UMBandung
Edukasi

Ini 4 Tanggung Jawab UM Bandung Pasca Muktamar, Apa Saja?

×

Ini 4 Tanggung Jawab UM Bandung Pasca Muktamar, Apa Saja?

Sebarkan artikel ini
Ketua BPH UM Bandung Dadang Kahmad
Dokumentasi Promosi dan PMB UM Bandung.***

BANDUNGMU.COM, Bandung – Sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), UM Bandung harus menjadi kampus inspiratif dan progresif.

Untuk itu, universitas yang berumur 6 tahun itu harus mampu meningkatkan kualitas, baik dari sisi sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana.

Hal itu sesuai dengan program kerja Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027, terutama poin keempat.

Poin tersebut menyatakan: berkembangnya amal usaha yang unggul, mandiri, dan sinergis serta merata di berbagai penjuru tanah air dan mancanegara melalui layanan publik, dan standar yang berkualitas.

Ketua BPH UM Bandung Prof Dr Dadang Kahmad MSi mengemukakan tentang itu ketika menjadi pembicara dalam pengajian rutin yang digelar LPPAIK UM Bandung, Jumat 23 Desember 2022.

Baca Juga:  Disrupsi dan Digitalisasi Pendidikan

Pengajian dengan tema “Tanggung Jawab UM Bandung Pasca Muktamar” berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, UM Bandung.

Dadang mengingatkan bahwa program kerja PP Muhammmadiyah berlaku bagi warga persyarikatan dari level atas hingga bawah.

“Program kerja ini mengikat, mulai dari pusat, wilayah, daerah, ranting, bahkan AUM, termasuk UM Bandung,” tandas penulis buku Tarekat dalam Islam: Spiritualitas Masyarakat Modern itu.

Tanggung jawab UM Bandung pasca muktamar

Menurut salah satu tokoh yang masuk dalam buku Apa & Siapa Orang Sunda ini, UM Bandung memiliki 4 tanggung jawab pasca muktamar. Apa itu?

Pertama, melaksanakan program kerja sesuai dengan tagline “Unggul dan Berkemajuan”.

“UM Bandung harus ada peningkatan dalam hal apa pun,” kata mantan Direktur Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu.

Baca Juga:  Kang Yana Optimis Herd Immunity Kota Bandung Tercipta Dua Bulan de Depan

Kedua, mengembangkan amal usaha yang unggul, mandiri, dan sinergis serta merata melalui layanan publik, dan standar yang berkualitas.

“UM Bandung akreditasinya harus unggul,” ungkap Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.

Ketiga, memahami dan mengaktualisasikan Islam Berkemajuan dalam kehidupan pribadi, lingkungan kampusm, maupun kehidupan sosial yang lebih luas.

“Ciri Islam berkemajuan itu tauhidnya murni. Tidak percaya klenik. Kalau percaya klenik, pasti hamburkan biaya. Misalnya, mau bangun UM Bandung harus ada sesajen buat para mahluk halus, itu kan butuh uang,” papar Dadang.

Sebaliknya, sambung Dadang, bila sivitas UM Bandung tidak melakukan kemusyrikan, maka hidupnya akan efektif.

“Lalu menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Contoh, orang Muhammadiyah itu, kalau dia sakit ya pergi ke dokter, bukan ke dukun,” tegas pria kelahiran Garut itu.

Baca Juga:  Mahasiswa UMM Ciptakan Radar Pelacak Barang untuk Keamanan Laut Indonesia

Keempat, membantu menyelesaikan persoalan yang muncul seperti yang dinyataan dalam isu-isu strategis, baik pada umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.

“Saat Covid-19, Muhammadiyah menyumbang kurang lebih 1 triliun untuk tanggulangi pandemi. Juga menyiapkan 117 rumah sakit untuk bantu para korban covid,” ucap Dadang.

Tak boleh merasa puas

Selain itu, Dadang juga meminta sivitas UM Bandung bersemangat memajukan kampus demi menjalankan amanat KH Ahmad Dahlan.

“Tidak boleh puas dengan apa yang sudah dicapai. Kita harus seperti matahari, terus menyinari, mencerahkan bangsa lewat pendidikan,” tutup Dadang.***(CH)

PMB UM Bandung