belum diketahui sejarah dan masa keberlangsungan Kerajaan Tanjung Anginan tersebut.

Lokasi dan rute

Tepatnya Curug Citambur berlokasi di Desa Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Kalau perjalanan dari Kota/Kabupaten Bandung, mata Anda akan dimanjakan sepanjang perjalanan karena sisi kiri dan kanan jalan adalah kebun teh yang hijau.

Rute yang ditempuh untuk menuju Curug ini bisa diambil dari arah Bandung menuju ke Soreang lalu diteruskan ke wilayah Pasirjambu kemudian Ciwidey.

Selanjutnya ambilah rute menuju Wisata Alam Situ Patengan, sebelum sampai akan melewati pertigaan dekat kantor Kecamatan Rancabali.

Beloklah menuju ke arah kanan yaitu ke arah Perkebunan Teh Sinumbra dengan waktu tempuh sekitar kurang lebih 1,5 jam untuk melaju ke Desa Karangjaya.

Baca Juga:  Sungai Cikahuripan yang Berjuluk ”Green Canyon” Bandung Barat

Apabila Anda telah sampai di Kantor Desa Karangjaya, yang mana tempatnya berada di depan pintu masuk menuju Curug Citambur, dari gerbang tersebut perjalanan masih sekitar 200 meter hingga tempat parkir yang telah tersediakan.

Yang terakhir dilanjutkan berjalan kaki dari parkir ke area curug. Karena area di sekitar curug masih alami, banyak bebatuan, disarankan untuk menuju curug dengan berhati-hati.

Curug Citambur telah dibuka untuk pariwista oleh masyarakat sekitar. Tiket masuknya adalah Rp5.000-Rp7.000 termasuk parkir kendaraan roda dua ataupun roda empat.

Di antara fasilitas yang dimiliki oleh kawasan Curug Citambur ini di antaranya tempat parkir yang luas, toilet, musala, dan beberapa warung yang menjual bermacam-macam makanan dan minuman.***