BANDUNGMU.COM, Bandung — Puasa merupakan ibadah yang membutuhkan kesiapan fisik dan mental, terutama bagi anak-anak yang belum mencapai usia balig. Dalam Islam, latihan puasa bagi anak dianjurkan dilakukan secara bertahap agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan ibadah ini tanpa tekanan berlebihan.
Pendekatan bertahap ini bertujuan tidak hanya membentuk kebiasaan. Namun, membangun pemahaman dan kesiapan spiritual sebelum mereka memasuki usia wajib berpuasa.
Kewajiban puasa dalam Islam dimulai ketika seseorang mencapai usia balig yang tandanya berbeda-beda bagi setiap individu. Anak perempuan biasanya memasuki balig setelah mengalami haid pertama, sedangkan anak laki-laki setelah mengalami mimpi basah atau menunjukkan perkembangan akal yang lebih matang. Karena usia baligh tidak seragam bagi setiap anak, latihan puasa sebelum balig menjadi kesempatan emas untuk membentuk kebiasaan tanpa adanya tekanan kewajiban.
Metode latihan puasa yang dianjurkan tidak menuntut anak untuk langsung berpuasa penuh hingga maghrib. Sebaliknya, mereka dapat memulai dengan durasi yang lebih pendek, seperti hingga pukul sepuluh pagi, lalu bertahap hingga zuhur, asar, dan akhirnya Magrib. Pendekatan ini memberikan waktu bagi tubuh dan mental anak untuk beradaptasi sehingga mereka bisa berpuasa dengan nyaman dan tanpa paksaan.
Peran orang tua dalam memberikan motivasi sangat penting dalam proses ini. Orang tua dapat mendukung anak dengan memberikan apresiasi atas usaha mereka, misalnya dengan ungkapan seperti, “Masyaallah, dulu Ayah dan Bunda belum bisa sepertimu saat seusiamu. Besok kita coba sampai zuhur, ya?” Kalimat positif seperti ini dapat membangun rasa percaya diri anak dan membuat mereka lebih termotivasi dalam menjalankan ibadah puasa.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, metode bertahap dalam latihan puasa ini tidak hanya membantu anak-anak, tetapi relevan bagi mereka yang baru memeluk Islam. Seorang mualaf yang masuk Islam sebelum Ramadan dapat terlebih dahulu berlatih berpuasa di bulan Rajab dan Sya’ban. Dengan demikian, ketika Ramadan tiba, ia sudah lebih siap menjalankan ibadah ini dengan kesadaran penuh dan kenyamanan.
Pendekatan bertahap ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang memberikan kemudahan bagi pemeluknya dalam menjalankan ibadah. Tidak ada unsur pemaksaan dalam berpuasa, melainkan proses bertahap yang disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan individu. Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang menghargai fitrah manusia dalam melaksanakan syariat.
Dengan demikian, latihan puasa bagi anak-anak sebaiknya dimulai sejak dini dan dilakukan secara bertahap sebelum mereka mencapai usia baligh. Tidak ada batasan usia yang pasti karena setiap anak memiliki kesiapan yang berbeda-beda. Yang terpenting adalah memberikan pengalaman berpuasa yang menyenangkan dan tidak membebani, sehingga mereka dapat menjalaninya dengan kesadaran dan kecintaan terhadap ibadah ini.
Islam tidak hanya menekankan kewajiban, tetapi memahami kondisi dan keterbatasan manusia dalam menjalankan syariat dengan penuh kebijaksanaan. Oleh karena itu, pendekatan bertahap dalam latihan puasa menjadi cara terbaik untuk menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang.***