BANDUNGMU.COM, Bandung — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung Miftah Faridl menyerukan kepada seluruh umat Islam, khususnya para jamaah yang telah menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadan, untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap kualitas ibadah yang telah dijalankan.
Ajakan ini disampaikan dalam sebuah pengajian silaturahmi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sukajadi, Kota Bandung, pada Ahad (13/04/2025).
Dalam ceramahnya di hadapan jamaah yang berkumpul di Panti Asuhan Kuncup Harapan, Jalan Mataram Nomor 1, Kiai Miftah menekankan pentingnya mengukur keberhasilan ibadah puasa dengan tolok ukur yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam.
Dia merujuk pada firman Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 183 yang menjelaskan bahwa tujuan utama dari ibadah puasa adalah untuk mencapai derajat ketakwaan.
Kemantapan iman
Lebih lanjut, Kiai Miftah menjelaskan mengenai potret ketakwaan yang seharusnya tercermin dalam kehidupan seorang muslim pasca Ramadan. Menurutnya, ketakwaan diwujudkan dalam kemantapan iman yang kokoh dan pelaksanaan ibadah salat yang khusyuk dan berkesinambungan.
Dia juga mengutip ayat Al-Quran yang menyebutkan bahwa orang-orang yang bertakwa senantiasa meluangkan waktu untuk beristighfar, terutama pada waktu malam.
Tidak hanya berfokus pada aspek ritual, Kiai Miftah juga menyoroti dimensi sosial dari ketakwaan. Dia menyatakan bahwa seorang muslim yang benar-benar bertakwa adalah individu yang mandiri secara ekonomi, memiliki kepedulian untuk berbagi dengan sesama, serta senantiasa menjaga dan mempererat tali silaturahmi. Karakteristik ini, menurutnya, merupakan warisan luhur dari para pendiri Muhammadiyah yang patut untuk terus dilestarikan.
Kiai Miftah menuturkan bahwa puasa yang dijalankan dengan penuh kesungguhan akan menanamkan nilai-nilai kesabaran dan membentuk jiwa besar dalam diri seorang muslim.
Dia menambahkan, seseorang yang dididik melalui ibadah puasa akan mampu mengendalikan diri dari sifat pendendam dan selalu siap memaafkan kesalahan orang lain. Menurutnya, sikap ini merupakan inti dari silaturahmi, yang seharusnya tidak hanya dihidupkan di bulan Syawal, tetapi menjadi kebiasaan yang terus berlanjut sepanjang waktu.
Pengajian silaturahmi yang mengusung tema “Implementasi Ketulusan dan Kejujuran dalam Kehidupan adalah Kunci Utama Keberhasilan Ibadah Saum Ramadan” ini menjadi penutup dari serangkaian kegiatan Ramadan yang telah dilaksanakan oleh PCM Sukajadi sejak awal bulan suci.
Dua alasan
Pada kesempatan ini, Ketua PCM Sukajadi, Rahmat Sonjaya, dalam sambutannya, menyampaikan dua alasan utama mengapa kegiatan silaturahmi tahun ini diadakan di Panti Asuhan Kuncup Harapan.
Alasan pertama, menurut Rahmat Sonjaya, adalah sebagai pengingat bagi seluruh anggota Muhammadiyah Sukajadi mengenai sejarah kepemilikan tanah dan bangunan Panti Asuhan Kuncup Harapan yang telah diwakafkan kepada Muhammadiyah berdasarkan akta wasiat tahun 1986 yang disaksikan oleh sejumlah ulama, termasuk Miftah Faridl.
“Kedua, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat peran persyarikatan sebagai gerakan amal yang berorientasi pada solusi permasalahan umat melalui berbagai lembaga sosial, kesehatan, dan pendidikan,” tegas Sonjaya.
Lebih lanjut, Sonjaya menegaskan komitmen PCM Sukajadi untuk terus mengawal keberlangsungan Panti Asuhan Kuncup Harapan. Dia menyampaikan bahwa pihaknya menyadari adanya dinamika dan sengketa hukum terkait panti asuhan tersebut.
“Namun, PCM Sukajadi berjanji akan terus berjuang hingga akhir untuk memastikan panti asuhan tersebut kembali sepenuhnya berada di bawah naungan persyarikatan Muhammadiyah,” tandas Sonjaya.***(Aqbil)