PMB Uhamka
Edukasi

Hari Lahir Pancasila, Presiden Jokowi: Dengan Persatuan dan Gotong Rorong Kita Akan Keluar Sebagai Pemenang di Masa Sulit

×

Hari Lahir Pancasila, Presiden Jokowi: Dengan Persatuan dan Gotong Rorong Kita Akan Keluar Sebagai Pemenang di Masa Sulit

Sebarkan artikel ini
Presiden Joko Widodo dalam peringatan Hari Lahir Pancasila 2021. (Foto: tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden).

BANDUNGMU.COM – Hari ini, Selasa 1 Juni 2021, diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Pancasila adalah falsafah dan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang digagas oleh pendiri bangsa, salah satunya Bung Karno.

Dalam momen bersejarah dan sakral ini, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa bangsa Indonesia telah sukses melewati berbagai zaman dengan berpedoman kepada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga berkeyakinan bahwa masa-masa sulit yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini akan mampu dilewati.

”Bangsa yang besar ini telah melayari pelbagai zaman dengan berpedoman kepada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Berpegangan pada nilai-nilai itu pula, dengan persatuan dan gotong royong, kita akan kembali melewati masa-masa sulit ini, dan keluar sebagai pemenangnya,” tulis Presiden Joko Widodo dalam akun Instagramnya, Selasa 01 Juni 2021.

Baca Juga:  Tingkatkan Publikasi Kajian Telekomunikasi, ITB dan UIN Bandung Gelar ICWT 2024

Melihat kembali sejarah hari lahir Pancasila

Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Bagaimana sejarah lahirnya dasar negara itu? Berikut sejarah singkatnya yang dikutip dari laman resmi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Selasa 1 Juni 2021.

Hari lahir Pancasila jatuh pada 1 Juni yang ditandai oleh pidato yang dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pada 1 Juni 1945 dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan). Pidatonya pertama kali mengemukakan konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia.

Adapun sejarahnya berawal dari kekalahan Jepang pada perang pasifik. Mereka kemudian berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia dan membentuk sebuah lembaga yang tugasnya untuk mempersiapkan hal tersebut.

Lembaga ini dinamai Dokuritsu Junbi Cosakai. Pada sidang pertamanya di tanggal 29 Mei 1945 yang diadakan di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila), para anggota membahas mengenai tema dasar negara.

Baca Juga:  Inilah 5 Jejak Bung Karno di Bandung

Sidang berjalan sekitar hampir lima hari, kemudian pada 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas.

Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai Panitia Sembilan.

Baca Juga:  Hizbul Wathan Sang Pengawal Pancasila

Panitia tersebut beranggotakan Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.

Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.

Hari Lahir Pancasila

Dikutip dari Detik.com, Selasa 1 Juni 2021, secara resmi, tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila pada 2016 lalu. Saat itu, Presiden Joko Widodo menyampaikannya pada peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, di Gedung Merdeka, Bandung.

Hari Lahir Pancasila juga diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016. Setiap tanggal 1 Juni kemudian ditetapkan sebagai hari libur nasional.

PMB Uhamka
buku