BANDUNGMU.COM, Bandung – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr H Dadang Kahmad MSi mengajak sivitas UM Bandung banyak membaca.
Menurut Dadang, membaca merupakan salah satu perintah Allah yang harus dilaksanakan pemeluknya.
“Tidak ada dalam kitab suci orang lain yang menyuruh penganutnya untuk membaca, kecuali Islam,” kata Dadang saat menjadi pembicara dalam pengajian yang diadakan LPPAIK UM Bandung, Jumat 23 Desember 2022.
Dalam perintah membaca itu, sambung Dadang, tidak terdapat subjeknya. Sebab itu, “Buku-buku, jurnal, majalah, atau sejenisnya adalah sesuatu yang wajib kita baca,” papar Dadang.
Dadang berharap membaca menjadi tradisi bagi seluruh sivitas akademika UM Bandung.
“Membaca itu kewajiban, apalagi jika kita berada di dunia akademis. Tugas kita selain mengajar yaitu belajar, membaca, menulis, dan mempublikasikan karya,” tutur Dadang.
Hasil karya lewat membaca
Untuk menjadi seorang ahli di bidangnya, tambah Dadang, seseorang harus memiliki karya. Dan karya tersebut dihasilkan dari proses membaca.
“Saya punya pengalaman tentang anak saya yang kuliah di Australia. Sebelum dia menyusun disertasi, dia diwajibkan membaca 100 buku selama 1 tahun,” cerita Dadang.
Dalam proses membaca itu, ucap Dadang, sang anak harus melaporkan jumlah buku yang sudah dibaca.
“Tiap bulan dikontrol bacaannya. Setelah 6 bulan, ditanya lagi, sudah berapa buku dibaca? Ternyata 30 buku. Anak saya pun diminta menyusun proposal,” kisah Dadang mencontohkan tentang kultur akademik di luar negeri.
Ketua Bidang Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi PP Muhammadiyah itu pun menyebutkan tentang tradisi membaca penduduk Indonesia.
“Kata Unicef, dari jumlah penduduk Indonesia yang 270 juta, hanya 0,01% atau hanya 220.000 orang yang senang baca,” kutip Dadang.
Bahkan, mantan Ketua PWM Jawa Barat itu mengakui tak sedikit mahasiswa S3 yang malas membaca.
“Saya suka marah dengan anak-anak S3 sekarang. Mereka malas baca, bagaimana mungkin Anda bisa pintar?” tanya Dadang sambil mengingat ketika dia membimbing mahasiswanya.
Manfaat membaca
Orang yang enggan membaca, kata Dadang, mereka belum tahu dahsyatnya manfaat membaca.
“Membaca itu mengubah cara berpikir. Itu hanya didapat dengan pengetahuan. Dan pengetahuan diperoleh lewat membaca,” terang penulis produktif itu.
Tak hanya itu, orang yang rakus membaca, kata tokoh Sunda ini, akan menjadi pintar karena pengetahuannya banyak.
“Perbedaan orang banyak baca dengan tidak itu ketahuan. Orang banyak baca, saat ditanya jawabannya akan detail dan panjang,” kata Dadang.
Dadang mengingatkan sivitas UM Bandung dapat menjaga tradisi literasi sebagai ciri kaum intelektual.
“Kalau Anda bekerja di pasar tidak harus membaca. Karena ini lingkungan ilmu pengetahuan, jadi tugas Anda, di samping mengajar ya belajar untuk menjadi orang-orang pintar,” tutup Dadang.***(MBAF)