BANDUNGMU.COM, Surakarta — Potensi Muhammadiyah Jawa Tengah di bidang pendidikan tinggi menjadi bukti kiprah Muhammadiyah dalam memajukan pendidikan di Jawa Tengah.
Dalam rangka menguatkan pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Jawa Tengah, PWM Jateng menggelar Rakor di Ruang Seminar Gedung Induk Walidah UMS pada Selasa (14/05/2024).
Hadir dalam Rakor ini Ketua PWM Jawa Tengah KH Tafsir, Sekretaris PWM Jawa Tengah Dodok Sartono, Bendahara PWM Jawa Tengah Sofyan Anif, Wakil Ketua PWM Jawa Tengah Jumari dan Ibnu Hasan, Ketua LP-PTMA Harun Joko Prayitno, Sekretaris LP-PTMA Budi Santoso, serta para Pimpinan PTMA se-Jawa Tengah.
Bendahara PWM Jawa Tengah, yang juga Rektor UMS, Sofyan Anif, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa UMS dalam perjalanannya selalu menjaga kualitas agar mampu menjaga kepercayaan masyarakat.
“Kadang-kadang saya itu takut kalau jumlah mahasiswa baru tahun ini menurun dari tahun sebelumnya. Maka, menurut laporan, jumlah calon mahasiswa yang mendaftarkan diri per hari ini sudah 12.000, adapun yang sudah registrasi ulang sejumlah 3.000, angka ini naik 4 persen dari tahun lalu,” ucap Sofyan.
Selain itu, Sofyan juga menyampaikan bahwa, 80 persen program studi di UMS telah terakreditasi unggul dan masih akan terus bertambah. Upaya ini dilakukan untuk menjaga kualitas pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa.
Selanjutnya, Ketua PWM Jawa Tengah KH Tafsir menyampaikan terima kasih kepada segenap Pimpinan PTMA yang telah hadir dalam Rakor ini.
Ia menyampaikan bahwa Muhammadiyah Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan dan peningkatan AUM yang cukup signifikan, khususnya pada segmen kesehatan dan pendidikan tinggi.
“Di Jawa Tengah itu terdapat 27 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah. Dari 27 itu kemudian 12-nya adalah universitas. Mungkin ini terbanyak se-Indonesia, khususnya Muhammadiyah. Setahu saya, Jawa Timur itu ada 8. Namun, dari 27 itu, sebagian stagnan. Maka, dua periode ini PWM Jawa Tengah membentuk Lembaga Pengembangan Perguruan Tinggi,” ucap KH Tafsir.
Doktor Bidang Studi Islam UIN Walisongo Semarang ini menyampaikan bahwa sebenarnya UPP yang mengurusi PTMA hanya ada di PP Muhammadiyah, yakni Majelis Diktilitbang.
Namun, tambah KH Tafsir, karena kebutuhan akan pengembangan seluruh PTMA di Jawa Tengah, maka PWM Jawa Tengah mendirikan LP-PTMA.
“Kami mendirikan lembaga ini dalam rangka membantu pengembangan perguruan tinggi, yang tidak semuanya tersentuh oleh Majelis Dikti PP Muhammadiyah,” imbuhnya.
Selanjutnya ia juga menceritakan proses pendirian Akademi Kesehatan Muhammadiyah Temanggung (AKMT), di mana antara Majelis Dikti PP Muhammadiyah dan PDM Temanggung memiliki keinginan yang berbeda.
“Jadi, saat pendirian, PDM Temanggung menghadap PWM dan meminta agar diberikan rekomendasi untuk mendirikan perguruan tinggi. Beberapa hari setelahnya, saya ditelefon Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah agar PDM Temanggung dipahamkan untuk tidak melanjutkan proses pendirian perguruan tinggi. Maka, saya harus menjadi komunikator antara PDM dengan Majelis Dikti,” ucap KH Tafsir.
KH Tafsir kemudian membuka Rakor PTMA se-Jawa Tengah dilanjutkan pemaparan oleh LP-PTMA PWM Jawa Tengah.***