PMB Uhamka
News

Elli Nur Hayati Ungkap Fakta Mengkhawatirkan: Satu dari Tiga Anak Alami Gangguan Mental

×

Elli Nur Hayati Ungkap Fakta Mengkhawatirkan: Satu dari Tiga Anak Alami Gangguan Mental

Sebarkan artikel ini
Foto: muhammadiyah.or.id.

BANDUNGMU.COM, Bandung — Elli Nur Hayati dari Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat Aisyiyah mengungkap data terbaru yang menyatakan bahwa satu dari tiga anak mengalami gangguan mental, terutama depresi dan kecemasan.

Elli mengungkapkan fakta tersebut dalam Seminar Internasional di Auditorium KH Ahmad Dahlan Bandung pada Kamis (07/03/2024) sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Olympicad VII.

Kata Elli, masalah gangguan mental pada anak tidak hanya tanggung jawab anak. Namun, melibatkan tingkat yang lebih tinggi, seperti keluarga, warga komunitas, dan lingkungan.

Elli menegaskan bahwa keluarga, warga komunitas, dan lingkungan dapat menjadi faktor risiko sekaligus faktor protektif.

Baca Juga:  UM Bandung Terus Matangkan dan Pertajam Proposal Mahasiswa Melalui Coaching Clinic

Faktor risiko melibatkan masalah seperti bullying, pengalaman traumatik, dan kekerasan domestik.

Pada sisi lain, faktor protektif mencakup dukungan, perhatian, penggunaan smartphone yang tidak bermasalah, respons yang sensitif, perawatan kesehatan, dan deteksi dini gangguan mental.

Elli mengatakan bahwa penting untuk memperkuat faktor protektif sangat ditekankan. Pasalnya, pengalaman masa kecil dianggap sebagai penentu seberapa kuat mental seorang anak.

Sosialisasi juga dianggap sebagai langkah kunci, termasuk kesadaran bahwa diagnosis gangguan mental sebaiknya dilakukan oleh para ahli.

Dalam konteks pendidikan, Elli menekankan perlunya kepekaan sekolah terhadap gangguan mental pada siswa.

Baca Juga:  Tidak Sekadar Mencari Kemenangan, Elite Kontestan Pemilu 2024 Harus Menjadi Negarawan

Dengan demikian, dapat memberikan dukungan dan bantuan yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan mental anak-anak di lingkungan pendidikan.

Selain itu, ditekankan pula perlunya memperkuat peran keluarga sebagai dasar pembentukan fondasi mental, fisik, dan spiritual seseorang.

Hal ini menjadi krusial dalam mendukung kesejahteraan anak-anak dalam menghadapi tantangan mental.

Regulasi yang lebih ketat perlu diterapkan dalam penggunaan gadget dan media sosial karena dampaknya terhadap kesehatan mental anak-anak.

Langkah-langkah lain yang diusulkan melibatkan pemberian layanan deteksi dini untuk kesehatan mental dan layanan konseling.

Inisiatif ini dianggap sangat penting untuk mendeteksi gangguan mental sejak dini dan memberikan bantuan yang tepat kepada mereka yang membutuhkannya.

Baca Juga:  Kajian Islam di Majelis Taklim Harus Menjawab Persoalan Zaman

Semangat untuk mendorong terbentuknya lingkungan sekolah dan institusi yang ramah terhadap kesehatan mental juga perlu ditingkatkan.

Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung, tekanan dan stres diharapkan dapat berkurang sehingga memberikan ruang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak tanpa membebani mereka secara berlebihan.

Melalui langkah-langkah di atas, dosen ilmu psikologi Universitas Ahmad Dahlan ini berharap lembaga-lembaga sekolah Muhammadiyah dapat memberikan perlindungan dan dukungan yang lebih baik bagi kesejahteraan mental generasi muda di dunia pendidikan.***

PMB Uhamka