PMB Uhamka
Sosbud

Inilah 5 Jejak Bung Karno di Bandung

×

Inilah 5 Jejak Bung Karno di Bandung

Sebarkan artikel ini
Foto: bandung.go.id.

BANDUNGMU.COM — Bandung beruntung pernah disinggahi dan ditinggali oleh sang proklamator Bung Karno. Putra sang fajar ini telah meninggalkan berbagai jejak yang sejatinya kita telusuri dan pahami.

Ke Bandung, Bung Karno tudak sekadar menuntut ilmu lalu menjadi pemimpin negara, tetapi Bung Karno juga meninggalkan banyak jejak di Kota Kembang ini yang menarik diulik.

buku

Apa saja jejak-jejak Bung Karno selama di Bandung? Simak ulasan berikut yang dikutip dari laman bandung.go.id, Selasa 07 Juni 2022.

1. Rumah Ibu Inggit

Rumah Inggit Garnasih adalah rumah yang berada di Jalan Ciateul No. 8 Bandung (sekarang Jalan Inggit Garnasih).

Rumah ini merupakan wujud penghormatan kepada seorang perempuan yang ikut merintis kemerdekaan Indonesia, yaitu Inggit Garnasih.

Seperti diketahui, Inggit adalah salah satu istri Bung Karno. Saat itu, Soekarno muda hendak melanjutkan sekolahnya di Bandung.

Ia kemudian bersekolah di Technische Hoogeschool atau Sekolah Teknik Tinggi yang kini jadi Institut Teknologi Bandung (ITB).

Setelah menikah dengan Inggit, keduanya pun tinggal di rumah ini. Selanjutnya, rumah ini menjadi saksi perjuangan Bung Karno untuk mencapai kemerdekaan Republik Indonesia sebelum dirinya dan Inggit Garnasih dibuang ke Flores dan Bengkulu.

Ia sering melakukan pertemuan dan diskusi dengan kawan-kawannya di rumah ini dan berhasil membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927, Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, dan sebagai ganti dari PNI terbentuklah PARTINDO pada 29 April 1931.

Baca Juga:  Ketika Sri Mangkunegara VIII Bergabung Jadi Anggota Muhammadiyah

Berbagai sumber menyebut rumah ini ditempati Inggit Garnasih dan Soekarno sejak 1926 sampai dengan pertengahan 1934 yang saat itu masih berbentuk rumah panggung. Selanjutnya, rumah tersebut ditempati oleh Inggit untuk kedua kalinya seorang diri pada 1949 sampai 1984.

2. Gedung Indonesia Menggugat

Awalnya gedung ini merupakan tempat tinggal Belanda yang dibangun pada 1907. Sepuluh tahun kemudian, bangunan tersebut beralih fungsi menjadi Landraad atau Pengadilan Pemerintahan Kolonial Belanda.

Dekade 1930-an, Landraad digunakan untuk mengadili para pejuang kemerdekaan. Bung Karno menjadi salah satu yang diadili.

Pada saat diadili, Bung Karno memberontak dalam sidang dan melakukan pembelaan dengan judul “Indonesia Menggugat”.

Peristiwa tersebut sangat mengegerkan Belanda hingga akhirnya pembelaan Bung Karno tersebut dijadikan nama untuk gedung tersebut yang masih digunakan hingga sekarang.

Sepanjang perjalanannya, gedung ini mengalami beberapa perubahan fungsi. Mulai dari kantor Palang Merah Indonesia (PMI) dekade 1950-an, Gedung Keuangan (hingga 1973), dan juga Kantor Dinas Perdagangan & Perindustrian Provinsi Jawa Barat (1973-1999).

Setelah mengalami pengubahan fisik, gedung tersebut diberi nama menjadi Gedung Indonesia Menggugat oleh mantan Gubernur Jawa Barat HC Mashudi pada 2005.

Baca Juga:  Selamat Hari Buku Anak Sedunia dan Secuplik Cerita DAR! Mizan

Baru pada 2007, Gedung Indonesia Menggugat (GIM), secara resmi dibuka untuk umum dan menjadi gedung cagar budaya kelas A yang harus dirawat dan dijaga.

Saat ini, gedung tersebut digunakan sebagai ruang berkumpul para seniman, wartawan, dan guru. Beberapa kegiatan yang dilakukan di sana antara lain apresiasi puisi, kegiatan seni, seminar, hingga diskusi.

3. Institut Teknologi Bandung

Institut Teknologi Bandung (dulu bernama de Techniche Hoogeschool te Bandung) berdiri pada 3 Juli 1920 di bawah Pemerintah Kolonial Belanda.

Laman resmi ITB menyebut, sejak resmi dibuka untuk tahun kuliah 1920 hingga 1921, terdaftar 28 orang mahasiswa TH dengan hanya ada 2 orang Indonesia.

Soekarno sempat meninggalkan jejak di kampus ini. Tercatat pada 3 Juli 1926, Soekarno menjadi insinyur dari kampus ini. Ia masuk sebagai satu dari empat insinyur pribumi pertama di kampus ini. Hingga saat ini, Institut Teknologi Bandung masih jadi salah satu perguruan tinggi favorit yang ada di Kota Bandung.

4. Penjara Banceuy

Penjara ini identik dengan perjalanan Soekarno dalam memproklamirkan kemerdekaan. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada Desember 1929 dan dipenjara di sini.

Berbagai sumber menyebut di penjara itu, Soekarno menempati sel nomor 5 yang hanya berukuran 2,5 x 1,5 meter dan berisi kasur lipat juga toilet non permanen.

Baca Juga:  Sejarah Gedebage, Daerah Pengangkutan Barang Sejak Zaman Kolonial

Pada ruangan pengap ini pula Bung Karno menyusun pidato pembelaan (pledoi) yang dibacakan pada sidang Pengadilan Hindia Belanda di Gedung Landraad (kini Gedung Indonesia Menggugat) di Jalan Perintis Kemerdekaan (dahulu Jalan Gereja). Pledoi dengan judul Indonesie Klaagt Aan (Indonesia Menggugat) pun menjadi terkenal.

Pada perkembangannya, tahun 1983, bangunan Penjara Banceuy dirobohkan untuk dijadikan pertokoan yang kelak bernama Banceuy Permai. Sementara Penjara Banceuy dipindahkan ke Jalan Soekarno-Hatta.

Hanya satu sel bekas Soekarno dan salah satu bagian menara pengawas dari bangunan penjara ini yang dibiarkan tersisa hingga sekarang.

5. Penjara Sukamiskin

Penjara ini dibangun pada 1918 dengan gaya arsitektur Eropa oleh seorang arsitek bernama CP Wolff Scjoemaker. Di penjara ini Soekarno pernah menghuni kamar nomor 1 blok timur atas. Ia menjalani hukuman di salah satu sel dari 552 sel penjara Sukamiskin.

Bung Karno ditahan karena saat itu memiliki konflik politik dimana Ia bertentangan dengan Penguasa Belanda. Kini sel penjara yang pernah ditempati Bung Karno tersebut dijadikan sebuah museum dan diberi tulisan: “Bekas Kamar Bung Karno”.

Lapas ini juga menjadi saksi atas lahirnya sebuah karya buku berjudul “Indonesia Menggugat” yang ditulis oleh Bung Karno.***

PMB Uhamka
Sosbud

BANDUNGMU.COM — Pada 1917-1923, pemerintah Hindia Belanda membangun…

buku